Isekai wa Heiwa deshita Chapter 151

Novel I Was Caught up in a Hero Summoning, but That World Is at Peace Indonesia
Chapter 151


Pada malam hari, di ruangan yang benar-benar kukenal, aku memiliki ekspresi yang sedikit bermasalah di wajahku. 

[Muuuuuuuu ……] 

[Tidak, seperti yang kubilang, kurasa raja tidak punya niat buruk.] 

Kuro, yang menggembungkan pipinya seperti tupai di depanku, masih terlihat tidak yakin saat dia mengalihkan pandangannya ke arahku. 

Alasan mengapa aku berada dalam situasi ini adalah karena aku ingin mengurangi kesan buruk Kuro terhadap Kerajaan Symphonia sebelum kunjungan kami ke istana kerajaan yang akan datang besok. 

Sejauh yang aku ketahui, aku benar-benar tidak peduli sama sekali, dan dia tidak perlu meminta maaf tapi...... Karena aku mendengar bahwa meminta maaf ada hubungannya dengan prestise negara, aku memutuskan untuk pergi ke istana kerajaan.

Aku akan menerima permintaan maaf dari raja pada saat itu, tetapi jika aku bisa, aku ingin menyelesaikan aspek lainnya juga. 

Dan salah satu masalah itu adalah…… Kuro. 

Menurut Lunamaria-san, sejak kejadian itu, Kuro mulai membenci istana kerajaan dan sama sekali tidak mendekatinya, sehingga posisi raja di istana kerajaan semakin memburuk. 

Jadi, aku meminta Kuro, yang datang malam ini seperti biasa, untuk membatalkan masalah ini ketika raja meminta maaf kepadaku besok, dan hasilnya…… ​ tupai yang ada di depanku. 

[...... Aku benci raja itu karena membully Kaito-kun.] 

[Tidak, aku tidak sedang dibully. Soalnya, itu hanya terjadi dalam waktu singkat dan mereka secara tidak sengaja tidak menyertakan aku dalam pengaturannya.] 

[Muuuuu……]

Rupanya, Kuro cukup marah tentang hal itu, meski itu sama sekali tidak menggangguku, dan cukup sulit untuk meyakinkannya. 

Tidak, kemarahannya hanyalah sesuatu yang kurasakan...... Yang bisa kulihat saat aku melihatnya adalah seekor tupai yang menjejali mulutnya dengan kacang, jadi aku sama sekali tidak merasakan kecemasan dari amarahnya, dan yang bisa kupikirkan hanyalah betapa imutnya dia…… 

[Aku sangat senang Kuro marah atas diriku tapi…… Aku tidak terlalu peduli tentang itu sama sekali, atau lebih tepatnya, aku sangat bersyukur kepada raja sebagai gantinya.] 

[…… Bersyukur?] 

[Ah, tidak. Soalnya, karena raja tidak mengirimiku undangan itu, aku bisa mengadakan barbekyu bersama Kuro dan yang lainnya.] 

Ya, itulah yang sebenarnya kurasakan.

Karena aku tidak pergi ke pesta malam, aku bisa barbekyu dengan Kuro…… Berkat percakapan yang aku lakukan dengan Kuro saat itu, aku bisa bergerak maju. 

Jika bukan karena percakapan itu, aku tidak berpikir hari-hari bahagia yang kumiliki sekarang akan menjadi kenyataan. 

Tentu saja, yang paling aku syukuri adalah Kuro, tapi aku juga senang insiden yang memberiku kesempatan untuk melakukannya terjadi. 

[…… Itu sebabnya, meskipun aku egois, aku tidak ingin Kuro bersikap kasar pada istana kerajaan tentang hal itu……] 

[…… Muuu……] 

[Jadi, kupikir aku akan berbicara denganmu …… Maukah kau memaafkan mereka?] 

[………………] 

Mendengar apa yang aku katakan, Kuro terdiam beberapa saat sebelum dia menghela nafas panjang.

[…… Aku mengerti. Jika Kaito-kun mengatakan itu, maka aku akan memaafkan mereka.] 

[Terima kasih, Kuro!] 

[Aku hanya mengatakan ini di sini, aku hanya memaafkan mereka karena Kaito-kun memintaku.] 

[Unnn. Tetap saja, aku sangat senang. Terima kasih.] 

