I Became the Strongest Chapter - 224

Mendengar nama Dewi itu, Munin bertanya.

[...... Apa alasanmu melakukan ini?]

[Balas dendam.]

Aku menjawab dengan tegas.

Mendengar tanggapanku, tatapan Munin berubah-ubah.

Sepertinya dia sedang mencari kata yang tepat untuk diucapkan.

[Belzegia-san, itu ——-]

Seolah kata-kata yang akan dia ucapkan tersangkut di tenggorokannya, Munin berhenti dan menundukkan kepalanya.

Bibirnya terkatup rapat.

Segera setelahnya……

[Ummm……]

Seolah-olah dia telah memutuskan sesuatu, Munin mendongak.

[Aku mengerti.]

Kata-kata itu adalah apa yang dikatakan Kepala Ras Terlarang.

Berhenti sejenak, aku menegaskan kembali apa yang dia katakan.

[Apa yang kau maksud dengan "Aku mengerti"?]

[Artinya aku akan bekerja sama denganmu. Dengan ——— balas dendam.]

[……………….]

Sejak aku menyebutkan Kutukan Terlarang……

Emosinya jelas terguncang.

Itu terlihat jelas dari reaksinya.

Dan melihat mata dan ekspresinya, tinggal di dalamnya adalah ———-

Harapan.

Berharap.

Sejak Kutukan Terlarang disebutkan, dia menjadi gelisah.

Lututnya gemetar……

Dan napasnya menjadi berat.

Seolah-olah ———

“Waktunya akhirnya telah tiba.”

—– Dia memikirkan hal seperti itu.

Seolah-olah dia telah menunggu saat ini.

Itu sebabnya, aku terus terang mengatakan kepadanya mengapa aku ingin mendapatkan kekuatan Kutukan Terlarang.

Pendeknya……

[Kau juga memegang sesuatu...... melawan Dewi itu, kan?]

Tanyaku.

Matanya sedikit terbuka, Munin mengatupkan bibirnya lebih erat.

Akhirnya, dia berbicara.

[Dewi itu ingin…… untuk menghapus kami, Ras Terlarang, dari dunia ini.]

Seolah-olah untuk meninjau informasi yang kumiliki, aku berbicara.

[Ketika kau mengetahui informasi ini, kau melarikan diri ke negara ini.]

Tangannya menggenggam pangkuannya, Munin mengangguk.

[Aku tidak tahu mantra macam apa Kutukan Terlarang itu. Tapi seperti yang mungkin sudah kau ketahui, Kutukan Terlarang tampaknya merupakan kekuatan yang dianggap Dewi tidak nyaman untuknya.]

Munin mendesah lelah.

[Informasi ini telah diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Generasi kami saat ini…… bahkan tidak tahu apa-apa tentang dunia luar. Jika Dewi menemukan kami…… Dia pasti akan membunuh kami semua.]

Aku bisa merasakan kesedihan dari senyum tipis di bibir Munin.

[Kudengar saat Ras Terlarang masih hidup di dunia luar…… banyak saudara kami yang dibunuh oleh Dewi. Ketika dia mengetahui keberadaan Kutukan Terlarang, dia tampaknya mencoba untuk membasmi Ras Terlarang. Tapi saat dia melakukan itu…… Akar Segala Kejahatan turun.]

Di tengah kekacauan dan kebingungan dengan datangnya Akar Segala Kejahatan ……

Para Demi-Human…

Para Monster…

Dan Ras Terlarang—— -

Migrasi besar-besaran mereka dimulai.

[Dikatakan bahwa Akar Segala Kejahatan yang turun pada saat itu cukup mengerikan. Invasi mereka ternyata begitu sengit sehingga membuat orang gemetar hanya dengan memikirkan saat itu. Namun…… Ironisnya, karena ganasnya invasi Akar Segala Kejahatan, Dewi dan kekuatan manusia mengabdikan segalanya untuk melawan mereka. Yang juga berarti bahwa mereka tidak memiliki sumber daya untuk dikhususkan untuk kami sama sekali.]

