Isekai wa Heiwa deshita Chapter 701

Kami tidak bertukar banyak kata, tapi percakapan kami tidak terhenti atau menjadi canggung, dan waktu yang aku habiskan dengan Illness-san berlalu dengan sangat damai.

Ketika aku merasa anggur dan makanan ringan kami hampir habis, aku memanggil Illness-san.


[......Illness-san.]

[Yaaaaaaa?]

[Terima kasih telah bergaul dengan keegoisanku hari ini. Jika kesempatan seperti ini muncul lagi…… bolehkah aku mengundangmu lagi?]

[Tentu saja. Pada saat ituuuu, aku akan dengan senang hati bergabung denganmu lagiiiiiii.]





Mungkin...... bahkan di masa depan, Illness-san mungkin akan mengembalikan gaji yang aku berikan padanya dengan cara yang mirip dengan apa yang terjadi kali ini. Mengetahui hal ini, aku bertanya padanya apakah dia tidak keberatan jika aku mengajaknya jalan-jalan lagi, yang disetujui oleh Illness-san.

Aku senang menghabiskan waktu dengannya seperti ini karena itu membuatku merasa nyaman, tapi aku masih merasa tidak berdaya…… atau lebih tepatnya, aku benar-benar merasa seperti aku tidak bisa mengembalikan pekerjaan yang dilakukan Illness-san untukku.





[...... Bagaimana aku harus mengatakan ini...... Rasanya seoalah aku yang selalu dirawat oleh Illness-san, bukan begitu?]



Apakah karena aku merasa seperti itu? Kata-kata seperti itu tiba-tiba keluar dari mulutku.

Aku telah berhutang banyak kepada Illness-san sehingga aku bahkan tidak bisa menyebutkan semuanya. Namun, aku merasa tidak bisa membalasnya dengan cara apa pun. Bahkan gaji yang dia terima kali ini juga akhirnya kembali padaku.

Meskipun kata-kata ini dipenuhi dengan pemikiran seperti itu......






[Tidak~~ Aku tidak berpikir seoerti itu sama sekali.]

[......Eh?]





Jelas menyangkal kata-kataku, Illness-san menggelengkan kepalanya.

Kemudian, Illness-san sedikit tersenyum...... dan saat matanya yang biasanya tidak fokus terfokus dan menatap lurus ke mataku, dia melanjutkan.





[Sama seperti kauuuuu yang merasa telah menerima banyak hal darikuuu, aku jugaaa menerima banyak hal dari Kaito-samaaaaaa.]

[...... Begitukah ?]





Mata hitamnya yang indah menatapku, hampir seolah-olah mereka mengisapku, memiliki kebaikan di dalamnya yang membuatku merasa hangat.





[Misalnyaaaa, Kaito-samaaaa selalu bilang “Terima kasih” padaku. kaaaaan?]

[......Ehh?]

[Merawat Kaito-sama adalah pekerjaanku, dan bisa dikatakan, semua hal yang aku lakukan di bawah layananmuuu adalah masalah biasa. Namun, setiap kali aku membawakan cucianmu, atau membuatkanmu teeeeh, kau selalu...... mengatakan "Terima kasih".]





Mengatakan kata-kata itu, Illness-san berhenti sejenak, dan memberiku senyum yang berbeda dari biasanya. tersenyum...... senyum yang dalam dipenuhi dengan kebahagiaan yang tulus.





[......Ini mungkin hal yang sepele bagi Kaito-samaaaaaa. Tapi bagikuuuuuu, beberapa kata itu sudah cukup membuatku bahagiaaaaaa. Ini hanya satu contoooooooh, tapi selain itu, aku telah menerima banyak hal lain dari Kaito-samaaaa yang terlalu banyak untuk dihitung.]


[......Illness-san.]

[Inilah kenapaaaaa aku juga ingin mengembalikan banyak hal pada Kaito-samaaaaaa. Inilah kenapaaaa aku ingin membuat Kaito-sama bagagiaaaa.]





Wajah Illness-san, diterangi dengan Alat Sihir Pencahayaan, adalah sesuatu yang tidak bisa kualihkan dari pandanganku....... Dia terlihat sangat cantik, dan aku tahu itu. dia pasti bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan.

