Novel I Was Caught up in a Hero Summoning, but That World Is at Peace Indonesia
Chapter 50


Meskipun beberapa hal menyusahkan terjadi, orang yang bersamaku hampir merupakan makhluk terkuat di dunia berbeda, jadi kencan kami berlanjut tanpa masalah. 

[Lihat, lihat, Kaito-kun! Mereka menjual bumbu yang dipopulerkan oleh seseorang yang berperan sebagai Pahlawan.] 

[......Mayones? Heehhh… Jadi bumbu ini diturunkan ke dunia ini juga ya.] 

[Kurasa ini saat yang tepat bagiku untuk mencoba rasa baru!]

[Hanya saja, jangan taruh di baby castella.] 

[Ehh?] 

[Tidak, kenapa kau malah berkata "Ehh"……] 

Melihat sekeliling pasar dimana bahan makanan dijual…… 

[Heeehhh… Ada begitu banyak bunga berwarna berbeda untuk dijual.

[Melihatnya membuatku benar-benar merasa seperti berada di dunia yang berbeda.]

 [Ah, Kaito-kun. Bunga itu bisa "menggigit" mu, jadi berhati-hatilah.]

[Apa katamu!? Atau lebih tepatnya, kenapa kau tidak mengatakan itu dulu?] 

[Ahaha, maaf, maaf. Namun, bunga-bunga itu rasanya enak.] 

[......Tidak, tidak, biarpun kau mengatakan itu padaku, aku tidak akan tahu.] 

Hampir tergigit oleh bunga berwarna aneh di toko bunga......

[Kaito-kun, yang mana menurutmu yang lebih cocok untukku?]

[Hmmm. Kuro biasanya memakai pakaian hitam, jadi bukankah kalung perak itu lebih cocok untukmu?] 

[Begitu~~ Tapi yang ini cukup pendek. Mungkin rusak jika aku masuk ke Mode Binatang Iblisku.] 

[......dan apa maksudnya Mode Binatang Iblis ini?] 

[Saat itu aku akan mengambil wujud Binatang Iblis. Kupikir aku akan berubah menjadi binatang sebesar Acht.]

[Maaf, biarpun kau bilang begitu, aku tidak akan tahu.] 

Melakukan window shopping di toko yang menjual ornamen…… 


TLN : window shopping = liat2 aja, beli enggak mungkin???


[Kaito-kun, aku membeli beberapa tusuk daging~~ Ayo makan.]

[Ya, terima kasih…… Ya, memang enak, tapi daging ini rasanya agak tidak biasa. Jenis daging apa ini?] 

[Ini adalah daging dari “Cacing Tiran”.]

[Pfuuu !?] 

terkejut dengan bahan-bahan yang digunakan di dunia lain…… 

[Buku apa yang kau beli?] 

[Hmmm. Sesuatu yang bisa kubaca di waktu luang, tapi aku ingin tahu apa yang bagus untuk dibaca?] 

[Lalu, bagaimana dengan ini? Ini adalah buku tentang dramatisasi dari kisah Pahlawan Pertama.] 

[Heeehhh, kisah Pahlawan Pertama ya, kedengarannya menarik. Aku tahu Pahlawan Pertama adalah orang yang luar biasa, tapi aku ingin tahu seperti apa dia?]

[Unnn? Kaito-kun telah “bertemu” dengannya sebelumnya.]

[……Eh?] 

Terkejut dengan kebenaran yang terungkap di toko buku…… 

[Kuromu-sama, permisi untuk menyela.] 

[Uwhoaah!? E-Ein-san !? Kapan kau……] 

[Ada apa?] 

[Kami menerima pesan yang dibawa oleh burung kolibri yang dikirim dari istana kerajaan, meminta untuk bertemu langsung denganmu untuk berterima kasih atas penaklukan wyvernmu baru-baru ini.] 

[…… Aku sedang kencan……] 

[Aku dengan hormat menurut. Kami sekarang akan melakukan "pertumpahan darah".] 

[Aku serahkan padamu ~~] 

[Tidak, tidak, apa maksud "Aku akan menyerahkannya padamu~~" barusan!? Ein-san berhenti, brheeent!!] 

