Isekai wa Heiwa deshita Chapter 15

Novel I Was Caught up in a Hero Summoning, but That World Is at Peace Indonesia
Chapter 15


Saat kami makan barbekyu yang lezat dan terpana pada kedahsyatan Ein-san, Acht-san berbicara kepadaku sambil memegang cangkir besar di tangannya. 

[Oh, Kaito. Apa kau sudah minum?] 

[Ya, alkohol ini enak, bukan?] 

[Hahaha, minum alkohol enak sambil melihat pemandangan yang bagus. Menurutku tidak ada yang lebih mewah dari itu!] 

Menanggapi kata-kata Acht-san yang memberitahuku dengan tawa yang hidup, aku mengangguk tanpa ragu-ragu. 

Matahari terbenam menyinari sungai yang mengalir lembut, kontras dengan pepohonan hijau cerah. Pemandangan spektakuler ini, yang dapat digambarkan sebagai alam terbuka yang luar biasa, memberikan rasa kebebasan yang menyenangkan.

[Namun, kau mengalammi hal sulit, bukan? Aku pernah mendengar beberapa hal dari Kuromu-sama, tapi kau berasal dari dunia yang sama dengan orang yang memegang peran pahlawan, kan?] 

[Ya, benar…] 

[Aku tidak secerdas Tuan Sechs, jadi Aku tidak tahu harus berpikir apa biarpun mereka bilang kau berasal dari dunia lain, tapi jika kau dikirim ke tempat acak tanpa alasan apapun, itu pasti sulit kan?] 

[Memang ada berbagai hal yang membuatku terkejut.] 

Kukira Acht-san bertingkah seperti kakak laki-laki, dia berbicara kepadaku melalui alkohol seolah-olah dia mengkhawatirkanku. 

Mungkin karena aku tidak memiliki banyak kesempatan untuk berbicara dengan sesama jenis sejak aku datang ke dunia ini, aku mengalihkan pandanganku sambil merasa sedikit khusyuk.

Ketika aku melihat orang-orang dari spesies yang belum pernah kulihat sebelumnya di Bumi berpesta makanan…… Aku menyadari sekali lagi bahwa aku telah datang ke dunia lain. 

[……Yah, aku tahu bagaimana rasanya dikejutkan oleh semua ini. Pria bernama Neun tadi mengatakan bahwa dia adalah orang termuda di antara grup ini, bukan? Aku juga salah satu orang termuda di grup ini sekarang, dan aku terkejut pada awalnya.] 

[Begitukah.] 

[Meskipun aku mengatakan itu, aku telah hidup selama lebih dari seribu tahun, jadi akankah Kaito masih melihatku seperti orang tua? Hahaha.] 

Saat aku melihat Acht-san yang tertawa dan minum lagi, sebuah pertanyaan muncul di pikiranku.

Kalau dipikir-pikir, para anggota di sini, menurut Kuro, teman dekatnya…… ​​tapi dari kelihatannya, mereka dari berbagai ras, dan mereka sepertinya bukan wali atau saudara kandungnya. Faktanya, Sechs-san baru saja mengatakan dia seorang Lich dan Acht-san mengatakan dia adalah seorang Ogre, jadi apa hubungannya ini dengan sesuatu? 

[Kalau dipikir-pikir, Kuro memperkenalkan semua orang sebagai temannya, tapi apakah kalian semua di keluarga yang sama seperti dia? Aku bisa melihat ras kalian yang beragam, tapi apakah itu normal di Alam Iblis?] 

[Ah, tidak, ini tidak seolah itu normal. Bagaimana aku harus mengatakan ini...... Kau tahu bahwa ada berbagai ras di Alam Iblis, kan?] 

[Ya.]

[Ada beberapa ras seperti Manusia yang menjadi orang tua dan melahirkan anak, tetapi ada juga beberapa anak yang tidak memiliki orang tua, mereka yang lahir dari pengumpulan kekuatan sihir. Pada dasarnya seperti bagaimana Kakak Raz dan aku, orang-orang dari ras Peri dan ras Ogre, berasal dari ras tempat kami berkumpul bersama, sementara Kuromu-sama dan Kakak Ein adalah ras yang berdiri sendiri yang sebagian besar mandiri. Itulah mengapa sangat jarang untuk melihat mereka.] 