Demi-Human dan monster pada saat itu……

Mereka merasa mereka telah mencapai batas dari apa yang bisa mereka lakukan untuk hidup damai di benua ini.

Demi-Human cenderung dianiaya.

Bahkan monster yang tidak memiliki mata emas……

“Kau tidak akan pernah tahu kapan mata mereka berubah menjadi emas.”

Begitulah cara mereka menganggap mereka berbahaya.

Sementara sebagian besar benua merasa takut dari invasi Akar Segala Kejahatan ———

Beberapa dari mereka mulai membuat rencana untuk bersembunyi di suatu tempat.

Tempat yang aman untuk hidup dimana manusia tidak dapat menemukannya.

Mereka berpikir akan sangat bagus bahwa ada tempat seperti itu bagi mereka di suatu tempat.

Di antara para perencana adalah Raja Abadi Zect.

Apa yang mereka lihat saat itu ———- adalah reruntuhan besar di bawah tanah.

Sebuah reruntuhan yang belum diketahui keberadaannya di benua itu.

Pada saat itu…

Orang yang memberikan bantuan pada saat itu adalah Anarveil.

Dia memberi mereka kebijaksanaan dan alat yang mereka butuhkan.

Dan dengan demikian, dipimpin oleh Raja Abadi Zect ———- migrasi besar-besaran terjadi.

Berbicara sampai disana, Munin berhenti sejenak.

Apakah dia memikirkan tentang saudara-saudaranya di masa lalu yang dibantai?

Setelah hening beberapa saat, seolah-olah dia sedang berdoa untuk mereka, dia membuka mulutnya lagi.

[Pada saat itu, selama kekacauan besar yang disebabkan oleh Akar Segala Kejahatan…… Satu-satunya kesempatan mereka adalah ketika Dewi dan manusia sibuk berurusan dengan Akar Segala Kejahatan.]

[Begitu…… Begitulah cara orang-orangmu , Ras Terlarang, lolos dari mata dan tangan Dewi. Namun ———–]

Sang Dewi belum menyerah untuk membasmi mereka.

Sepertinya Munin baru saja mengetahuinya.

Dia pasti pernah mendengar tentang itu ketika utusan Raja Zect datang untuk "mengganggu" mereka.

Dan mereka mendengar dariku bahwa Vysis sedang merencanakan sesuatu untuk melawan mereka lagi.

Suatu hari, kelompok yang disebut Pedang Pahlawan mengetahui tentang tempat ini.

Dan bahwa Dewi memiliki Binatang Ilahi lain selain Nyaki.

Saat ini, bawahan Dewi mungkin sedang dalam perjalanan ke tempat ini.

[Seperti yang kukatakan padamu, Dewi belum menyerah untuk memusnahkan bangsamu, Ras Terlarang, dari dunia ini dulu.]

[Sepertinya begitu.]

Merasa kecewa, bahu Munin terkulai.

Namun, dia segera melihat ke atas.

[Sang Dewi pasti mengetahui kemudian bahwa Ras Terlarang telah menghilang dari benua ini pada suatu saat. Bersama dengan sejumlah besar Demi-Human dan Monster. Alasan kenapa dia tidak bisa menemukan tempat ini untuk waktu yang lama…… Raja Zect menduga itu karena Anarveil-sama telah mengambil beberapa tindakan untuk membantu kami saat dia berada di dunia luar.]

[…… Begitu .]

Itu karena Erika yang kita bicarakan di sini.

Mungkin saja dia mengambil beberapa tindakan untuk mencegah penemuan tempat ini.

[Tapi seperti yang Belzegia-san tahu, Dewi tidak pernah menyerah untuk mengejar kami. Ya…… Kurasa dia mungkin tidak akan pernah menyerah. Sampai orang-orang kami, Ras Terlarang ——— benar-benar dimusnahkan.]

[Itu juga yang kupikirkan.]

Sebaliknya, berbicara sebaliknya.

Itu benar-benar menunjukkan titik lemahnya.