Tepat ketika aku berpikir bahwa ancaman wyvern di negara ini telah hilang, menyadari bahwa ancaman lain (pelayan) akan menimpa istana kerajaan……

Kami melewatkan waktu kami seperti itu, ada saat-saat sibuk dan saat-saat yang penuh dengan kesenangan, dan sebelum aku menyadarinya, waktu berlalu dalam sekejap. 

[Itu hari yang lumayan~~ Aku bersenang-senang~~] 

[Ya. Aku merasa seperti beberapa hal tidak masuk akal terjadi di sana-sini, tapi itu pasti menyenangkan.] 

Duduk berdampingan dengan Kuro di air mancur di alun-alun saat matahari terbenam, kami bertukar kata seolah-olah kami membenamkan diri untuk kenangan yang tersisa dari hari ini. 

Waktu berlalu begitu cepat. Kapan terakhir kali aku menghabiskan hari yang riuh namun menyenangkan ini? 

[Kuro...... Terima kasih untuk hari ini.] 

[Unnn? Aku juga bersenang-senang. Ayo jalan bersama lagi nanti!] 

Saat Kuro menatapku dengan senyum lebar di wajahnya, aku juga berterima kasih padanya dengan senyumku sendiri.

Hari ini sangat menyenangkan, dan aku belajar banyak hal yang tidak kuketahui sebelumnya. 

Tapi di saat yang sama, aku menyadari sekali lagi bahwa sejak aku datang ke dunia ini, Kuro telah memberiku banyak hal…… dan betapa aku selalu dalam perawatannya. 

Dan di saat yang sama, aku juga menyadari bahwa aku sama sekali tidak mengenal Kuro. 

Sepertinya Kuro tahu segalanya tentangku, tapi aku hanya tahu sebagian kecil dari betapa hebatnya dia sebagai Raja Dunia Bawah. 

Sampai sekarang, aku baik-baik saja dengan itu. Dia berada pada level yang benar-benar berbeda dariku, dan wajar saja jika aku tidak memahami hal-hal seperti itu…… 

Namun, menghabiskan waktu bersama Kuro hari ini membuatku ingin mengenalnya lebih baik. Aku merasa seperti aku tidak ingin menjadi satu-satunya yang menerima, aku juga ingin memberikan sesuatu kembali.

[……Kita masih punya banyak waktu, tidak perlu terburu-buru.]

[……Ya.] 

……Seperti yang kuduga, dia memahami apa yang kupikirkan. 

Aku berada di dunia ini sekitar lebih dari dua minggu, dan kurasa kami belum menghabiskan banyak waktu bersama. 

Itu bukan alasan bagiku, lamanya waktu kami bersama tidak masalah….. Kupikir hal seperti itu hanya terjadi dalam cerita. 

--Aku akui. 

Sebelum aku menyadarinya, perasaan ini lahir di hatiku secara alami sehingga aku bahkan tidak menyadarinya. 

Terhadap iblis yang polos, ceria, berjiwa bebas, dan baik hati di luar norma—— Aku merasa tertarik padanya……

Kupikir Kuro adalah seseorang yang tangguh yang hanya bisa membuatku merasah rendah diri. Lagipula, dia anehnya tajam dengan kebiasaanku, tapi ceroboh dan membosankan tentang hubungan seperti ini. 

Kurasa bisa dibilang ini adalah tantangan yang sembrono…… tapi seperti yang Kuro katakan, tidak perlu menjadi tidak sabar karena kami masih punya banyak waktu. 

Mari mengenalnya sedikit demi sedikit, mendekatkan hatinya sedikit demi sedikit. 

[Kuro, aku tidak tahu kapan waktu berikutnya…… Tapi bisakah aku mengajakmu keluar lain kali?] 

[……Unnn. Aku menantikannya.] 

Untuk saat ini, mari kita mulai dengan menyadari perasaan ini hari ini. 

Dan setelah itu, mari kita wujudkan pemikiran itu…… Sejujurnya, aku baru dalam semua ini, dan aku memiliki banyak kekhawatiran…… tapi mari lakukan yang terbaik.

