Clearing an Isekai with the Zero-Believers Goddes Chapter 135
Clearing an Isekai with the Zero-Believers Goddess – The Weakest Mage among the Classmates Indonesia
“Takatsuki-kun, bukankah baunya aneh? Seolah-olah ada sesuatu yang terbakar... "(Aya)
"Tidak, tidak juga..." (Makoto)
Pada saat kami keluar dari Hutan Iblis dan tiba di Hutan Agung, itu tepat sebelum fajar.
Sudah beberapa jam sejak kami berangkat.
Sejujurnya, keteganganku baru saja hilang saat itu.
Itu sebabnya aku terlambat memperhatikan kelainan itu.
“Hei, lihat itu. Asapnya…”(Aya)
“Itu arah desa Lucy!” (Makoto)
Semakin dekat kami dengan desa, semakin kuat perasaan buruk itu.
Udara kering dan bau asap yang menyengat menstimulasi lubang hidungku.
“Ayo cepat!” (Makoto)
Aku berlari.
“Takatsuki-kun, pegang aku!” (Aya)
Aku ditarik oleh Sa-san, dan bergegas ke Desa Kanan.
Semakin dekat kami ke desa, semakin jelas kami melihat api membubung.
(Sialan! Ini bukan waktunya untuk menjelajah dengan santai!) (Makoto)
Hutan Agung sedang terbakar.
Pohon sihir yang sulit untuk dibakar sedang diselimuti api yang hidup.
Kami menghindari kebakaran saat menuju Desa Kanan.
Kami menemukan mayat yang hangus .
Detak jantungku semakin cepat.
Aku bisa mendengar diriku sendiri menelan ludah.
Aku dengan ragu-ragu mendekati mayat itu dan… memeriksanya.
(Salah satu elf dalam perjamuan penyambutan kemarin... yang... hm?) (Makoto)
Pada saat itu, aku memperhatikan.
“Takatsuki-kun! Mayat ini zombie!" (Aya)
"…Sepertinya begitu." (Makoto)
Bukan elf.
Ia hangus sehingga sulit untuk mengatakannya secara sekilas, tetapi ketika melihatnya dari dekat, aku bisa langsung tahu.
Salah satu dari banyak undead yang kami temui di Hutan Iblis.
Apa artinya ini?
Undead menyerang Desa Kanan?
“Sa-san, ayo pergi!” (Makoto)
"Baik!" (Aya)
Kami pindah lebih dalam ke desa.
“Uwaaa…”
“Itu luar biasa…”
Itu seperti pemandangan neraka.
Ada mayat hangus di sana-sini.
Mereka semua adalah mantan undead.
(Bukankah sihir api biasa tidak efektif melawan undead?) (Makoto)
Kupikir aku mempelajarinya di Kuil Air.
Yang paling efektif melawan undead adalah sihir matahari.
Yah, aku tidak bisa menggunakan sihir api atau sihir matahari, jadi aku tidak mendengarkan dengan serius…
Selagi aku memikirkan itu, kami tiba di rumah Lucy yang jauh di desa.
“Makoto! Aya!”
Elf dengan rambut merah cerah berlari ke arah kami.
Lucy!
“Lu-chan!” "Lucy!"
Sa-san dan Lucy berpelukan erat.
Aku senang dia baik-baik saja.
Aku bisa melihat Furiae-san, Pangeran Leonard, dan Janet-san bersama dengan ksatria lainnya.
Dan sepertinya keluarga Lucy serta elf desa baik-baik saja.
"Lucy, apa yang terjadi?" (Makoto)
“Seorang Iblis Tinggi yang merupakan orang kepercayaan dari Raja Abadi, Shuri, membawa banyak bawahan undeadnya dan menyerang desa.” (Lucy)
"Orang kepercayaan Raja Abadi, Shuri..." (Makoto)
Salah satu eksekutif Bifron lain yang dibicarakan Setekh.
"Jadi, ada korban jiwa?" (Makoto)
Berapa banyak orang yang..