[Aauuuh……] 

Saat aku berterima kasih pada Kuro ketika dia mengatakan dia akan memaafkan raja, dengan pipinya yang sedikit memerah, Kuro diam saja menatapku dengan ekspresi bermasalah di wajahnya. 

Saat jantungku berdegup kencang saat melihat Kuro seperti itu, aku teringat sesuatu dan membuka mulutku.

[Ah, itu benar. Kuro, pada tanggal 30 bulan Pohon…… Apa kau punya waktu luang di jadwalmu?] 

[Ehh? Ah iya. Kuikir aku ada waktu luang sekitar waktu itu?]

[Jadi, pada hari itu…… Errr, kau tahu, pada hari itu, akan tepat tiga bulan sejak aku bertemu Kuro, kan?] 

[U-Unnn. Kau benar.] 

[Ah, bukannya aku mengatakan itu hanya karena hari itu tapi, errr, ummm…… Bagaimana aku harus mengatakan ini…… Ma-MA-Maukah kau pergi berjalan-jalan denganku?] 

[...... Eh?] 

Aku sangat gugup bahkan sampai tergagap, tapi entah bagaimana aku berhasil mengatakan padanya apa yang ingin kukatakan. 

Aku tidak tahu apakah kata-kata yang aku ucapkan adalah sesuatu yang tidak dia duga atau apapun, tapi mata emas Kuro terbuka lebar saat dia berbalik ke arahku. 

[Errr, begitu, dulu…… Bukankah aku sudah berjanji kepadamu bahwa aku akan mengajakmu kencan lain kali?]

[U- Unnn.]

[Itu sebabnya, ummm, aku sudah memeriksa banyak hal sehingga aku bisa mengawalmu dengan baik pada hari itu…… Ja-Jadi, jika Kuro baik-baik saja dengan itu…… Ummm……] 

Suaraku semakin kecil dan kecil. Betapa gugupnya aku!? Apa aku anak smp dalam masa puber sampai harus segugup ini!? 

Aku sangat gugup, keringat dingin mengalir di punggungku, dan aku merasa seperti sedang disiksa di api neraka sambil menunggu jawaban Kuro. 

[…… Kaito-kun mengajakku berkencan…… Ehehe, aku sangat senang.] 

[! 

Pipinya diwarnai merah, Kuro sedikit menunduk saat senyum malu-malu muncul di bibirnya, membuatnya terlihat sangat imut sehingga bisa membunuh seseorang dengan serangan jantung, dan menjadi orang yang menerima serangan langsungnya, aku merasakan jantung melompat lebih keras dari sebelumnya.

Setelah itu, meletakkan jari telunjuknya di depan wajahnya, Kuro berbicara dengan suara kecil. 

[…… Unnn. Aku ingin pergi kencan dengan Kaito-kun.] 

[… ..Ahh …… Ka-Kalau begitu……] 

[Unnn! Aku akan menantikanmu untuk mengajakku, Kaito-kun.] 

[...... Ya.] 

Melihat Kuro yang memiliki senyum lebar di wajahnya, aku dengan tegas mengangguk, merasa bersyukur atas kebahagiaan melihat senyum itu dari dekat dan pribadi . 

Ibu, Ayah—— Aku akan menerima permintaan maaf dari raja di istana kerajaan besok, tapi kesampingkan itu…… Hari ini, aku telah menjadi seberani yang pernah kulakukan dalam sepanjang hidupku— - Aku mengajak Kuro berkencan. 









Hari ke-8 Bulan Pohon…… Di istana kerajaan di ibu kota Kerajaan Symphonia, saat ini ada banyak pelayan yang berkeliaran.

Semua pelayan yang melayani istana kerajaan telah berkumpul hari ini, dan mereka mempersiapkan keramahan yang menyeluruh, seolah-olah mereka akan menyambut tamu negara. 

Hari ini, Kaito akan datang ke istana kerajaan. 

Dengan rumor yang beredar bahwa dia dekat dengan Raja Dunia Bawah, memiliki hubungan dengan makhluk tertinggi dunia seperti Raja Kematian dan Raja Dunia, dan bahkan ada rumor yang mengguncang dunia tentang bagaimana dia mengenal Dewa Pencipta sendiri, mereka saat ini berada dalam situasi di mana tidak ada rasa tidak hormat yang dapat ditoleransi. 

Bahkan sang Raja sendiri, Ryze, juga terjaga bahkan sebelum matahari terbit dan mengambil alih komando untuk menerima Kaito. 

