Kelas Pertempuran Praktis
"Aku merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan di sini, apa yang kalian bicarakan?"
"Tidak ada, kami hanya berbicara tentang betapa banyak keindahan di kelas kita."
Aku mencoba menjawabnya secara alami.
"Begitukah, aku agak mendapat getaran buruk darimu, ya khususnya kau."
Kau tidak perlu mengatakannya dua kali... Aku hanya memikirkan papan cucimu kok. Mungkin dia sadar tentang ini?
“Itu lagi…. Kemana kau meliha!?”
Kalau dipikir-pikir, hal yang sama terjadi dalam game kan? Setelah ini, Takioto Kousuke akan melontarkan pemikirannya dan dipukuli sampai mati olehnya dalam pertempuran tiruan.
Ketika aku memikirkan hal itu, Katrina mendekatiku sambil tersenyum. Dia mencengkeram pundakku dengan kuat.
"Hmm, jika kau memiliki sesuatu untuk dikatakan maka katakanlah."
"Aduh, Aduh."
Jika itu gamenya maka Takioto Kousuke mungkin sudah menumpahkannya tapi aku bukan idiot. Mengatakan itu padanya tidak sopan kan? Siapa yang jujur ​​mengatakan sesuatu seperti itu ke wajahnya ketika kami baru saja bertemu.
Apalagi aku sudah berpengalaman bekerja sebagai anggota masyarakat, aku bisa membaca mood, oke? Memahami apa yang dipikirkan oleh seseorang, bagiku itu seperti seperti sarapan . 
Pertama-tama jika kau bekerja di perusahaan dan bahkan tidak dapat bekerja dengan suasana hati orang-orang maka tidakkah kau bertangung jawab bagi perusahaanmu?
"Aku paham."
Katrina melepaskan dan tertawa.
"Maaf, sepertinya aku sedikit paranoid."
Aku tersenyum sambil memperbaiki kerahku.
"Tidak apa-apa, jangan khawatir tentang itu."
Sangat mudah, seperti yang diharapkan dari easy mob. Serahkan padaku, gentelment(eroge player) untuk memilih opsi terbaik untuk menghindari event yang tidak perlu. Bahkan jika itu adalah event yang aku temui untuk pertama kalinya, aku masih bisa menghindarinya dengan sempurna. Wahahahahaha
Ketika aku tertawa dalam pikiranku, tiba-tiba Katrina memutar bahunya.
"Aah, ini sangat menyakitkan.... Dadaku sangat besar hingga bahuku terasa kaku."
Tanpa sadar aku mengalihkan tatapanku.
“Pfft, lelucon yang bagus!! Tidak ada apapun di sana!"
Ketika kewarasanku kembali, sudah terlambat. Aku bisa merasakan amarahnya... Tidak, itu niat membunuh yang melilit diriku.
"......Sial, Ini jebakan."
Leluconnya sangat lucu sehingga aku akhirnya membalas.
“Jebakan, ndasmu. Aku tahu SAAAAAAAANGAT baik apa yang kau pikirkan. Hei, kau sudah siap untuk mengucapkan doa terakhirmu?"
Haruskah aku berlari atau aku  harus menggunakan Iori sebagai perisai? Ketika aku ragu-ragu, guru memasuki ruangan.
"Kita mulai."
Oh, apakah kau mesiasku?
Sebuah tangan meraih pundakku. Jari-jari ramping dan kuku yang dipoles dengan baik, itu jelas tangannya. Tapi kali ini dia tidak menaruh kekuatan di dalamnya. Sebagai gantinya, dia menyalurkannya dengan kekuatan sihir. Keringat dinginku mengalir
"Takioto, kau tahu apa itu pertarungan tiruan?........ kau mengerti maksudku kan?"
Tidak, aku tidak tau.
Ludi yang ada di sampingnya sedang melirik ke arahku tapi aku harus pergi dengan Katrina sementara yang lain tidak bisa melakukan apa-apa selain menonton.