Seperti yang kubayangkan, dan kupikir aku memahami pengumpulan ras yang sama. Namun mengenai teman-teman Kuro, atau untuk menyimpulkannya, orang-orang yang saat ini sedang berpesta barbekyu bersama, tampaknya pertemuan seperti ini jarang terjadi bahkan di Alam Iblis.

Apa artinya? Aku memiliki keraguan, tetapi apakah itu benar-benar area yang aku, orang luar, boleh masuki? 

Saat aku memikirkan hal ini, Acht-san sepertinya telah merasakan apa yang aku pikirkan dan duduk di tanah alih-alih kursi dan berbicara sambil melihat pemandangan dengan mata yang sepertinya menatap agak jauh. 

[……Baiklah, kenapa aku tidak memberitahumu beberapa cerita bodoh tentang masa lalu daripada minum?] 

[Ya.] 

[Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku adalah seorang Ogre—- spesies iblis dari namanya saja. Kecuali, dalam kasusku, aku yang mereka sebut sebagai "Individu Khusus".] 

[Seorang Individu Spesial…… ya?]

[Ya, sangat jarang yang sepertiku lahir. Pada dasarnya ogre adalah iblis berkulit hijau atau merah dengan satu tanduk, sedangkan aku memiliki kulit biru dan dua tanduk. Dan itulah mengapa aku disebut Individu Khusus.] 

Mungkin sedikit berbeda, tapi kurasa mereka seperti albino atau semacamnya? Bagaimanapun, tampaknya Acht-san terlihat berbeda dibandingkan dengan ogre normal. 

[Kedengarannya menyenangkan disebut spesial…… tapi pada akhirnya, menjadi spesial juga berarti kau berbeda, dan aku tidak hanya menerima dari orang-orang di sekitarku, tapi bahkan dari rasku sendiri. Simpati, ketakutan, penghinaan…… Semua itu sangat mengganggu.] 

[……..]

[Aku lebih kuat dari kebanyakan ogre, dan aku tidak memiliki kepribadian yang cocok dengan yang lain. Tidak butuh banyak waktu bagiku untuk mengisolasi diri dari sukuku dan meninggalkan desaku.] 

Menjadi spesial berarti kau berbeda. Aku bisa mengerti itu. Itu sama untuk manusia…… Tentu saja, ada beberapa orang yang masih bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tapi Acht-san tidak mampu melakukannya. Alhasil, ia mengisolasi dirinya dari sukunya sendiri dan memilih hidup sendiri. 

[Kemudian, aku melakukan banyak hal bodoh ketika aku kesal, aku berkelahi, membuat kerusuhan dan menjalani hidupku seperti yang kuinginkan. Aku juga menemukan pasangan sepertiku. Orang itu adalah serigala hitam, tapi seperti kasusku, dia lahir dengan bulu perak, yang membuatnya terisolasi dari serigala hitam lainnya, sama sepertiku.] 

[…………….]

[Jadi, kami mengamuk, melayang kesana kemari seolah untuk melampiaskan amarah kami. Untungnya, aku dan serigala sama-sama termasuk kuat, dan yah, hari-hari itu memang menyenangkan…… tapi pada akhirnya, kemanapun kami pergi, itu tidak mengubah cara kami diperlakukan oleh orang lain. Yah, seharusnya aku tahu, kami telah berubah menjadi binatang  yang menggigit siapapun yang kami lihat, tidak peduli siapa itu. Wajar jika kami tidak disukai dimanapun kita berada.] 

Acht-san tersenyum pahit, seolah-olah dia sedang mengejek dirinya sendiri pada saat itu. Ekspresi wajahnya entah bagaimana sedih, seolah mengatakan mengapa dirinya yang dulu tidak memperhatikan sesuatu yang begitu jelas, tapi aku tidak bisa melihat emosi seperti penyesalan di wajahnya.

