Novel I Was Caught up in a Hero Summoning, but That World Is at Peace Indonesia
Chapter 155


Yang Mulia, Raja, yang datang mengunjungiku di kamarku, menyapaku dengan sopan dan kemudian, masuk ke kamar. 

Setelah itu, dia mengalihkan pandangannya dengan mata yang penuh ketajaman dan ketenangan kepadaku, dan perlahan membuka mulutnya. 

[…… Miyama-dono, itu mungkin kasar padaku, tapi apakah kau keberatan jika aku mengendurkan kata-kataku?] 

[Eh? Ah iya. Sebaliknya, memanggilku dengan "-dono" tidak perlu.] 

[Begitu, terima kasih. Kalau begitu, aku akan memanggilmu Miyama-kun. Kau juga bisa memanggilku bukan dengan namaku, Ryze, dan tanpa Yang Mulia, Raja.] 

[Ya.] 

Yang Mulia, Raja...... Ryze-san kemudian kembali ke cara yang mungkin adalah cara berbicara aslinya yang biasa, dan menatapku dengan ekspresi serius. 

[Baiklah, mari beralih ke topik utama dari kunjungan mendadakku.] 

[Ya.]

Setelah percakapan pendahuluan, Ryze-san bergerak di depanku dan membungkuk dalam-dalam dengan kedua lututnya di tanah. 

[Sekali lagi, aku ingin meminta maaf kepadamu. Aku benar-benar minta maaf.] 

[Apa !? Eh? To-Tolong angkat kepalamu! Jika ini tentang permintaan maaf, aku sudah menerimanya beberapa waktu yang lalu, kan !?] 

[Tidak, itu hanya "permintaan maaf sebagai Raja Symphonia". Permintaan maaf dari seseorang yang terbebani oleh negaranya tidak bisa benar-benar tulus…… Itu akan masuk akal jika aku membuang otoritasku sebagai Raja sebagai permintaan maaf.] 

[Su-Sudah tidak apa-apa! Ryze-san telah sepenuhnya menyampaikan perasaanmu kepadaku! Tolong angkat kepalamu!] 

Ryze-san meminta maaf sekarang, bukan sebagai raja yang dibebani oleh negaranya, tapi sebagai pribadi.

Dia ingin meminta maaf dari lubuk hatinya, bukan untuk kepentingan nasional….. Aku sangat senang dengan apa yang dia rasakan, tapi fakta bahwa seseorang yang lebih dari sepuluh tahun lebih tua dariku sedang berlutut membuatku merasa malah agak menyesal. 

Bagaimanapun, ketika aku mengatakan kepadanya bahwa aku menerima permintaan maafnya, Ryze-san menundukkan kepalanya selama beberapa detik sebelum dia perlahan berdiri. 

[…..Terima kasih. Dipanggil ke dunia lain oleh Sihir Pemabggil Pahlawan, itu akan membuatmu cemas karena dipaksa menghabiskan waktu di dunia asing, jauh dari dunia yang selalu kau kenal, meskipun itu hanya untuk jangka waktu terbatas. Jika aku memikirkan itu, aku seharusnya tidak bertindak seperti itu.] 

[…………..]

[Mengingat hal itu, setelah kau mendapatkan banyak kenalan, aku tiba-tiba menarik tanganku dan meminta maaf….. Aku mungkin terlihat sangat konyol. Aku tidak keberatan bahkan jika aku ditertawakan karena menjadi raja yang bodoh.]

[…… Ada alasan untuk itu, bukan?] 

[……………… ..] 

Kata-kata yang diucapkan oleh Ryze-san pasti menunjukkan ketulusan, dan emosi yang kubaca dengan Sihir Simpati juga menunjukkan penyesalan yang dalam . 

Aku benar-benar tidak percaya bahwa dia akan melakukan hal seperti itu hanya karena dia tidak menyukai seseorang. 

[Itu bukan karena Lilia-san menggemaskan, kan?] 

[…… Lilianne itu menggemaskan. Dia adik perempuanku yang berharga……] 

[Namun, itu bukanlah alasan utama dari kejadian itu, kan?]

[…… Aku pernah mendengar beberapa hal tentangmu dari vixen itu, tapi sepertinya kau benar-benar memiliki mata yang tajam.] 