“Eh? Tidak ada yang benar-benar terluka.” (Lucy)
""Hah?""
Respon datar dari Lucy membuat Sa-san dan aku mengeluarkan suara tercengang.
Tunggu sebentar.
Tidak ada yang terluka?
Dengan api sebesar ini?
“Desa ini terbakar! Juga, apakah Shuri datang dengan jumlah yang sedikit?” (Makoto)
“Aah… desa terbakar karena…” (Lucy)
Lucy sepertinya kesulitan untuk mengatakannya, dan ketika aku melihat ke arah mana matanya mengarah…
“Semuanya, padamkan apinya sedemikian rupa sehingga api tidak mencapai pohon suci!” (Wolt)
“Ya, Ojii-chan!”
“Akan sangat mengerikan jika penghalang desa dihilangkan!”
"Tapi sihir api Mama tidak padam sama sekali!"
“Apa yang kita lakukan dengan rumah yang terbakar?!”
“Menyerah pada rumah! Kita bisa membuatnya dengan cepat menggunakan sihir kayu!"
“Lebih penting lagi, bisakah kau memberitahu Rosalie-san untuk menahan sihirnya…?”
"...Jika aku bisa melakukan itu, kita tidak akan menderita ini..." (Wolt)
Itu seperti pemandangan neraka.
Ada mayat hangus di sana-sini.
Mereka semua adalah mantan undead.
(Bukankah sihir api biasa tidak efektif melawan undead?) (Makoto)
Kupikir aku mempelajarinya di Kuil Air.
Yang paling efektif melawan undead adalah sihir matahari.
Yah, aku tidak bisa menggunakan sihir api atau sihir matahari, jadi aku tidak mendengarkan dengan serius…
Selagi aku memikirkan itu, kami tiba di rumah Lucy yang jauh di desa.
“Makoto! Aya!”
Elf dengan rambut merah cerah berlari ke arah kami.
Lucy!
“Lu-chan!” "Lucy!"
Sa-san dan Lucy berpelukan erat.
Aku senang dia baik-baik saja.
Aku bisa melihat Furiae-san, Pangeran Leonard, dan Janet-san bersama dengan ksatria lainnya.
Dan sepertinya keluarga Lucy serta elf desa baik-baik saja.
"Lucy, apa yang terjadi?" (Makoto)
“Seorang Iblis Tinggi yang merupakan orang kepercayaan dari Raja Abadi, Shuri, membawa banyak bawahan undeadnya dan menyerang desa.” (Lucy)
"Orang kepercayaan Raja Abadi, Shuri..." (Makoto)
Salah satu eksekutif Bifron lain yang dibicarakan Setekh.
"Jadi, ada korban jiwa?" (Makoto)
Berapa banyak orang yang..
“Eh? Tidak ada yang benar-benar terluka.” (Lucy)
""Hah?""
Respon datar dari Lucy membuat Sa-san dan aku mengeluarkan suara tercengang.
Tunggu sebentar.
Tidak ada yang terluka?
Dengan api sebesar ini?
“Desa ini terbakar! Juga, apakah Shuri datang dengan jumlah yang sedikit?” (Makoto)
“Aah… desa terbakar karena…” (Lucy)
Lucy sepertinya kesulitan untuk mengatakannya, dan ketika aku melihat ke arah mana matanya mengarah…
“Semuanya, padamkan apinya sedemikian rupa sehingga api tidak mencapai pohon suci!” (Wolt)
“Ya, Ojii-chan!”
“Akan sangat mengerikan jika penghalang desa dihilangkan!”
"Tapi sihir api Mama tidak padam sama sekali!"
“Apa yang kita lakukan dengan rumah yang terbakar?!”
“Menyerah pada rumah! Kita bisa membuatnya dengan cepat menggunakan sihir kayu!"
“Lebih penting lagi, bisakah kau memberitahu Rosalie-san untuk menahan sihirnya…?”