[Semua orang selalu melihat kami seolah kami sampah. Dan kemudian, kami akan menyerang dengan frustrasi, menjadi terisolasi dari orang lain, menyerang lagi ke arah mereka, aku akhirnya hanya mengulangi kebodohan itu lagi dan lagi…… dan sebelum aku menyadarinya, aku menjadi bosan. Aku bosan dengan pengulangan yang berulang dan tidak pernah berakhir, jadi aku berubah, dan melakukan sesuatu yang bahkan lebih bodoh. Tapi aku mengacau, partnerku dan aku melarikan diri demi hidup kami menuju reruntuhan.] 

[…………… ..]

[Saat partnerku dan aku menyembuhkan tubuh kami yang babak belur, pikirku. Pada akhirnya, apa yang sebenarnya ingin kami lakukan? Apa yang sebenarnya ingin kami dapatkan? Dan…… Aku tidak menemukan jawaban. Semakin aku memikirkannya, semakin dingin dan berat hatiku...... Seolah-olah panas keluar dari tubuhku. Bukankah itu lucu? Pada akhirnya, aku mungkin terlihat besar, tetapi kami masih memiliki pikiran anak nakal yang kekanak-kanakan...... Butuh waktu lebih dari seratus tahun untuk menyadari bahwa aku hanya mengamuk tentang hal-hal yang tidak kusukai dan aku benar-benar lambat.]

Aku tidak langsung tahu harus berkata apa. Ada sebuah dinding di depannya yang disebut “perbedaan” sejak dia dilahirkan, dia mencoba untuk mengelilinginya, tetapi melalui rute itu hanya akan membawanya ke jalan buntu. Mudah untuk menjelaskannya dengan kata-kata. Namun, kata-kata murahan seperti itu mungkin tidak bisa mengungkapkan sebagian perasaan yang dimiliki Acht-san dan rekannya.

[……Saat itulah aku bertemu Kuromu-sama. Sejujurnya, ini pertama kalinya aku merasakannya sejak aku lahir. Dengan satu tatapan, aku merasa naluriku, bukan kepalaku, sedang ditekan untuk menyerah dalam sekejap—- Aku siap mati pada saat itu. Aku tidak akan pernah menang melawannya, perbedaan di antara kami begitu besar sehingga aku bahkan tidak bisa dibiarkan melawan, juga tidak boleh berbicara. Hanya saja, ah, jadi di sinilah akhirnya. Iblis tingkat tinggi yang muncul entah dari mana ini akan menjadi "kematian itu sendiri" bagi kami……] 

[…………….]

[Di satu sisi, kupikir itu adalah akhir yang tepat bagi kami yang telah menjadi sekelompok idiot untuk waktu yang lama. Namun, itu tidak terjadi. Kuromu-sama melihat ke arah kami dan meletakkan makanan yang dia ambil entah dari mana dan berkata, “Pasti sesuatu seperti takdir yang mempertemukan kita di sini. Ayo, makan denganku.” dengan senyum kekanak-kanakan di wajahnya.] 

[……Aku tidak tahu apa aku harus mengatakan itu memang seperti Kuro…… Dia terlalu mencengangkan.] 

[Hahaha, itu benar-benar membuatku tertawa! Maksudku, kenapa tidak? Kuromu-sama adalah iblis tingkat tinggi yang jauh lebih kuat dari kami, tahu? Namun, dia berbicara seolah-olah kami memang teman-temannya yang kebetulan dia temui.] 

Aku tidak bisa menahan tawa ketika adegan Acht-san yang bingung dan rekannya setelah mereka melihat tindakan konyol Kuro muncul di pikiranku.

[……Ini adalah pertama kalinya aku merasakannya dalam hidupku. Tidak ada simpati, penghinaan atau permusuhan, hanya senyuman murni dan tatapan sayang tanpa maksud tersembunyi….. Sebelum aku menyadarinya, aku dan partnerku sama-sama menangis saat kami makan. Rasanya hangat—- sepertinya hati kami yang dingin dipegang erat dalam pelukan hangatnya, senyum Kuromu-sama hangat.] 

[………….] 

[Dan kemudian, kami secara alami mulai mengikuti Kuromu-sama. Dia tidak pernah meremehkan kami dan memperlakukan kami seolah-olah kami setara. Jika sesuatu yang baik terjadi pada kami, dia sama bahagianya dengan kami. Jika seseorang mengolok-olok kami, dia akan benar-benar melakukannya untuk kami. Semuanya membuatku sangat bahagia.] 