Dia tampak sangat mempesona bahwa kata-kata "Holy Mother" sepertinya cocok untuknya. Jika dia mengatakan hal seperti itu, tidak mungkin aku bisa mengatakan apa-apa lagi.





Dengan percakapan berhenti begitu aku kehilangan kata-kata, Illness-san dengan cepat berdiri dari sofa yang dia duduki.

Dan kemudian, mengeluarkan sesuatu yang besar...... seperti jubah dari kotak sihirnya, dia menyampirkannya di bahuku.





[...... Akan menjadi sedikit dingiiiiiiin malam ini. Tolong tidurlah sebelum terlalu laruuuuuut.]

[......Ya. Ummm, errr, terima kasih.]

[Tidak, tidak~~ Untuk kesenangannya saat ini, terima kasih banyaaaaaak.]





Mengatakan itu, Illness-san tersenyum lagi dan dengan cepat membersihkan gelas dan piring kami, dan menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia pergi ruangan.

Setelah aku melihatnya pergi, aku menyadari mataku melayang ke arah jubah yang Illness-san sampirkan di atasku.

Aku telah menerima selimut pangkuan rajutan tangan dari Illness-san sebelumnya, dan jubah ini memiliki rasa yang mirip dengan itu, jadi kukira Illness-san juga merajut ini untukku.






Saat aku sedang memikirkan itu...... tiba-tiba aku melihat tiga mawar merah dan daun bersulam di bagian dalam jubah.





…… Arehh? Kenapa di bordir di dalam? Sepertinya jubah ini tidak bisa dibalik.......





Karena Illness-san-lah yang menyulamnya, kurasa ini bukan kesalahan, tapi aku masih tidak tahu alasannya. Illness-san adalah orang yang sederhana, jadi mungkinkah dia menyulamnya di bagian dalam agar tidak terlalu terlihat?

Kalau dipikir-pikir, Illness-san selalu memakai dasi dengan mawar di lehernya, jadi mungkin, dia suka mawar. Jika seperti itu, kukira aku akan mengingat detail ini dengan baik.















Mawar adalah jenis bunga khusus, dan bahasa bunga berubah tergantung pada warna dan jumlah mawar.

Mawar merah melambangkan “cinta”, mawar putih melambangkan “kemurnian”, mawar kuning melambangkan “persahabatan” dan sebagainya.

Diantaranya, arti bunga mawar merah berubah tergantung berapa banyak daun yang dimilikinya.





Dalam bahasa bunga, daun mawar merah berarti “Semoga kau bahagia”, yang sangat sesuai dengan karakter Illness.





Namun, bunga yang disulam di bagian dalam jubah yang diberikan kepada Kaito memiliki arti lain.

Mawar adalah bunga yang melambangkan cinta…… Itu adalah jenis bunga khusus yang “ketika diberikan kepada seseorang, maknanya berubah tergantung pada jumlah mawar yang kau berikan”.





Misalnya......







Satu mawar berarti "cinta pada pandangan pertama".








Tiga belas mawar berarti "persahabatan abadi".







Lima puluh mawar berarti "cinta abadi".







Dengan cara ini, bahasa bunga berubah tidak hanya dengan warna, tetapi dengan jumlah mawar yang diberikan.







Dan ketika seseorang diberi tiga mawar merah, dalam bahasa bunga, itu memiliki arti————- —————







“Aku mencintaimu”.





<Penutup>



Serius-senpai : [Kau seharusnya memakai “Minum dengan Illness②” di sini!!! Kau secara paksa mengubah judul meracau itu, dan sekarang, kau mengubahnya kembali!? Bahkan tidak ada satu pesta pun di sini! Hanya karena kau lupa menambahkan “①” di waktu terakhir, bukan berarti kau harus memaksakan judul itu!]

: [...... Chapter Berikutnya: Intermission: Illness.]

Serius-senpai: [......Eh? Tidak mungkin, kau masih melanjutkan  Illness? Berhenti……. Tolong beri aku istirahat. Aku sudah compang-camping oleh kekerasan kekuatan Heroinenya ……]