Setelah mengatakan itu dan mendesah kecil, Ryze-san melihat ke arah sofa yang disediakan di ruangan itu dan bertanya padaku apakah ia boleh duduk. 

Ketika aku mengangguk sebagai jawaban, Ryze-san duduk di sofa, dan sambil menatap lurus ke arahku, dia membuka mulutnya. 

[…… Aku…… mungkin takut padamu.] 

[…… Takut?] 

[Ya, kau bukan satu-satunya orang dari dunia lain yang tidak bisa kutemukan apa yang kau lakukan di masa lalu…… Kurasa nama mereka Aoi-kun dan Kusunoki-kun? Aku harus meminta maaf kepada para gadis lagi. Aku harus minta maaf karena membuat mereka cemas atas hal yang tidak perlu……] 

[Kecemasan yang tidak perlu?] 

[…… Akulah yang menginstruksikan Count Doukas untuk memandangi mereka.]

Count Doukas? Siapa itu?…… Ahh, apakah dia berbicara tentang Count Toady yang kami temui di kuil !? 

Tunggu? Dia diinstruksikan oleh Ryze-san? Apa artinya? 

[…… Setelah mereka ketakutan, posisi penjaga mereka, Lilianne juga akan naik. Dibandingkan dengan count nafsu an, mantan putri yang melindungi tamunya dari dunia lain, orang-orang di sekitarnya akan mengingatnya lebih baik. Dalam hal ini, posisi Lilianne juga akan……] 

[……………….] 

[Kemarahanmu bisa dimengerti. Ketika kita selesai berbicara, jika kau ingin memukulku, aku akan menerimanya.] 

Mendengar kata-kata Ryze-san tentang penggunaan Kusunoki-san dan Yuzuki-san untuk meningkatkan posisi Lilia-san, sepertinya tanpa sadar aku telah menahan amarah dalam mataku.

Namun, aku masih bisa merasakan penyesalan yang mendalam dari Ryze-san, dan aku tidak bisa begitu saja meneriakinya tanpa berpikir sama sekali. 

[…. Aku mungkin benar-benar tidak fleksibel pada saat itu. Kalian bertiga tidak berbeda dari anak-anakku sendiri, bahkan sampai sekarang, aku masih menyesal telah melakukan sesuatu yang bodoh karena kegelisahanku...... Aku tahu sepertinya aku hanya membuat alasan.] 

[...... Tidak, aku bisa melihat kenapa kau benar-benar berpikir seperti itu.] 

[...... Terima kasih.] 

Mengatakan itu, Ryze-san menundukkan kepalanya sekali lagi, dan matanya menjadi agak jauh saat dia menatap ke kejauhan. 

[….. Awalnya aku tidak memiliki kaliber menjadi seorang Raja. Seorang Raja memikirkan kepentingan nasional…… Seseorang yang membuang hal-hal lain demi negara…… Dalam pengertian itu, orang-orang seperti vixen itu…… Chris memiliki kaliber menjadi seorang Raja.]

[…………………] 

[Namun, aku tidak baik. Aku akan menempatkan Lilianne sebelum kepentingan nasional.] 

Mengatakan sampai itu, Ryze-san mengembalikan pandangannya kepadaku dan setelah diam beberapa saat, dia melanjutkan. 

[…… Apa kau tahu kalau aku anak dari selir?] 

[…… Ya. Lilia-san memberitahuku tentang itu.] 

[Begitu....... Aku…… Aku dulu “membenci” Lilianne.] 

[Eh?] 
Aku terkejut dengan apa yang dikatakan Ryze-san padaku. 

Ryze-san, yang terkenal sebagai Siscon menurut Lunamaria-san, dan pada kenyataannya, orang itu sendiri baru saja mengatakan bahwa Lilia-san lebih penting baginya daripada negara, mengatakan bahwa dia membenci Lilia-san?

[Aku hanya memiliki bakat yang biasa-biasa saja atau mungkin, sedikit di atas rata-rata bakat. Selama bertahun-tahun, sejak aku masih sangat muda, aku belajar keras untuk menjadi raja masa depan, menekan keinginanku untuk bermain. Dan tepat ketika kerja kerasku mulai membuahkan hasil…… Anak Ratu, Lilianne, lahir, dan ada suara-suara yang menyerukan agar dia menjadi Raja.] 