"...Jika aku bisa melakukan itu, kita tidak akan menderita ini..." (Wolt)
TLN : Awkokwowko..... Udah kek di Desa Penyihir Merah aja.....
Aku bisa mendengar percakapan itu.
Oh?
"Lucy, mungkinkah ini..." (Makoto)
“...Y-Ya, Mama sedang melawan orang kepercayaan dari Raja Abadi dan pasukannya sendirian. Ini adalah… percikannya?” (Lucy)
Pembakaran desa adalah perbuatan warganya sendiri?!
“Aku mendengar rumor tentang itu, tapi sihir penyihir merah benar-benar ada di level lain. Menghadapi pasukan yang terdiri dari 5.000 undead agak…” (Leo)
“5.000?!” "Sendirian?!"
Sa-san dan aku terkejut dengan apa yang dikatakan Pangeran Leonard.
"Aku berpikir untuk membantunya juga, tapi aku dihentikan dan diberitahu bahwa aku akan terjebak di dalamnya dan mati..." (Janet)
Janet-san tampak sedih.
"Ah! Lihat disana!" (Aya)
Di tempat yang ditunjuk Sa-san.
* Pang! *
Dragon Zombie dipukul oleh seseorang yang menyala merah terang, dan dikirim terbang.
Saat aku melihat orang merah itu dengan [Farsight], aku bisa tahu bahwa elf yang mirip dengan Lucy yang kutemui kemarin.
Dia benar-benar Rosalie-san.
Tapi tubuhnya memerah.
Atau seolah, dia benar-benar terbakar?
“Lucy, apakah itu ibumu? Bukankah dia terbakar?" (Makoto)
“Itu… Teknik Armor Roh Mama.” (Lucy)
"Apa itu?" (Makoto)
Ini pertama kalinya aku mendengar tentang teknik itu.
Apakah itu keahlian khusus?
“Pemanggilan Roh Api dan Angin!"(Rosalie)
Menggunakan [Eavesdrop], aku mendengar suara Ibu Lucy.
Pada saat itu, aku melihat seolah-olah mana di udara mendidih.
(Wow. Pemanggilan Roh? Kau bisa melakukan itu…?) (Makoto)
Aku tidak bisa melihatnya, tapi aku bisa mendengar para Roh mulai ribut.
Mereka mungkin berada di sisi Ibu Lucy - Roh Api dan Angin.
Dan kemudian, Ibu Lucy mulai bersinar merah lebih kuat.
Pilar api raksasa tiba-tiba muncul.
Mantra yang beberapa kali lebih kuat dari mantra high rank, Firestorm.
Sejumlah besar monster tertangkap di dalamnya dan terbakar.
Rumah-rumah di Desa Kanan pun ikut terbakar.
“Aah! Rumahku!!”
Salah satu elf berteriak.
Apakah salah satu rumah itu miliknya…?
Belasungkawa bung…
Lebih banyak monster berkumpul di sekitar ibu Lucy.
Mereka semua tampak seperti undead, tetapi ada juga zombie yang menyerupai wyvern, griffon, dan harpy.
Ini dengan mudah melampaui 1.000...
Aku bisa melihat mulut Ibu Lucy menyeringai.
Dia adalah orang yang suka berkelahi.
“[Fire Magic: Phoenix Flock]!” (Rosalie)
Beberapa Phoenixes Abi muncul.
“Ahahahahaha! Terbakarlah!” (Rosalie)
Aku bisa mendengar tawa nyaring dari penyihir merah-san.
Uwaah, dia menembakkan banyak Mantra Monarch Rank sambil tertawa.
Mengerikan!
"Dia agak mirip denganmu, Lu-chan." (Aya)
“Aah, benar. Bagian tentang 'berubah menjadi abu'." (Makoto)
“Makoto! Aya?! Memangnya aku seperti itu?!” (Lucy)
Lucy memandang kami seolah mengatakan kami tidak sopan.
Tapi kau mirip dengannya, tahu?
Tapi tidak segila itu.