Tanpa ragu-ragu, dia bermaksud untuk menyampaikan permintaan maaf publik yang tulus kepada Kaito.

Namun, Ryze saat ini memiliki ekspresi masam di wajahnya di ruang tamu. 

Menatap orang yang berdiri di depannya dengan matanya yang tajam, seolah-olah dia dengan paksa mengeluarkannya dari mulutnya, ia berkata. 

[…… Darimana kau pernah mendengarnya…… ​​dasar vixen……] 

[Ya ampun? Apa yang kau bicarakan? Aku hanya datang ke sini ke kastilmu karena aku harus pergi ke suatu tempat terdekat, jadi aku berpikir untuk bertemu denganmu mengenai Festival Pahlawan saat aku di sini. Ahh, aku minta maaf atas keterlambatannya, tapi aku minta maaf atas kunjungan yang tidak terduga. Raja Ryze.] 

[...... Begitu , begitu...... Karena datang jauh-jauh ke sini, aku tidak bisa cukup berterima kasih, "Kaisar Chris"......] 

Mengenakan pakaian seremonial yang sederhana namun indah, Chris memberinya sebuah senyum tenang, dan Ryze membalasnya dengan senyum paksa.

[Astaga. Aku tidak menyangka kau akan memiliki pertemuan yang akan berlangsung sebelumnya...... Kurasa aku telah mengganggumu di waktu yang salah.]


TLN : Prior Engagement...... Gw bingung harus make apa.... Karena ini pertemuan jadi gw make pertemuan aja, daripada percakapan.....


[Tidak, tidak, itu tidak benar. Jika itu hanya pertemuan sederhana, kita bisa menyelesaikannya sekarang….. Aku yakin Kaisar Chris juga ingin kembali ke negaramu secepat mungkin.] 

[Terima kasih atas perhatianmu. Tapi tidak apa-apa. Kami adalah orang-orang yang melakukan kunjungan tak terduga, dan aku tidak dapat membiarkanmu mengubah rencanamu karena aku. “Aku akan menunggu sampai kau menyelesaikan pertemuan yang sekarang”.] 

[! Be-Be-Begitukah…… Ba-Baiklah, aku akan menyiapkan ruangan untukmu.] 

Mendengar apa yang dikatakan Chris dengan senyum tenang masih di wajahnya, Ryze menjawabnya dengan senyum paksa, meskipun sepertinya pembuluh darah telah keluar dari dahinya.

Jika seseorang hanya melihat ekspresi mereka dan kata-kata yang mereka ucapkan, mereka akan mengira mereka berdua sedang melakukan percakapan damai, tetapi suasana antara kedua sisi tegang, dan tatapan mereka yang saling bentrok bahkan tampak seperti memicu. 

[Tidak, aku tidak mungkin merepotkanmu dengan itu. Aku hanya akan “menjadi penonton” dan “mengamati di sudut ruangan”…… Ini tidak seperti isi percakapannya diklasifikasikan, kan?] 

[…… Da-Dasar Vixen …… kecil……]

Itu berarti bahwa Chris mengatakan kepadanya bahwa dia akan mengamati permintaan maaf Ryze di ruang tamu, membuat Ryze mengertakkan gigi sebagai tanggapan. 

Sudah jelas dari awal bahwa untuk itulah dia datang ke sini…… tapi pihak lain adalah seorang Kaisar. Tidak mungkin dia bisa begitu saja mengirimnya pergi.

Melihat Ryze seperti itu, Chris membungkuk dengan senyuman di wajahnya, dan memalingkan punggungnya dari Ryze, dia mulai berjalan. 

Setelah mengambil jarak dari Ryze, dia bergumam dengan suara kecil yang tidak bisa didengar Ryze. 

[…… Yakinlah, melihatmu melakukan itu hanyalah sesuatu yang tidak disengaja…… Aku hanya ingin alasan untuk bertemu Miyama-sama…… Benar-benar mengganggu bagaimana kami hidup di negara yang sepenuhnya berbeda. Ini membuat sulit untuk melakukan pendekatanku……] 

Dengan senyuman yang sepertinya menyembunyikan emosinya, pipi Chris menjadi sedikit merah. 


[Miyama-sama…… Untuk alasan apapun, kau masih membalas surat-suratku…… Kau benar-benar pria yang didambakan.]




Next Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »

Comments