[……………………] 

[Aku sangat membenci keberadaan Lilianne pada waktu itu. Aku telah bekerja sangat keras sepanjang hidupku, dan setelah semua itu, ada kemungkinan aku tidak menjadi Raja....... Apa yang telah aku bangun selama bertahun-tahun mungkin akan sia-sia. Itu membuatku marah.] 

Menurutku itu telah menjadi masalah yang sangat sulit.

Lilia-san mengatakan bahwa dia dan Ryze-san memiliki sedikit perselisihan tentang siapa di antara mereka yang akan menjadi Raja, tetapi pada kenyataannya, orang yang berselisih dengannya mungkin adalah faksi Ratu. 

[…… Pada akhirnya, karena Lilianne masih terlalu muda dan ayahku menjadi sedikit lebih lemah dan ingin menyerahkan takhta lebih awal, diputuskan bahwa aku akan menjadi Raja…… tapi ketakutanku masih belum hilang. ] 

[……………….] 

[Lilianne adalah seorang jenius yang langka. Semua pengetahuan yang kupelajari selama bertahun-tahun dan keterampilan yang kukembangkan, gadis itu memperolehnya dalam sekejap mata…… Aku takut. Secara obyektif, aku jauh lebih rendah dari Lilianne. Aku takut akhirnya aku akan diseret turun dari singgasana……]

Meskipun dia mengatakan bahwa dia takut pada Lilia-san, ekspresi Ryze-san terlihat ramah, seolah dia sedang merindukan masa lalu. 

Setelah beberapa saat keheningan datang lagi, senyum lembut muncul di bibir Ryze-san sebelum dia berbicara. 

[…… Namun, Lilianne memujaku. Dia akan memelukku, memanggilku “Kakak ~, Kakak ~“, dan selalu menyayangiku. Ketika tugas Raja yang tidak biasa membuatku lelah dan aku merasa tidak enak badan, dia ada di sana untuk menjagaku. Aku menangis karena kebodohanku….. Aku bertanya-tanya mengapa aku membenci adik perempuanyang sebegitu baiknya itu. Sejak saat itu, gadis itu tak tergantikan bagiku.......] 

[...... Begitu.]

[Setelah itu, aku hanya bisa memikirkan betapa imutnya Lilianne. Aku berusaha lebih keras dari sebelumnya untuk menjadi Raja yang akan dibanggakannya. Lebih dari segalanya, aku ingin gadis itu mendapatkan kebahagiaan...... Bahkan ketika disarankan agar Lilianne memiliki tunangan di usianya, aku mungkin sedih, tapi aku senang jika kupikir Lilianne akan bahagia...... Ya , itulah yang kupikirkan.] 

Aku tahu bahwa Lilia-san memiliki calon tunangan, tapi melihat ekspresi Ryze-san sekarang, aku merasa ada sesuatu yang sedikit berbeda dari apa yang kudengar dari Lunamaria-san. 

[Kudengar pertunangan itu ditolak oleh pihak lain yang ketakutan saat Lilianne menjadi runner-up dalam turnamen seni bela diri…… Bukankah itu terdengar aneh?] 

[…… Eh?]

[Tidak peduli seberapa kuat Lilianne, dia gadis yang manis. Mengapa dia takut padanya? Lagipula, Lilianne pada waktu itu masihlah sang putri....... Setiap orang biasanya ingin bertunangan dengannya, kan?] 

[Benar juga……] 

Memang, setelah dia menyebutkannya, tidak peduli seberapa kuat Lilia-san, aku tidak berpikir dia akan menyerahkan tinjunya pada tunangannya, dan sebagai bagian dari keluarga kerajaan, Lilia-san seharusnya menjadi pasangan pernikahan terbaik untuk seorang bangsawan.

[Aku juga terganggu oleh itu, jadi aku menyelidikinya…… ​​tapi tampaknya tersembunyi di balik kebaikan penampilan luarnya, dia telah melakukan tindakan tercela di balik layar. Fakta kalau dia ketakutan hanyalah sebuah alasan, dan sepertinya dia awalnya berencana untuk menolak pertunangan karena dia tidak berpikir dia bisa menangani gadis seperti dia yang memiliki rasa keadilan yang kuat...... Yah, aku dengan sopan meminta laki-laki itu pergi saja.] 

[…………….] 