Iori, oranye, dan poni tidak bisa bergerak dari tempatnya. Sepertinya aku bukan satu-satunya yang menerima niat membunuhnya.
"Jadi itu benar-benar papan cuci, uh."
Orang-orang lain tidak membuka mulut mereka. Lagipula dia punya telinga yang sangat besar. Ah, tidak apa-apa, kata papan cuci sudah tertulis di wajahmu.
"Se, Semoga beruntung."
Iori berkata dengan ekspresi kasihan.
——————————————
Katrina, salah satu heroine utama yang merupakan petarung jarak dekat. Dia adalah karakter yang memiliki kekuatan serangan yang baik, pertahanan yang baik dan penghindaran yang baik, karakter tipe keseimbangan yang bahkan seorang pemula dapat menggunakannya dengan baik. Dia juga unggul dalam mempelajari sihir dan skill baru, dia pantas digunakan untuk setiap pertarungan dari bos pertama ke bos terakhir dan bahkan boss tersembunyi di append disc. Dia masih membutuhkan karakter lain untuk menindaklanjutinya jika ada pertandingan yang buruk.
"Kau siap?"
Nah, bahkan jika dia adalah karakter yang kuat itu tidak berarti bahwa dia kuat dari awal. Karena dia adalah salah satu karakter pertama yang bergabung dengan party (dia akan bergabung setelah 2 - 3 pilihan dialog pertama), statistik awalnya rendah. Bagiku yang sudah bisa mengendalikan selendangky sampai batas tertentu, aku tidak bisa membayangkan diriku kalah darinya. Sejak awal mengingat gaya bertarungku dia sudah tampak seperti bebek duduk untukku. Aku bahkan tahu setiap gerakannya sehingga aku tidak mungkin kalah.
"Oh, beri aku waktu sebentar."
Mengatakan begitu aku mulai mempertimbangkan senjata apa yang akan kugunakan. Pedang, tombak, gada....... Yah, aku belum fokus pada latihan senjata jadi tidak akan ada bedanya. Kalau memikirkan itu, aku tidak melakukan apa-apa selain pelatihan selendang huh.
Mari kita memilih gada karena tampaknya entah bagaimana bisa digunakan hanya dengan mengayunkannya. Ada cara yang tepat untuk menggunakannya.
Aku memberi tahu Katrina bahwa aku siap. Sepertinya dia mengambil pedang ya. Yah, ini spesialisasinya jadi seperti yang diharapkan.
Sekarang, mari kita bahas pertanyaan utama. Apakah ada artinya bagiku untuk menang di sini?
Dalam game, Takioto Kousuke melakukan pertempuran tiruan melawannya. Aku tidak terlalu peduli dengan bagian ini karena setelah aku kalah dari Iori, protagonis akan muncul melawannya selanjutnya dan menang. Dia kemudian akan mengembangkan persaingan satu sisi dengannya dan mereka secara bertahap akan tumbuh lebih dekat satu sama lain.
Protagonis akan tumbuh lebih kuat dari pengalaman dan itu adalah salah satu event untuk menaklukan Katrina, aku tidak sanggup untuk menang di sini. Selain itu, Katrina adalah salah satu karakter favoritku, aku ingin dia menemukan kebahagiaan dengan protagonis.
Dengan demikian, aku akan menutup selendangku untuk pertarungan ini. Aku tidak tahu bagaimana menggunakan gada (yang sama diterapkan pada pedang dan tombak) jadi aku mungkin akan segera kalah karena sudah menjadi kebiasaan untuk menggunakan selendang jika berada dalam pertempuran huh.
Aku melepas selendangku dan mendekatinya. Ludi sepertinya ingin mengeluh tentang sesuatu dengan matanya tapi aku akan pura-pura tidak melihatnya.
Aku dengan kuat menggenggam gada dan menatap Katrina. 
Aku bahkan tidak dapat menyebut apa yang terjadi selanjutnya sebagai sebuah eksekusi publik.