Isekai wa Heiwa deshita Chapter 281

Untuk makan siang dengan Shea-san, aku berjalan bersamanya berkeliling kota tapi...... Masalah yang mengganggu adalah percakapannya tidak menjadi hidup sama sekali. 

Tentu saja, ini sebagian karena filter negatif Shea-san, tapi lebih dari itu, mungkin karena aku belum bisa mengukur karakter Shea-san. 

Sejujurnya, aku masih belum tahu orang seperti apa Shea-san atau kepribadian seperti apa yang dia miliki. Nyatanya, kepribadian Shea-san sulit dibaca. 

Aku tidak tahu apakah dia tidak memikirkanku secara baik itu atau tidak, tapi dia jelas memusuhiku, itulah yang kupikirkan, tapi dia tiba-tiba memberiku makanan ringan dan permintaan maaf secara tidak langsung...... Aku benar-benar tidak memahaminya.

Mengikuti punggung Shea-san saat dia diam-diam berjalan beberapa jarak di depanku, aku melihat ke belakangnya dan berpikir untuk memulai percakapan, ketika Shea-san tiba-tiba berhenti. 

[Apakah ada masalah?] 

[…………………….] 

Saat aku memiringkan kepalaku dan bertanya padanya, Shea-sand tidak menjawab kata kataku dan hanya sedikit menoleh ke arah suatu arah. Dari sudut matanya tampak sosok seorang gadis muda yang sedang membeli snack berbentuk es krim dari gerobak makanan dan memiliki senyum bahagia di wajahnya. 

Apa ada yang salah dengan gadis muda itu? Saat aku memikirkan itu, gadis muda itu berlari melewati Shea-san dan aku dengan ekspresi bahagia di wajahnya…… ​​Pada saat itu, aku melihat sesuatu yang tampak seperti garis bercahaya di tubuh gadis muda itu berkedip dalam sekejap.

[!? She-Shea-san, itu…… Apa itu?] 

[………………..] 

Sebelum aku menyadarinya, Shea-san sedang memegang sabit yang tampak tidak menyenangkan di tangannya. 

Melihat sikap Shea-san saat ini, tak peduli bagaimana aku melihatnya, terasa seolah dia sudah mengayunkan sabit itu, dan aku buru-buru melihat ke arah gadis muda tadi tapi…… Sepertinya tubuhnya tidak terluka atau semacamnya. 

Shea-san melirikku yang bingung, sebelum dia membuat sabitnya menghilang dan mulai berjalan seolah tidak ada yang terjadi. 

[…… Sabitku dapat merusak kemalangan.] 

[…… Eh?] 

[Kau bisa menganggap kemalangan ini sebagai hal yang membuat orang tidak bahagia.] 

[Errr, apakah itu berarti hal seperti itu akan terjadi pada gadis muda sebelumnya?]

[…… Kemalangan ada dimana-mana. Kemalangan ini bisa besar atau kecil.] 

Apakah itu maksudnya bagimana orang-orang biasanya melakukan tolak balak? Apakah dia melakukan itu pada gadis muda barusan tadi? 

[… Jika aku secara tidak masuk akal memutuskan kemalangan besar, itu mungkin mempengaruhi mereka. Namun, jika itu hanya kemalangan kecil, tidak akan ada masalah jika aku memutuskannya begitu saja.] 

[...... Kebetulan, apa yang akan terjadi pada gadis muda sebelumnya jika kau tidak melakukan apapun?] 

[Entahlah? Aku tidak bisa melihat takdir seperti yang bisa dilakukan Dewa Takdir-sama. Aku hanya bisa melihat kemalangan…… Aku tidak akan tahu apa yang akan terjadi kecuali aku melihatnya terjadi, tapi dengan kemalangan sebesar itu, yah…… Itu mungkin hanya akan menjadi sesuatu sampai dia tersandung dan menjatuhkan camilannya. ]

Sepertinya Shea-san tidak bisa melihat takdir, tapi dia bisa melihat apa yang bisa disebut pertanda kemalangan, dan dia telah memutuskan kemalangan yang ada di dalam diri gadis muda tadi. 

Jika dia tidak melakukannya, gadis muda itu akan mengalami kemalangan kecil seperti tersandung kerikil. 

[…… Lalu, Shea-san membantu gadis muda itu……] 

[Jangan salah paham. Selain orang-orang yang telah mereka berkahi, para Dewa tidak langsung membantu setiap orang yang dia temui.] 

[Eh? Na-Namun, barusan……] 

[…… Aku baru saja melakukan latihan mengayun setiap hari, dan bocah itu kebetulan berjalan lewat sana. Hanya itu saja!] 

[Eh? Ah, ya……] 

[…… Hmph.]

Itu alasan yang benar-benar dipaksakan yang dia kataan barusan tapi, begitu, kurasa itu memang seperti Shea-san…… Aku mungkin telah salah paham padanya. 