Ibu, Ayah—— Di satu sisi, ini mungkin perubahan terbesar yang datang padaku sejak aku tiba di dunia yang berbeda. Aku ini, yang telah menjauhkan semua hubungan dengan orang lain di duniaku sebelumnya, telah datang ke dunia yang berbeda dan setelah bertemu dengan iblis aneh—– Aku jatuh cinta. 








Berpisah dari Kuro di air mancur di alun-alun, aku mulai berjalan menyusuri jalan setapak menuju mansion Lilia-san saat matahari terbenam. 

Memikirkan kembali kesenangan yang aku alami hari ini, aku secara alami berjalan ke depan dengan senyuman tipis di bibirku, dan setelah beberapa saat—— Aku merasa tidak nyaman.

Saat ini senja, dan tempat ini seharusnya ramai dengan orang-orang yang pulang ke rumah atau mereka yang akan pergi makan malam, tetapi jalan lebar dan lurus diselimuti oleh keheningan yang aneh, bahkan tidak ada bayangan jiwa yang terlihat. 

Seolah-olah ruang tempatku saat ini terputus dari dunia, seolah-olah tempat ini adalah satu-satunya tempat yang jelas-jelas tidak normal, secara alami membuatku berhenti di depan pemandangan seperti itu. 

[......Apa yang sebenarnya terja——!?] 

Segera setelah itu, hawa dingin mengalir di punggungku dan aku bisa merasakan bulu-bulu di tubuhku terangkat. 

Bangunan-bangunan di sekitarnya meleleh seolah-olah membusuk, dan jalan di depanku runtuh, sensasi yang begitu mengerikan sehingga hampir tidak mungkin membayangkan pemandangan seperti itu dalam pikiranku.

Entah kenapa, tapi tubuhku menggigil, dan rasanya seperti suara tenggorokanku yang haus bergema dengan keras di telingaku. 

Dan itu bukan hanya di kepalaku, seluruh tubuhku…… dan insting di dalamnya memperingatkanku. 

——– “Sesuatu yang sangat menakutkan” akan datang. 

Ini berbeda dengan tekanan yang kurasakan dari kekuatan sihir Kuro ketika dia bertanya padaku di mansion Lilia-san sebelumnya. Perasaan yang benar-benar menakutkan, membuatku merasa tidak berdaya sebelumnya, memperingatkan instingku bahwa makhluk ini melepaskan tekanan yang lebih mendasar daripada Kuro. 

Sangat padat sehingga kau bahkan bisa mengatakan bahwa aku merasakannya di kulitku—– kehadiran kematian. 

Dan kemudian, dari ujung jalan yang remang-remang yang tercemar dengan kesunyian, muncul.

Rambut panjang seputih abu, kulit putih tidak wajar, mata merah tua seperti darah yang dalam dan suram. 

Seorang wanita dengan pakaian seperti gaun gothic, terbungkus dalam cahaya biru pucat, seperti dandelion yang beterbangan, mendekati ke arahku dengan kehadiran yang menakutkan di sekitarnya. 

Dia tampak seperti hantu, tapi dia memiliki kecantikan yang bisa digambarkan sebagai tiada banding, tapi bahkan kecantikannya ini menonjolkan rasa takut yang kurasakan. 

Aku tidak bisa bernapas dengan baik. Naluriku menyuruhku untuk menjauh darinya. Jangan terlibat dengannya, cepat pergi...... 

Namun, bertentangan dengan pemikiran seperti itu, tubuhku sepertinya membeku, membuatku tidak bisa bergerak. 

[……Sungguh kekuatan sihir yang aneh…… Apakah kau…… Pahlawan?]

[! 

Suara dinginnya bergema, dan mata merahnya menatapku.

Aku merasa seolah-olah seluruh tubuhku terjebak dalam ilusi, saat aku dengan tercengang melihat kembali ke wanita di depanku. 

Matahari terbenam, dan di tengah jalan yang mulai gelap—– Aku berdiri di hadapan inkarnasi kematian.