Keberadaan Kutukan Terlarang.

Kewaspadaan sang Dewi terhadap mereka menegaskan hal ini.

[Dalam kasus ini ——–]

Mata Munin terbuka dengan jelas.

[Jika Dewi tidak dijatuhkan, tidak akan pernah ada hari di mana orang-orang kami, Ras Terlarang ———– Kurosaga akan beristirahat dengan damai.]

[Itu berarti ———]

[Ya, Belzegia-san.]

Munin berdiri dari kursinya.

[Jika itu untuk mengalahkan Dewi itu, kami, Ras Terlarang, akan bekerja sama denganmu.]

Mata dipenuhi dengan tekad yang kuat.

Dia menatap lurus ke arahku dengan mata seperti itu.

Menerima tatapannya, di bawah topengku ———- Aku menyeringai.

Keinginan kami selaras.

Keinginanku, dan keinginan Ras Terlarang.

Yah, kurasa itu sudah jelas.

Dewi bgsd itu sepertinya mampu hidup selamanya.

Jika dia tidak mati, dia akan terus hidup.

Jika itu masalahnya…….

Sang Dewi harus dihancurkan.

Iya.

Satu-satunya cara bagi mereka untuk bertahan hidup ———- adalah dengan menghancurkannya.

Dewi yang tidak baik hati itu.

Aku juga berdiri.

Setelah itu, aku menundukkan kepala.

[Atas kesediaanmu untuk bekerja sama, aku mengucapkan terima kasih. Rasanya hatiku lega mengetahui bahwa sekutu yang dapat diandalkan ada di pihakku.]

Mengangkat kepalaku, aku melanjutkan.

[Sekarang, dengan keputusan itu……]

Meskipun aku berhasil mendapatkan kerja samanya……

Apa yang harus aku lakukan sekarang?

[Munin-dono.]

[Kau bisa berhenti dengan cara memanggil yang kaku itu, tahu?]

Ekspresi tegas yang dia miliki sebelumnya agak melunak.

Sambil terkekeh, tatapan Munin mengendur.

[Aku bahkan memanggilmu Belzegia-san juga.]

[...... Baiklah, Munin-san. Bisakah kau memberi tahuku apa yang kau ketahui tentang Kutukan Terlarang? Sejujurnya, satu-satunya hal yang aku tahu tentang mereka adalah bahwa “Kutukan Terlarang ini dapat diperoleh dari Buku Mantra Rapalan, dan tampaknya efektif melawan Dewi”.]

Ya, kebenarannya adalah ——–

Aku secara mengejutkan tahu sedikit tentang Kutukan Terlarang.

Mendengar apa yang aku katakan, mata Munin menyipit……

[Dimengerti.]

——Dan tersenyum.

[Baiklah, hal pertama yang perlu kau ketahui adalah bahwa…… Seperti namanya, kami, Ras Terlarang mampu membaca naskah kuno khusus yang dianggap "Terlarang". Kebetulan ———–]

Munin tersenyum kecut.

[Nama "Ras Terlarang" adalah sebutan Dewi untuk kami, dan entah bagaimana itu diseriusi. Dengan kata lain, kami tidak benar-benar menyebut diri kami seperti itu.]

[Nama asli orang-orangmu adalah "Kurosaga", kan?]

[Ya. Namun, kami diajari sejak usia dini bahwa “kami adalah ras terlarang”. Oleh karena itu, kami tidak memiliki banyak perlawanan untuk disebut "Ras Terlarang". Jadi, tolong jangan khawatir tentang itu.]

[Aku mengerti.]

"Kami tidak keberatan disebut Ras Terlarang."

—– Sepertinya aku diberitahu seperti itu.

[Apakah kau tahu cara merapal Kutukan Terlarang?]

[Aku belum pernah merapal, dan aku juga belum pernah melihat Buku Mantra Rapalan sebelumnya. Tidak ada satupun Buku Mantra yang ada di desa kami.]

Jadi itu sebabnya…

“Namun……” lanjut Munin.