Ada beberapa kekerasan dalam ucapan dan tingkah lakunya, tapi dia tidak seperti Dewa yang tidak akan membantu siapa pun… Aku bisa melihatnya dengan jelas sekarang setelah dia dengan lembut membantu gadis muda itu. Dia orang yang baik hati. 

Yah, aku akan menyimpannya untuk diriku sendiri, karena Shea-san mungkin akan marah padaku jika aku mengatakan itu dengan keras. 

Shea-san membawaku ke salah satu restoran dan masuk ke dalam, kami duduk.

Karena Shea-san adalah No. 5 dari Alam Dewa dan puncak dari Dewa Tingkat Tinggi, kupikir mungkin akan ada keributan yang akan terjadi dengan kedatangan kami tapi...... Sepertinya Shea-san adalah seseorang yang pada dasarnya bekerja di belakang layar, dan karena dia tidak banyak muncul, wajahnya hampir tidak dikenal oleh publik. 

Jadi, meskipun dia duduk di kursi di restoran normal seperti ini, dia tidak perlu menggunakan Sihir Penghambat Pengenalan pada dirinya sendiri. 

[...... Pesan apapun yang kau mau.] 

[Ah, ya.] 

Sambil melihat restoran yang entah bagaimana memiliki nuansa etnik, aku melihat menu yang diberikan Shea-san padaku. 

…… Bukankah semuanya terlihat pedas? Toko macam apa ini? Restoran yang mengkhususkan diri pada makanan pedas?

Sepertinya cemilan super pedas yang Shea-san berikan padaku sebelumnya benar-benar favoritnya, jadi aku memutuskan untuk memesan yang relatif lebih ringan dari menu yang diisi dengan hal-hal yang terlihat pedas. 

Ketika pelayan datang untuk mengambil pesananku, Shea-san dan aku masing-masing memesan hidangan…… 

[Kau bebas memilih seberapa pedas makanan di restoran kami, jadi apakah kau ingin menyesuaikannya?] 

[…… 100 kali lebih banyak .] 

[Eh?] 

[Eh?] 

Mendengar kata-kata Shea-san saat dia mengatakan itu tanpa basa-basi, baik aku dan pelayan secara refleks menegang. 

[…… 100 kali.] 

[U-Ummm, aku mohon maaf Bu…… Ta-Tapi kami adalah restoran yang menjual makanan yang sudah cukup pedas. Aku tidak mengatakan bahwa itu tidak mungkin bagi kami tapi…… Ummm, apa kau tidak masalah dengan itu?]

[Tidak ada masalah. 100 kali lebih pedas untukku.] 

[Ba-Baiklah…… Apakah kau juga ingin 100 kali lebih pedas, Pak?] 

[Ti-Tidak, hanya kepedasan biasa……] 

Ketika pelayan bertanya padaku, jelas terguncang oleh perintah Shea-san, aku mengatakan padanya bahwa aku hanya memesan rasa pedas biasa. 

100 kali lebih pedas, apa kau bercanda!? Makan sesuatu seperti itu akan membuat indra perasaku hilang. 

Dan saat pelayan menundukkan kepalanya dan pergi, untuk suatu alasan, Shea-san menatapku dengan ekspresi terkejut di wajahnya dan bergumam. 

[…… Kau, mungkinkah…… Kau salah satu dari orang-orang yang menyukai makanan manis?] 

[……………….]

Tidak, itu tidak benar. Hanya karena aku memesan sesuatu dengan kepedasan biasa di restoran yang mengkhususkan diri pada makanan pedas, kau bertanya apakah aku memiliki hobi manis-manis…… Sungguh menakutkannya kriteriamu…… 

Setelah kami menunggu beberapa saat, pelayan membawakan kami hidangan yang terlihat lezat dengan kepedasan normal yang kupesan dan…… hidangan menakutkan yang terlihat seperti "lahar merah mendidih". 

Merah…… Aku tak bisa melihat warna lain selain merah…… Bisakah kau benar-benar makan sesuatu seperti itu? 

Dengan pemikiran itu di benakku, aku melihat ke arah Shea-san saat dia mengambil sedikit makanannya…… ​​dan ekspresinya sedikit mengerut. 

Ka-Kan, aku tahu kalau itu akan terlalu pedas untuk Shea-san juga…… 

[…… Masih agak manis.] 

[………………..]

Apakah indranya sudah rusak? Darimana kau bisa melihat manisnya hidangan itu? Hidangan itu sudah berada pada level yang membuatku merasakan kepedasan hanya dengan melihatnya…… ​​Lu-Luar biasa. 

Su-Sudah kuduga, apakah Chronois-san benar-benar satu-satunya orang waras di antara para Dewa kan? 

Aku merasa seolah melihat sesuatu yang menakutkan. Dengan perasaan seperti itu di benakku, aku menghabiskan makananku dan keluar dari restoran, yang baru saja mengonsumsi hidangan yang bahkan tidak ragu kusebut sangat pedas. 

[…… Shea-san, terima kasih untuk makanannya.] 

[Hmm…… Bagaimana kau bisa makan makanan yang manis seperti itu?] 

