Isekai wa Heiwa deshita Chapter 43

Novel I Was Caught up in a Hero Summoning, but That World Is at Peace Indonesia
Chapter 43


Muncul di tempat di mana kami sedang berbicara dengan Dewi Waktu adalah Shiro dan dengan penampilannya, suasana tempat itu tampak seperti mereka telah melihat sesuatu yang luar biasa. Kurasa itu sudah bisa diduga, karena Shiro-san adalah Dewa Pencipta…… Pemimpin Alam Ilahi. 

Dengan kemunculan tiba-tiba dari keberadaan seperti itu, area itu benar-benar membeku. 

[Sha– Shallow Vernal-sama. Ke-Kenapa kau tiba-tiba di Alam Manusia……] 

Dengan kepala menunduk, suaranya sedikit bergetar saat Dewi Waktu bertanya.

Aku telah mendengar bahwa Alam Ilahi adalah masyarakat yang sepenuhnya vertikal, tetapi menjadi lebih jelas bagiku saat aku memandang Dewi Waktu. Bahkan bagi Dewi Waktu, yang berstatus Dewa Tertinggi, nomor dua setelah Dewa Penciptaan, tampaknya Shiro-san, Dewa Pencipta, adalah entitas yang benar-benar luar biasa bagi Dewi Waktu. 

Dan sementara Dewi Waktu berlutut seperti itu, Shiro-san…… sepertinya tidak terlalu terganggu, dan tak lama kemudian, dia duduk di kursi yang muncul sebelum aku menyadarinya dan mulai meminum tehnya. Sepertinya dia benar-benar mengabaikan Dewi Waktu …… 


[E-Err, Shiro-sa—– [Tidak Sopan!!!] —— !?]

Aku secara tidak sengaja hendak melakukan tsukkomi Shiro-san dengan perilakunya yang sesukanya seperti yang selalu dia lakukan, tapi diganggu oleh suara tajam dari Dewi Waktu. 

Ah, sial…… Aku benar-benar mengacau. Aku berbicara dengannya dengan cara yang sama seperti yang kulakukan beberapa saat yang lalu, tetapi lawannya adalah puncak Alam Ilahi, Dewa Penciptaan, dan dia seharusnya menjadi keberadaan yang tidak boleh diajak bicara begitu saja. 

Tanpa punya waktu untuk meminta maaf atas kesalahanku, Dewi Waktu mengarahkan matanya yang tajam ke arahku. 

[Dasar bajingan. Menurutmu siapa kau yang berbicara begitu santai kepada Shallow Vernal-sama!] 

[A-Aku mint—- [Aku sendiri yang mengizinkannya, apakah dia perlu mendapat izin dari beberapa orang lain?] —–Eh? ] 

[Apa— !? Shallow Vernal-sama!?]

Aku hendak segera meminta maaf kepada Dewi Waktu, tapi kata-kataku disela oleh Shiro-san. 

Kemudian, Shiro-san menoleh ke Dewi Waktu yang tercengang dengan ekspresi yang biasanya dia miliki, dan mengulangi dengan suara tanpa perubahan sama sekali. 

[Apa dia perlu mendapat izin dari beberapa orang lain?] 

[Ti-Tidak, maafkan aku.] 

Menerima kata-kata yang tidak memiliki perubahan sama sekali...... Kata-kata yang mungkin terasa sangat dingin saat diucapkan pada saat ini, Dewi Waktu menjadi pucat dan menundukkan kepalanya untuk meminta maaf.

Ya, aku bisa memahami perasaan Dewi Waktu dengan sangat baik. Saat dia mengulangi sesuatu dengan suaranya yang tanpa nada, itu sangat menakutkan…… 
[Sudah lama sekali. Shallow Vernal-sama.]

[Petugasnya Kuro. Sudah lama sekali.] 

Pada saat itu, Ein-san juga menyapa Shiro-san sambil berlutut di tanah dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. 