Setelah beberapa saat, ledakan dari mantranya mereda dan diam.
“Apakah sudah berakhir?”
"Apakah dia mengalahkan orang kepercayaan Raja Iblis juga?"
“Pertama-tama, mengapa Iblis Tinggi Shuri datang ke sini?”
Ada ratusan desa di Negara Kayu.
Mengapa malah harus desa dimana aku berada?
“…Mungkin ini salahku.”
Orang yang datang dengan permintaan maaf adalah Oracle Kayu, Flona-san.
"Flona-oneechan?", Tanya Lucy.
"Shuri datang ke sini untuk membunuh Pahlawan dan Oracle." (Flona)
"Begitu." (Makoto)
Eksekutif Raja Binatang Jinbara juga mengatakan mereka akan bentrok dengan Pahlawan.
Jadi mereka benar-benar mengincar tokoh kunci seperti Pahlawan dan Oracle.
“Aku minta maaf… Kepala Desa. Karena aku, situasi ini... "(Flona)
Flona-san menundukkan kepalanya.
“Dengarkan! Apinya masih belum padam! Berhati-hatilah saat menangani api!… Flona, jangan khawatir tentang itu. Diincar oleh pasukan Raja Iblis praktis seperti takdir seorang Oracle. Kita adalah keluarga. Kita harus membantu satu sama lain.” (Wolt)
"…Ya terima kasih banyak." (Flona)
Oh?
"Lucy, mungkinkah ini..." (Makoto)
“...Y-Ya, Mama sedang melawan orang kepercayaan dari Raja Abadi dan pasukannya sendirian. Ini adalah… percikannya?” (Lucy)
Pembakaran desa adalah perbuatan warganya sendiri?!
“Aku mendengar rumor tentang itu, tapi sihir penyihir merah benar-benar ada di level lain. Menghadapi pasukan yang terdiri dari 5.000 undead agak…” (Leo)
“5.000?!” "Sendirian?!"
Sa-san dan aku terkejut dengan apa yang dikatakan Pangeran Leonard.
"Aku berpikir untuk membantunya juga, tapi aku dihentikan dan diberitahu bahwa aku akan terjebak di dalamnya dan mati..." (Janet)
Janet-san tampak sedih.
"Ah! Lihat disana!" (Aya)
Di tempat yang ditunjuk Sa-san.
* Pang! *
Dragon Zombie dipukul oleh seseorang yang menyala merah terang, dan dikirim terbang.
Saat aku melihat orang merah itu dengan [Farsight], aku bisa tahu bahwa elf yang mirip dengan Lucy yang kutemui kemarin.
Dia benar-benar Rosalie-san.
Tapi tubuhnya memerah.
Atau seolah, dia benar-benar terbakar?
“Lucy, apakah itu ibumu? Bukankah dia terbakar?" (Makoto)
“Itu… Teknik Armor Roh Mama.” (Lucy)
"Apa itu?" (Makoto)
Ini pertama kalinya aku mendengar tentang teknik itu.
Apakah itu keahlian khusus?
“Pemanggilan Roh Api dan Angin!"(Rosalie)
Menggunakan [Eavesdrop], aku mendengar suara Ibu Lucy.
Pada saat itu, aku melihat seolah-olah mana di udara mendidih.
(Wow. Pemanggilan Roh? Kau bisa melakukan itu…?) (Makoto)
Aku tidak bisa melihatnya, tapi aku bisa mendengar para Roh mulai ribut.
Mereka mungkin berada di sisi Ibu Lucy - Roh Api dan Angin.
Dan kemudian, Ibu Lucy mulai bersinar merah lebih kuat.
Pilar api raksasa tiba-tiba muncul.
Mantra yang beberapa kali lebih kuat dari mantra high rank, Firestorm.
Sejumlah besar monster tertangkap di dalamnya dan terbakar.
Rumah-rumah di Desa Kanan pun ikut terbakar.
“Aah! Rumahku!!”
Salah satu elf berteriak.