[………………...] 

Daripada itu, bukankah aku yang harus bertanya bagaimana kau bisa makan hidangan yang benar-benar pedas seperti itu, Shea-san? Tidak, serius……

[…… Pokoknya, aku telah memenuhi janjiku sekarang. Kau tidak memiliki keluhan apapun dengan itu, kan?] 

[Eh? Ya, terima kasih banyak.] 

[Kalau begitu, ayo kita kembali.] 

[Ya.] 

Mengatakan itu, Shea-san mulai berjalan saat aku mulai berjalan menuju penginapan. 

Arehh? Namun, Shea-san tinggal di istana kerajaan, bukan? Bukankah istana kerajaan berada di arah yang berlawanan...... Mungkinkah dia mengirimku kembali ke penginapan? 

Saat aku menyusuri jalan, memikirkan hal ini, Shea-san berhenti lagi dan wajahnya menoleh ke suatu tempat. 

Kali ini, laut berada di depan pandangannya, dan dia bisa melihat perahu di kejauhan, terlihat seperti sedang menangkap ikan. 

[...... Kemalangan besar.] 

[Eh? Di kapal itu?] 

[……………..]

[A-Apa yang akan kau lakukan?] 

Kata-kata yang diucapkan Shea-san dengan tenang, kemalangan besar…… yang berarti kapal bisa tenggelam atau semacamnya…… 

Memikirkan kemungkinan seperti itu, aku bertanya padanya tentang itu, tapi Shea-san tampak seolah-olah dia tidak melihat apapun secara khusus dan mengalihkan pandangannya dari kapal. 

[Tidak ada. Seperti yang kukatakan, Dewa tidak membantu Manusia dalam setiap hal.]

[…… Ta-Tapi……] 

[Jangan memaksakan niat baikmu padaku…… Aku tidak peduli apa yang kau pikirkan, tapi setiap orang memiliki nilai yang berbeda. Jangan memintaku untuk melakukan sesuatu yang menurutmu benar.] 

[!? Ma-Maafkan aku.] 

[...... Ck.] 

Mendengarkan kata-kata Shea-san, terdengar agak kesal, aku menundukkan kepalaku. 

Memang, mungkin tidak tepat bagiku untuk meminta Shea-san menyelamatkan kapal itu.

Memikirkan hal ini, bahuku sedikit merosot, tetapi aku tidak bisa mengabaikan mereka sekarang karena aku mengetahuinya. Saat aku memikirkan cara untuk membantu mereka, Shea-san mendecakkan lidahnya dan mengeluarkan sabitnya. 

[........ Ayunan untuk menyingkirkan bencana.......] 

[! 

Setelah bergumam pelan, Shea-san mengacungkan sabitnya dan tebasan hitam legam segera terbang keluar dari dirinya dan terbang menuju kapal. 

Saat tebasan itu menghilang seolah tersedot ke dalam kapal, Shea-san membuat sabitnya menghilang seolah tidak ada yang terjadi. 

[…… Shea-san.]

[Jika aku harus memutuskan kemalangan besar, itu mungkin mempengaruhi mereka tapi...... Baiklah, jika aku serius tentang itu, aku bisa menyesuaikan hal semacam itu...... Aku berhutang budi padamu karena telah membujuk Dewa Takdir-sama sebelumnya. Sekali ini saja, aku akan mengikuti pikiran manismu.] 

[…… Te-Terima kasih banyak.] 

[…… Hmph…… Akan sangat bagus jika semua orang bisa bahagia dengan usaha sendiri……] 

Setelah mengumumkan itu, terdengar agak tidak tertarik, Shea-san mulai berjalan lagi. 

Saat aku mendengar kata-kata itu, itu hanya firasat tapi...... entah kenapa aku merasa Shea-san akan membantu kapal itu tanpa aku mengatakan apapun. 

[…… Shea-san, kau orang yang sangat baik, bukan?] 

[Apa !? O-O-O-Omong kosong macam apa yang kau bicarakan sekarang !? Jenis skema apa yang kau buat sekarang !!!?]

[Eh? Ah, tidak, maaf. Aku tidak sedang merencanakan skema apapun, aku hanya secara refleks mengucapkan apa yang kupikirkan……] 

[Kuhh…… Di-Diam, idiot! Mati!!!] 

[E-Eeehhhh……] 

Apa yang aku katakan adalah kata-kata pujian yang jujur, tapi Shea-san, mungkin tidak terbiasa dipuji, berteriak dengan wajah merah padam, dan lari. 

Bagaimana aku harus mengatakan ini…… Melihat punggungnya saat dia melarikan diri…… Kata tsundere baru saja muncul di benakku. 

Ibu, Ayah ———– Masih banyak hal tentang Shea-san yang tidak kuketahui. Aku tidak begitu yakin apakah dia membenciku atau dia melihatku dengan senang…… tapi ada satu hal yang aku tahu ———- Shea-san adalah orang yang baik.


Next Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »

Comments