[…… Hanya saja Lilianne cukup terkejut tentang hal itu. Untuk gadis lembut seperti dia, sepertinya seseorang mengatakan padanya bahwa dia menakutkan itu menyakitkan…… Dia diam-diam menangis sendirian di kamarnya.] 

Bahkan ketika kami baru mendengarnya dari Lunamaria-san, Lilia-san tidak menginginkan kami untuk takut padanya.

Bagi Lilia-san yang lembut, pasti lebih menyakitkan dari apa pun bagi orang lain untuk takut pada kekuatannya sendiri. 

[…… Itulah mengapa Ryze-san……] 

[Ya, setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk melihat ke latar belakang setiap pria yang mendekati Lilianne. Sebagai saudara laki-lakinya, aku harus mengatakan, anak itu tampaknya sangat sial dengan laki-laki. Setiap pria yang datang ke Lilianne memiliki beberapa motif tersembunyi yang tersembunyi…… Dan itulah mengapa aku terus memeriksanya…… ​​Nah, pada saat itu, aku hanya mengawasi mereka.] 

[……………….] 

[…… Apakah kau mengetahui kejadian itu 4 tahun yang lalu?] 

[Ya.] 

Saat mata Ryze-san berubah tajam ketika dia menanyakan hal itu, aku mengangguk dengan ekspresi serius di wajahku. 

"Empat tahun lalu...... Ksatria dengan Lilia-san yang menjadi Komandan Divisi, informasi yang diberkian pada mereka telah ditukar."

Dan akibatnya, insiden yang mengakibatkan sejumlah besar monster menyerang dan Sieg-san terluka parah. 

[….. Aku masih tidak bisa melupakan wajah Lilianne saat itu. Ekspresi sedih dan menyakitkan di wajah gadis itu saat dia meminta maaf pada Sieglinde, yang kehilangan suaranya, saat air mata mengalir di wajahnya……] 

[……………..] 

[Dan bahkan lebih dari itu, aku menyalahkan diriku sendiri untuk ketidakberhargaanku. Mengapa aku tidak melindungi Lilianne, mengapa aku tidak bisa melindunginya, mengapa aku tidak mengambil tindakan sebelum ini terjadi, bahkan ketika aku tahu bahwa faksi-faksi saling bertentangan untuk memperebutkan takhta?] 

Ekspresi Ryze-san benar-benar berubah warna dengan penyesalan yang kuat saat dia dengan erat mengepalkan tinjunya dan menggigit bibirnya sambil mengatakan itu padaku.

Karena Lilia-san sangat penting baginya, dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karena tidak bisa melindunginya…… 

[Pada saat itu, aku bersumpah. Bahwa aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun melakukan itu lagi. Aku bersumpah saat itu bahwa aku tidak akan pernah membiarkan Lilianne melihatku dengan cara yang memilukan seperti itu lagi, dan aku tidak peduli jika aku didiskualifikasi dari menjadi Raja. Aku tidak peduli seberapa banyak orang yang membenciku, aku akan melindungi Lilianne…… Setelah itu, aku menggunakan segala cara yang mungkin untuk benar-benar melenyapkan siapapun yang mungkin menyakiti Lilianne. Aku akan menyelidiki latar belakang orang lain, dan jika aku menemukan satu titik hitam di antara mereka, aku akan menghancurkan mereka tanpa belas kasihan.] 

[…………………]

[Untuk alasan apapun, semua orang yang mendekatinya adalah laki-laki. Dan sebelum aku menyadarinya, aku dikabarkan menjadi seseorang yang akan menghancurkan siapa pun yang mendekati Lilianne, meskipun aku rasa faktanya memang seperti itu.] 

Dari senyum masam Ryze-san, aku bisa melihat ketetapan hati yang pasti dalam ekspresinya, dan aku bisa mengerti bahwa perasaannya berbeda dari apa yang kubayangkan berdasarkan apa yang kudengar dari Lunamaria-san. 

Dan kemudian, menggaruk kepalanya dengan ekspresi agak bermasalah di wajahnya, Ryze-san terus berbicara.

[Karena itulah aku takut pada Kaito-kun dan orang dunia lain. Tidak ada cara bagiku untuk memeriksa latar belakang orang dunia lain. Aku tidak tahu apakah kau orang baik atau tidak. Namun, mungkin itu karena hanya laki-laki yang menjadi target eliminasiku di masa lalu, itulah mengapa aku memiliki prasangka khusus terhadapku.] 