Apakah salah satu rumah itu miliknya…?
Belasungkawa bung…
Lebih banyak monster berkumpul di sekitar ibu Lucy.
Mereka semua tampak seperti undead, tetapi ada juga zombie yang menyerupai wyvern, griffon, dan harpy.
Ini dengan mudah melampaui 1.000...
Aku bisa melihat mulut Ibu Lucy menyeringai.
Dia adalah orang yang suka berkelahi.
“[Fire Magic: Phoenix Flock]!” (Rosalie)
Beberapa Phoenixes Abi muncul.
“Ahahahahaha! Terbakarlah!” (Rosalie)
Aku bisa mendengar tawa nyaring dari penyihir merah-san.
Uwaah, dia menembakkan banyak Mantra Monarch Rank sambil tertawa.
Mengerikan!
"Dia agak mirip denganmu, Lu-chan." (Aya)
“Aah, benar. Bagian tentang 'berubah menjadi abu'." (Makoto)
“Makoto! Aya?! Memangnya aku seperti itu?!” (Lucy)
Lucy memandang kami seolah mengatakan kami tidak sopan.
Tapi kau mirip dengannya, tahu?
Tapi tidak segila itu.
Setelah beberapa saat, ledakan dari mantranya mereda dan diam.
“Apakah sudah berakhir?”
"Apakah dia mengalahkan orang kepercayaan Raja Iblis juga?"
“Pertama-tama, mengapa Iblis Tinggi Shuri datang ke sini?”
Ada ratusan desa di Negara Kayu.
Mengapa malah harus desa dimana aku berada?
“…Mungkin ini salahku.”
Orang yang datang dengan permintaan maaf adalah Oracle Kayu, Flona-san.
"Flona-oneechan?", Tanya Lucy.
"Shuri datang ke sini untuk membunuh Pahlawan dan Oracle." (Flona)
"Begitu." (Makoto)
Eksekutif Raja Binatang Jinbara juga mengatakan mereka akan bentrok dengan Pahlawan.
Jadi mereka benar-benar mengincar tokoh kunci seperti Pahlawan dan Oracle.
“Aku minta maaf… Kepala Desa. Karena aku, situasi ini... "(Flona)
Flona-san menundukkan kepalanya.
“Dengarkan! Apinya masih belum padam! Berhati-hatilah saat menangani api!… Flona, jangan khawatir tentang itu. Diincar oleh pasukan Raja Iblis praktis seperti takdir seorang Oracle. Kita adalah keluarga. Kita harus membantu satu sama lain.” (Wolt)
"…Ya terima kasih banyak." (Flona)
Kepala Desa dengan ramah menghibur Flona-san saat dia memberi perintah.
Orang yang sangat sibuk.
"Atau lebih tepatnya, apakah Ibu Lucy tidak akan datang ke sini?" (Makoto)
Aku ingin bertemu dengannya sekali lagi.
Dan meminta dia mengajariku Sihir Roh!
“Ya, serius deh! Dia harus menghadapi akibat dari tembakannya sendiri! Membakar semuanya atas kemauannya sendiri!” (Wolt)
“Ayolah, Ojii-chan. Terima kasih kepada Ibu Rosalie, kita berhasil melawan iblis... "
Saudari Lucy menenangkan Kepala Desa yang marah.
Aliran udara yang sedikit rileks.
Pada saat itu ketika ketegangan mengendur…
"Oracle dari Dewi Kayu!"
Seorang iblis wanita turun dari langit?!
Rambut hitam dan kulit putih bersih; seorang wanita cantik dengan mata merah.
"Iblis?!"
“Itu Shuri!”
“Lindungi Flona!”
Kami dan para elf desa lari untuk melindungi Flona-san, tapi…
"Terlalu lambat!"
Shuri mengayunkan pedang berbilah merahnya!
Dia lebih cepat!
“Flona-neechan!” (Lucy)
Suara putus asa Lucy bergema.