[Aku tahu bagaimana merapalnya.]

[——————-]

Ini adalah kabar baik.

Sekarang, aku tidak perlu mencari cara untuk merapalkannya sendiri.

Munin kemudian mulai menjelaskan cara memohonnya.

[Pertama, kau akan membaca mantera dari buku mantra. Kemudian ———- Kau akan “membubuhkan” Kutukan Terlarang pada dirimu sendiri.]

Seolah kau akan mem buff diri sendiri dengan Kutukan Terlarang ini.

[Setelah itu, sebuah pola akan tercetak di bagian tubuhmu. Dari apa yang diberitahu padaku, jika kau ingin melemparkannya dalam keadaan itu, kau harus melafalkan mantera lagi dan kemudian, itu akan diaktifkan. Juga…… Ini membutuhkan kekuatan sihir untuk diaktifkan. Kami, Kurosaga, ahli dalam memurnikan dan memanipulasi kekuatan sihir, jadi seharusnya tidak ada masalah. Hanya saja……. Sebenarnya, aspek terpenting darinya adalah ———- …… Belzegia-san? Apa ada yang mengganggumu?]

Sepertinya aku tanpa sadar mengangkat tangan ke dagu.

[Hanya saja aku memiliki sesuatu yang ingin aku tanyakan sebelum proses mengaktifkannya……]

Menyusun pertanyaan yang ada dalam pikiranku, aku bertanya.

[Sifat dari Kutukan Terlarang ini...... Dengan kata lain, efek seperti apa dan seberapa efektif mantranya. Apakah mereka akan tetap tidak diketahui sampai kau benar-benar menggunakannya sendiri?]

Munin tampak seolah-olah mulai memikirkannya juga.

[Aku telah diajari bahwa ada lebih dari satu jenis Kutukan Terlarang…… tapi aku tidak begitu yakin apakah ada cara untuk menentukan jenis mantra apa itu sebelum diaktifkan ———- Kurasa begitu, itu pasti……]

Matanya terbuka lebar, dia menatapku dengan mata terangkat.

[Bolehkah…… jika aku melihat salah satu Buku Mantra sebentar?]

[Ini dia.]

Melepaskan simpul di sekitar Buku Mantra Rapalan berbentuk gulungan, aku menyerahkannya ke arah Munin.

Menerima Buku Mantra Rapalan, dia membukanya.

Memegangnya dari atas dan bawah gulungan, Munin mulai memeriksanya.

Akhirnya ———- Matanya terbuka lebar.

Selanjutnya, dia berdiri di sampingku dan menunjuk pada sesuatu di bagian bawah Buku Mantra Rapalan.

[Ini bukan Rapalan untuk Mantra Rapalan.]

[Bukan Rapalan?]



TLN : Arrrggggggghhh... Bikin pusing aja... incantation, Chant, Spell.... Gw binung sendiri ini mau nerjemahin gimana....



Dalam posisi kami saat ini…

Jika aku hanya memalingkan wajahku ke samping, aku akan segera melihat wajah Munin tepat di samping wajahku.

[Bagian ini di sini menceritakan efek dari Kutukan Terlarang.]

[——————-]

Sejujurnya……

Aku pikir kami perlu menyimpulkan efek dari isi nyanyian itu.

Namun, tampaknya efeknya ditulis dengan hati-hati.

[…… Dan, apa efek dari Kutukan Terlarang ini?]

[Itu memiliki “kekuatan untuk menghapus dan menyegel semua kemampuan tipe Penghalang yang dimiliki Dewa”.]

Dalam pikiranku, ingatan tentang waktu itu kembali.

Adegan waktu itu ——— Dan suara menjengkelkan Dewi Bgsd itu.

"<Dispel Bubble> ku selalu bertindak sebagai membran pelindung di sekitarku."

Membran pelindung.

Itu berarti ———— Itu adalah sesuatu seperti “dinding” tipis yang menutupi tubuhnya.