Sapaan yang dia lakukan bukanlah sapaan yang biasa dilakukan Ein-san, tapi dengan etiket level tertinggi, seolah-olah dia berada di hadapan seorang raja, dan itu menunjukkan betapa tinggi posisi Shiro-san. Bahkan karena Ein-san menunjukkan rasa hormat yang besar padanya…… 

Mungkin merasakan emosiku, Ein-san, yang datang ke arahku setelah memberi salam sederhana pada Shiro-san, diam-diam bergumam. 

[……Itu sudah jelas bukan. Shallow Vernal-sama adalah orang yang paling mendekati kata mahakuasa di dunia ini. Dia bukanlah seseorang yang bisa kulawan.]

Rupanya, Shiro-san benar-benar sesuatu di antara para Dewa. Dia hampir mahakuasa, dan tidak pada level yang bisa dicapai oleh cheat manapun. 

Begitu, aku sekarang bisa mengerti kenapa Kuro tertawa terbahak-bahak saat aku menceritakan percakapanku dengan Shiro-san sebelumnya. 

Artinya, aku hanya berkata "Itu tidak mungkin bagimu" kepada Dewa yang Mahakuasa. Ketidaktahuan adalah hal yang menakutkan…… 

Dan kemudian, saat itulah aku tiba-tiba teringat. Orang yang ada di sini, tapi tetap diam sampai sekarang…… 

[Lilia-sa…n?] 

[…………….] 

Saat aku memindahkan pandanganku ke samping, Lilia-san telah…… pingsan di tanah dengan gelembung berbusa keluar dari mulutnya. 

[Apa–, Lilia-san!? Apa kau baik baik saja? Tolong tenanglah!]

[……Hah!? Ka-Kaito-san? Ma-Maafkan aku … Hanya saja aku mengalami mimpi yang aneh. Bagaimana mungkin Dewa Pencipta tiba-tiba muncul di hadapanku……] 

[Kau membicarakan tentangku?] 

[……De-Dewa Pencipta? Ini bukan mimpi?]

[Ya.] 

[A- Awa— Awawawawa, ma-maafkan aku. Aku— Aku tttt-tidak sopan, errr, ummm…… Kyyuuu~] 

[Lilia-san!?]

Entah bagaimana situasinya tampaknya jauh di luar toleransi Lilia-san, seperti ketika Shiro-san berbicara dengannya, mata Lilia-san berputar-putar sebelum dia pingsan lagi…… Ah, ini tidak baik. 

Untuk saat ini, biarkan Lilia-san seperti itu. Dia mungkin akan pingsan jika aku membangunkannya lagi jadi…… Ayo pergi ke sisi Shiro-san dulu untuk memulihkan ketegangan di udara.

[Err, Shiro…… Tidak, Shiro Vernal-sama.] 

[Kamu bisa memanggilku Shiro seperti biasanya.] 

[Tidak, seperti yang diharapkan, itu agak…] 

[Kau bisa memanggilku Shiro seperti biasanya.]

[Na-Namun......] 

[Kau bisa memanggilku Shiro seperti yang selalu kau lakukan.]

[Ah, ya.] 

Sebegitunyakah kau tidak ingin mengalah padaku!? Pandangan sekilas dari Dewi Waktu yang seolah dia bertanya "Siapa sebenarnya orang ini?" benar-benar sakit, dan aku berharap dia berhenti menatapku seperti itu...... 

Pokoknya, errr, penjelasan, ya, kita perlu menjelaskannya kepada mereka...... atau lebih tepatnya, aku akan menghargai jika kau bisa menjelaskannya kepada mereka…… 

[Kaito-san adalah manusia yang aku berikan berkatku. Akulah yang berbicara dengan Kaito-san tadi. Dan aku datang ke sini karena aku mendengar permintaannya untuk menjernihkan kesalahpahaman.]