Acht-san, berbicara dengan suara yang sangat bahagia, mengalihkan pandangannya ke Kuro, yang sedang berbicara dengan Ein-san.

[Aku tidak tahu banyak tentang itu, tapi kudengar yang lain mengalami banyak hal ketika mereka bertemu Kuromu-sama. Namun, satu hal yang kami miliki dengan yang lain adalah bahwa kami semua terpesona oleh Kuromu-sama.] 

[…………….] 

[Aku dan rekanku bersumpah setia pada Kuromu-sama. Jika Kuromu-sama menyuruh kami mati, kami dengan senang hati akan menggorok leher kami sendiri.] 

Setelah itu, Acht-san berhenti bicara dan tersenyum setelah meminum secangkir alkoholnya sekaligus.

[Kuromu-sama adalah iblis tingkat tinggi dengan kekuatan luar biasa. Namun, dia tidak meremehkan orang lain…… Baik itu Kakak Ein, Tuan Sechs, Kakak Raz, Neun, dan tentu saja, aku dan patnerku, kami semua menganggap Kuromu-sama sebagai satu-satunya master mutlak kami. Namun, Kuromu-sama tidak pernah menyebut kami sebagai bawahan, pelayan, anggota dari rumahnya, atau semacamnya. Dia menyebut kami sebagai "keluarga" dan "teman" -nya seolah sudah jelas. Kami tidak pernah diperintahkan untuk melakukan apapun dan semua yang Kuromu minta pada kami hanyalah "percayakan" atau "permintaan"…… Dia memperlakukan kami sebagai sederajat dari lubuk hatinya ketika kami seharusnya mengikutinya. Bahkan Kakak Ein yang bertindak sebagai pelayannya hanyalah sesuatu yang dia lakukan berdasarkan keinginannya sendiri.]

Kuro memang menyebut Acht-san dan yang lainnya sebagai temannya, dan jika aku mengingatnya dengan benar, dia meminta dari kenalannya untuk memberikan undangan kepadaku, dia mempercayakan Ein-san tentang persiapannya, dan meminta yang lain untuk membawakan bahan. Jelas tidak ada perintah seperti itu di antara mereka. 

Itu mungkin bukti terbaik bagi Kuro bahwa setiap orang adalah keluarganya dan tidak ada hierarki. 

[Alasan kami semua di sini bersama Kuromu-sama itu sederhana. Itu karena kami benar-benar mencintainya yang lebih kuat dari siapapun, namun lebih baik dari siapapun…… Keinginan Kuromu-sama adalah keinginan kami, dan senyum Kuromu-sama adalah hadiah terbaik kami. Dan karena Kuromu-sama menyebut kita keluarganya, maka kita akan menjadi keluarganya bahkan jika kita berbeda ras.] 

[Itu bagus. Hal semacam itu……]

[Oi oi, aku sudah memberitahumu, Kaito. Jangan bertingkah seolah kita orang asing, oke?] 

[......Eh?] 

[Jika kau adalah teman Kuromu-sama, maka kau juga teman kami. Jadi kau tidak perlu berbicara terlalu kaku, kau juga bisa memanggilku Acht juga.] 

[......Begitu ya, tidak. Oke, Acht.] 

[Ohh, itu baru semangat! Sekarang, ayo kita minum lagi!] 

Saat aku melihat Acht dengan senyuman di wajahnya yang mengingatkanku pada Kuro, aku akhirnya menyadari sifat sebenarnya dari rasa aman yang kurasakan dari Kuro. 

Ya, Kuro dengan tulus menganggapku sebagai temannya. Tidak masalah jika aku orang dari dunia lain atau aku berada dalam situasi yang aneh, senyumnya memberi tahuku bahwa Miyama Kaito di depannya, adalah temannya dan sederajat. Kurasa itu sebabnya aku merasa aman berbicara dengan Kuro dan menikmati didorong olehnya.

Berpikir tentang ini, aku bersulang dengan "teman berkulit biru" baruku. 

Ibu, Ayah—– Aku telah berteman di dunia lain. Penampilan mereka mungkin berbeda-beda, tapi aku yakin—- Mereka adalah keluarga.


Next Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »

Comments