“Mari kita lihat… bahkan jika itu melawan Rank-E sepertimu, itu adalah pertahanan absolut yang secara otomatis akan melindungiku dari Mantra tipe-Abnormal State sepertimu.”

Pertahanan mutlak.

Itu berarti "ia memiliki kemampuan bertahan".

Dan dengan demikian, itu adalah kemampuan tipe Penghalang.

Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa Kutukan Terlarang ini akan sepenuhnya mengatasi gelembung miliknya.

Tidak ada hal seperti itu dalam hidup yang bisa dipastikan siapa pun.

Oleh karena itu ———– Aku tidak bisa mengatakannya dengan pasti.

Namun ……

[Itu cukup bagiku.]

Aku melihat Buku Mantra Rapalan yang ada di depanku.

Menempatkan jari telunjukku di tengahnya, kataku.

[Itu sudah cukup berharga ———— bagiku untuk mengambil risiko.]


“Ngomong-ngomong, Munin-san.” Aku berkata, menyingkirkan Buku Mantra Rapalan.

[Aku akan langsung ke intinya. Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan kepadamu…… Apakah mungkin bagi orang yang tidak melek huruf untuk “membubuhkan” Kutukan Terlarang ini? Dengan kata lain…… Jika seseorang bisa belajar membaca dan mampu membaca mantera itu sendiri, bahkan jika mereka bukan salah satu dari Ras Terlarang, bukankah mereka akan bisa menggunakannya?]

Setelah itu, Munin terlihat gelisah. di wajahnya.

[Itu mungkin ———- dan tidak mungkin.]

Mungkin dan tidak mungkin.

Itu bisa berarti bahwa pertanyaanku bisa dijawab dengan cara apa pun.

Munin pasti mengerti ambiguitas dari apa yang aku tanyakan.

Dia segera menambahkan informasi lebih lanjut.

[Kesimpulannya, proses "membubuhkan" itu mungkin.]

[Namun, ada masalah lain.]

[Ya.]

Fwish…

Saat dia mengatakan ini, Munin melepaskan ikatan di dekat bahunya.

Kain yang diikat terlepas, kerudungnya mulai berkibar.

Munin kemudian mengambil beberapa langkah dan berbalik ke arahku.

Setelah itu ———- Dia menyelipkan pakaiannya ke pinggangnya.

Setengah bagian atas tubuhnya sekarang benar-benar terbuka.

Menutupi payudaranya dengan satu tangan, Munin dengan lembut berbalik.

[Silakan lihat ini.]

Sayap hitam tumbuh dari sekitar tulang belikatnya.

Di tengah-tengah akar sayapnya ———-

Sedikit di bawah leher, sebuah pola tergambar di sana.

Itu adalah warna abu-abu terang.

Ini tidak terlihat seperti tato.

[Dikatakan bahwa pola ini mewakili dua sayap, satu lengan, satu mata, pedang, perisai……. dan rantai.]

Meski sulit untuk dipahami tanpa penjelasannya……

Jika kau memecah pola itu menjadi beberapa bagian, aku pasti bisa melihat bagaimana kelihatannya.

Ini adalah simbol yang terlalu disederhanakan sehingga orang tidak akan mengerti apa artinya kecuali mereka diberitahu.

Ngomong-ngomong……

Apa niat Munin menunjukkan ini padaku?

Mungkin……

[Mungkinkah itu hanya digunakan oleh seseorang yang memiliki pola ini?]

[Jika itu hanya “menempelkan” Mantra Terlarang, itu mungkin bagi siapa saja untuk melakukannya. Namun…… Jika seseorang yang tidak membawa lambang ini menggunakan Kutukan Terlarang, mereka akan mati.]

[…………………]

[Dari apa yang diberitahu padaku…… Mereka akan mengalami rasa sakit yang tak terbayangkan dan darah akan menyembur keluar dari tubuh mereka sampai mereka kehilangan nyawa.]

Dengan nada yang terdengar seperti dia mencoba terdengar tidak menyenangkan, dia mulai mengenakan kembali pakaiannya.