[...... Ryze-san, bolehkah aku bertanya sesuatu?] 

[Apa itu ?] 

[...... Kenapa kau mengatakan ini padaku?] 


Ryze-san terus terang membicarakan tentang ceritanya. Berkat itu, kesanku tentang dia telah banyak berubah, tetapi aku tidak tahu mengapa dia berbicara kepadaku tentang hal itu. 

Mendengar pertanyaanku, Ryze-san terdiam sesaat…… sebelum dia tersenyum lembut. 

[…… Ada hal lain yang ingin kukatakan padamu selain permintaan maafku.] 

[Eh? Apa!?]

Segera setelah mengatakan itu, Ryze-san meletakkan tangannya di tanah lagi dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. 

[…… Terima kasih…… sangat……] 

[Eh?] 

[Aku tahu dari surat yang dikirimkan kepada Ayah bahwa kau telah memulihkan persahabatan Lilia dan Sieglinde, dan bahwa kau telah mengembalikan suara Sieglinde. Aku tidak tahu seberapa banyak aku bisa berterima kasih untuk itu.] 

[…… Ini tidak seolah akulah yang melakukan semuanya……] 

[Terima kasih…… Terima kasih banyak…… karena telah menyelamatkan hati Lilianne……] 

[Ryze-san……] 

Dari tetesan air yang jatuh di sofa dan dari suaranya yang bergetar, aku bisa melihat Ryze-san menangis. 

Dia sangat peduli pada Lilia-san, dan dia harus mencintainya dengan sepenuh hati. 

Berterima kasih padaku berulang kali, setelah Ryze-san menghentikan air matanya yang mengalir, dia berdiri.

[...... Aku benar-benar seharusnya memberitahumu lebih awal, tapi aku minta maaf karena butuh waktu lama.] 

[Tidak, aku senang mendengar apa yang sebenarnya dipikirkan Ryze-san.] 

[...... Terima kasih. Miyama-kun, ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu.] 

[Kau ingin menanyakan sesuatu?] 

Mengatakan itu, Ryze-san menatap langsung ke mataku dan memberitahuku kata-kata yang mungkin paling ingin dia sampaikan. 

[...... Aku tidak peduli pilihan apa yang kau buat pada akhirnya. Namun, apakah kau tinggal di dunia ini atau kembali ke duniamu sendiri...... Aku harap kau dengan sungguh-sungguh menghadapi perasaan Lilianne. Hanya itu yang aku harapkan.] 

[...... Ya. Aku mengerti.] 

[…… Terima kasih. Jika kau membutuhkan bantuan di masa depan, kau selalu dapat memberi tahuku dan aku akan dengan senang hati membantumu.]

Melihat Ryze-san tersenyum dengan ekspresi tenang di wajahnya, aku dengan tegas mengukir bobot kata-katanya ke dalam hatiku. 

Ibu, Ayah—– Kesan yang kau dapatkan ketika bertemu seseorang secara langsung seringkali berbeda, dan Ryze-san adalah orang yang jauh berbeda dari yang kubayangkan. Dan, yang terpenting—– Dia adalah kakak laki-laki yang memikirkan adik perempuannya. 







Saat Ryze-san meninggalkan ruangan, aku menghembuskan nafas setelah melihat kepergiannya. 

[...... Ck, dia bahkan tidak membawa hadiah saat mengunjungi seseorang, dan kau menyebut dirinya seorang raja? Pria yang pelit. Dia setidaknya harus membawa beberapa kue—— Ouchiiieeee !?] 

[Bagaimana kalau kau mulai belajar membaca suasana hati!!!?]

[Ginyyaaaahhhh !? Jwaangan menciiking kwwuhwu!? Mwaaaafaaan akuu!!! Kau twewerrliahaat serrriuss taaadi, jadi aku sedikit ingin bercanda tentang itu……. Kau melepskanku? ——- Fugyaaahhhh !?] 

[Itu bahkan lebih buruk !!!] 

Aku menjatuhkan kepala idiot ini yang baru saja menghancurkan atmosfir serius dalam satu serangan. 

Kurasa sudah diputuskan...... Aku harus memarahi wanita ini sebentar......