[[! ]] 

Terima kasih banyak atas ucapanmu yang sangat singkat dan terdengar seolah kau menjatuhkan bom ke arah mereka. Baik Dewi Waktu dan Ein-san terkejut sepenuhnya, membeku di tempat mereka…… Namun, Ein-san adalah pelayan Kuro, dan setelah beberapa saat, dia menganggukkan kepalanya setuju, seolah-olah dia mengerti situasinya. 

Masalahnya adalah Dewi Waktu, dan dengan ekspresi yang sepertinya dia sama sekali tidak mengerti, dia dengan gugup berbicara kepada Shiro-san. 

[Sha-Shallow Vernal-sama memberikan berkahmu kepada manusia biasa!? Si-Siapa sebenarnya Miyama ini?] 

[Kaito-san adalah orang dari dunia lain.] 

[......Tidak, kurasa bukan itu yang dia coba tanyakan.]

Tampaknya mengejutkan Dewi Waktu bahwa Dewa Pencipta telah memberkahiku, hanya manusia biasa, saat dia bertanya apakah aku semacam makhluk yang luar biasa...... Tapi seperti yang diharapkan dari Dewi Bebal, dia tidak membaca maksud yang tersirat sama sekali seperti biasa. 

Lihat, Shiro-san, Dewi Waktu ingin tahu mengapa Shiro-san memberiku berkahmu, dan hubungan seperti apa yang aku miliki denganmu. 

Jika kau hanya memberi tahu mereka bahwa kau diminta oleh Kuro untuk memberkahiku, mereka harusnya bisa mengerti, maka kita bisa menyerahkan seluruh situasi ini kepada Kuro, menyelesaikan masalah ini di sini...... 

Aku mencoba memberi tahu Shiro-san, orang yang bisa membaca pikiran, apa yang aku ingin dia jelaskan dalam pikiranku. Sepertinya Shiro-san mengerti saat dia mengangguk sekali. Dia kemudian beralih ke Dewi Waktu dan membuka mulutnya.

[Awalnya, aku melakukan pemberkahan tanpa komitmen atas permintaan Kuro, tapi karena aku tertarik pada Kaito-san, aku menghapus berkahku sebelumnya dan secara serius memberinya berkahku.] 

[Sha-Shallow Vernal-sama tertarik padanya !?] 

[... Bisakah kau berhenti sebentar, Shiro-san?] 

[Kami minum teh bersama setelahnya. Saat ini, kami masih dalam hubungan dimana affectionku naik dan turun, dan sepertinya aku adalah target penaklukan Kaito-san.] 

[Hah? Errr, Afexion? Target penaklukan? I-Itu…… Hubungan macam apa itu?] 

[Ini adalah hubungan dimana kita menampung Poin Affection, dan akhirnya “berkembang menjadi hubungan seksual”.] 

[Ap–!?] 

[…………….. ]

Kenapa kau melempar bom nuklir ke sini, dasar dewi bodoh!!! Alih-alih menyelesaikan masalah ini di sini, kau malah membuat segalanya jauh lebih merepotkan dari sebelumnya tau!? 

Bahkan hanya soal penjelasanmu soal apa itu Affection dan Target Penaklukan saja sudah meledakkan semuanya!!! Pertama-tama, bukankah pengetahuanmu itu berasal dari permainan orang dewasa? Serius, dari mana orang ini mendapatkan semua informasinya? 

Tampaknya mengandalkan Shiro-san adalah sebuah kesalahan, karena Dewi Waktu menegang dengan wajah yang terlihat seperti haniwa, dan aku hanya bisa memegangi kepalaku di tanganku. 

Dan sejak saat itu, aku telah menghabiskan waktu yang sangat, sangat lama…… Waktu yang sangat lama mencoba mengumpulkan kata-kata alasan hanya untuk menjernihkan kesalahpahaman antara Dewi Waktu dan Shiro-san.

Ibu, Ayah—— Tempat itu kacau dengan kehadiran Shiro-san dan itu tidak hanya membawa kekhawatiran setengah hati ke hati kami. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi—– Aku benar-benar lelah.



Next Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »

Comments