Dari deskripsinya, suara semacam itu terdengar seperti kombinasi <Paralyze> dan <Berserk>.

Namun, begitu……

[Karena itulah, aku berkata "itu mungkin dan tidak mungkin".]

Seseorang tanpa lambang itu hanya bisa "membubuhkan" Kutukan Terlarang.

Namun, menggunakannya akan berarti kematianmu.

Fumu.

“Ngomong-ngomong…” tanyaku lagi.

[Jika seseorang tanpa lambang menggunakannya…… ​​apakah mantranya sendiri aktif, bahkan jika penggunanya mati?]

[……………….]

[Kurasa itu tidak diketahui ya?]

Mengaktifkan Kutukan Terlarang di ditukar dengan kematian mereka.

Tidak…… Namun……

Bahkan jika itu mungkin ———

[Sayangnya, tidak.]

Munin dengan nada meminta maaf menggelengkan kepalanya.

Itu tidak akan berhasil ya…

Kau hanya akan mati bahkan tanpa mengaktifkannya.

Jika begitu……

[Jadi, untuk mengaktifkan Kutukan Terlarang, aku akan membutuhkan bantuan dari salah satu Ras Terlarang yang memiliki lambang itu.]

Munin mengangguk.

[Juga, mengenai Ras Terlarang yang memiliki lambang ini…… Hanya ada aku dan satu orang lain di desa ini.]

Tidak semua Ras Terlarang memiliki lambang.

Hanya ada dua orang yang memilikinya ya.

[Karena itulah, aku harus hadir saat saatnya tiba.]

[Aku bersyukur untuk itu tapi…… apa kau yakin? Kau seharusnya menjadi kepala, bukan?]

Mendengar apa yang aku katakan, mata Munin sedikit terbuka ———– dan senyuman kecil muncul di bibirnya.

[Justru karena aku adalah Kepala, aku melakukan ini. Kupikir aku harus melakukan ini untuk masa depan Kurosaga. Ini adalah misiku sebagai Kepala mereka.]

Senyumannya lembut, tapi penuh dengan tekad.

Berlutut di tempat, aku menundukkan kepalaku lagi.

[…… Aku mengerti. Atas tekadmu, aku berterima kasih dari lubuk hatiku…… ​​Aku berjanji untuk melakukan yang terbaik untuk tidak pernah membiarkan tekadmu sia-sia. Dengan sekuat tenaga ——— Aku akan menghancurkan Dewi Vysis!]

Meluruskan postur tubuhnya sebagai tanggapan, Munin menyatukan kedua tangannya di depan perutnya.

Sambil terkikik, dia sedikit memiringkan kepalanya dan tersenyum.

[Iya. Aku juga berterima kasih dari lubuk hatiku yang paling dalam.]

Mengatakan ini, senyum di bibirnya berubah menjadi senyuman pahit.

[Namun…… Ada satu hal lagi yang kita perlukan untuk menggunakan Kutukan Terlarang, selain kekuatan sihir.]

Sepertinya masih ada sesuatu yang perlu aku temukan.

[Kita akan membutuhkan sebuah “medium”.]

[Sebuah medium……]

[Maafkan aku, tapi medium itu sudah lama tidak ada di desa ini. Juga ——– Medium tersebut tampaknya sama sulitnya ditemukan seperti Buku Mantra Rapalan.]

[Pernahkah kau melihat salah satu dari medium ini? Bisakah kau mendeskripsikan bentuknya atau apapun yang mencolok tentang itu……]

[Maafkan aku…… Aku belum pernah melihatnya sendiri, jadi aku tidak bisa mengatakan banyak tentang itu.]

[Tidak. Itu bukan sesuatu yang perlu kau minta maaf, Munin-san.]

Wajahnya berpaling, Munin tampak kecewa.

[Umm, kalau-kalau kau mungkin tahu tentang item ini…… Aku mendengar bahwa sebelum mereka dievakuasi ke negara ini, mereka memperoleh medium “di Pegunungan Nashul di barat benua”. Namun, sepertinya itu sudah termasuk barang langka pada masanya …… ​​Jadi, memperolehnya sekarang ini ————]

“Aku tidak begitu yakin……”, Munin meminta maaf lagi sambil menggelengkan kepalanya.

[………………..]

Begitu.

Kau tidak dapat mempelajari Kutukan Terlarang hanya dengan membacanya.

Kau akan membutuhkan medium untuk bertindak sebagai "perantara" untuk Buku Mantra Rapalan dan yang mempelajarinya.

[Apakah medium itu item sekali pakai? Atau mungkin, kau hanya membutuhkan salah satu dari medium ini untuk berulang kali melemparkan Kutukan Terlarang?]

[Dikatakan bahwa itu dikonsumsi saat dipanggil dalam tubuhmu. Aku juga mendengar kalau lambang yang ditempelkan di tubuh seseorang juga akan hilang setelah digunakan.]

Itu artinya.......

Kutukan Terlarang hanya bisa diaktifkan berdasarkan jumlah medium yang bisa kami peroleh.

Ini tidak seperti skill yang bisa digunakan berulang kali selama kau memiliki MP ya.

Singkatnya ———- Itu bukanlah mantra yang tidak boleh aku sia-siakan.

Saat menggunakan Kutukan Terlarang, aku harus memastikan bahwa itu digunakan hanya pada saat yang menentukan.

…… Namun, itu barang langka ya.

Sambil meletakkan ibu jari di dagu, aku berbicara.

[Berbicara tentang barang langka…… Aku tahu beberapa hal tentang beberapa hal tentang negara di barat.]

Ya ……

Jonato Principality dan Kekaisaran Mira.

Kedua negara ini berada di benua barat.

Aku pernah mendengar bahwa Jonato telah menimbun barang langka yang mereka sebut "Relik Suci".

Aku yakin Mira juga akan memiliki rumah harta karun yang besar dengan banyak barang langka di dalamnya.

Lagipula, kurasa mereka bukan negara yang menawarkan segalanya kepada Dewi.

Lebih penting lagi, kedua negara itu terletak di wilayah barat benua.

Dan kemudian, pegunungan dimana medium langka bisa didapat juga berada di barat.

[…………………]

Aku pernah mendengar bahwa Jonato menderita banyak kerusakan dalam invasi besar terakhir.

Ibukota mereka rupanya mengalami kerusakan yang cukup parah.

Jika sekarang ———- Mungkin secara tak terduga akan mudah bagi kami untuk menyusup ke dalam.

Jika aku mengingatnya dengan benar, menurut informasi yang diperoleh dari Pedang Pahlawan…..

Sepertinya jenderal mereka, saudara Kaisar Gila, mengejar Binatang Ilahi huh.

Sulit bagiku untuk mengeluarkan Nyaki dari negeri ini.

Sebisa mungkin, aku juga tidak ingin melakukan tindakan seperti ini.

Namun, aku tidak benar-benar perlu mengeluarkan Nyaki dari negara ini……

Tapi dengan dia tinggal di negara ini, bukankah aku bisa menggunakan kehadirannya sebagai pengungkit dalam negosiasiku dengan mereka?

[Jika ada yang bisa aku lakukan untuk membantumu mendapatkan mediumnya, jangan ragu untuk memberi tahuku. Yang kumaksud adalah, ummm…… Jika kau sedang dalam perjalanan untuk menemukannya, aku ingin bergabung denganmu. Ah ——– kau tidak perlu khawatir tentang sayapku. Aku bisa membuatnya lebih kecil, meskipun akan sulit bagiku untuk menyembunyikannya untuk waktu yang lama. Lagipula…… Aku akan menunjukkannya padamu nanti, tapi kami pembawa lambang juga memiliki beberapa keahlian khusus yang nyaman yang bisa kita manfaatkan……]

Merenungkannya sebentar, dengan ibu jariku masih di daguku, aku menatapnya .

[Ngomong-ngomong, Munin-san, apa nama item langka itu?]

[Namanya Azure Dragon Stone.]


Next Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »

Comments