Kami hanya bisa menyaksikan Flona-san akan dibunuh…
“Sayang sekali, kau yang lambat.”
"Guagh!"
Elf merah yang terbakar tiba-tiba muncul dan mencengkeram leher Shuri dengan satu tangan.
Pada saat aku menyadarinya, pedang di tangannya telah ditepis.
“Kau adalah bawahan Raja Iblis legendaris, Shuri? Kudengar kau adalah orang kepercayaan dari Raja Iblis Bifron yang menguasai setengah dari Benua Barat… Aku berharap kau jauh lebih kuat dari ini, tapi ini cukup mengecewakan.” (Rosalie)
Ibu dari Lucy mengencangkan cengkeraman di leher Shuri dengan senyuman sadis.
Biarkan aku sendiri yang mengoreksinya.
Lucy tidak pernah membuat wajah seperti itu.
Dia sama sekali tidak mirip dengannya.
“Dark Magic: [Cloak of Darkness]!” (Shuri)
Tubuh Shuri ditutupi oleh aura hitam.
"Wow." (Rosalie)
Ibu dari Lucy melepaskan lehernya.
"Kau bajingan..." (Shuri)
Shuri mengubah wajah cantiknya menjadi marah dan menatap ibu Lucy.
Dia memancarkan mana gelap ke sekelilingnya.
Suasana buruk menyebar di daerah tersebut.
"...Wuuh." (Lucy)
Lucy meraih lengan bajuku.
Racun yang dilepaskan dari iblis yang kuat tampaknya memiliki efek mengikis kekuatan mental orang-orang dengan hati yang lemah.
"Lucy, gunakan Skill [Calm]mu." (Makoto)
"Y-Ya, tentu, tapi..." (Lucy)
“Sa-san, kau baik-baik saja?” (Makoto)
“Aku… oke, kupikir. Tapi iblis itu kuat." (Aya)
Sa-san menegaskan.
Detectionku juga menyalakan alarm dan membuatku pusing.
Itu Penunjukan Bencana.
Tapi orang yang saat ini menghadapi orang kepercayaan Raja Iblis ini adalah Penyihir Merah, Rosalie J Walker.
“Kau adalah gadis yang energik. Aku akan menjadi lawanmu.” (Rosalie)
Penyihir Merah Muda memanggilnya dengan tenang.
Shuri memelototi gerakannya dengan niat membunuh.
Mana hitam yang Shuri lepaskan memiliki tekanan yang membuatnya sulit bernapas.
Saat aku melihat sekeliling, aku bisa melihat bahwa para elf desa, dan para ksatria Janet-san pucat dan melangkah mundur.
Orang yang bisa menepisnya adalah Sa-san, Furiae-san, Kepala Desa, dan Flona-san.
"Lucy, Pangeran Leonard, tetaplah di belakang Sa-san dan aku." (Makoto)
Aku berdiri di depan keduanya.
Aku mungkin tidak dapat diandalkan, tetapi itu lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.
"Terima kasih, Makoto." (Lucy)
"Maaf, Makoto-niisan." (Leo)
Melawan kelas eksekutif Raja Iblis, [Calm] tidak cukup untuk menjaga ketenangan, ya...
Ini mungkin topik untuk dipecahkan.
Saat kami melakukan itu, Shuri yang melepaskan racun mana yang gelap sedang menghadapi Rosalie-san yang memiliki Aura merah terang di sekelilingnya, dan ketegangannya cukup kuat sehingga mereka merasa mereka akan mulai bertarung kapan saja sekarang.
"Mati!" (Shuri)
Shuri menutup jarak pada Rosalie-san dalam sekejap.
Tebasan seperti cakar raksasa terbang keluar dari tangan kanan Shuri.
Rosalie-san menerima serangan itu secara langsung?!
"Mama?!" (Lucy)
Lucy berteriak.
Tapi Ibu Lucy malah senang.
“Heeh… agak sakit. Kalau begitu, giliranku sekarang.” (Rosalie)
"Apa?" (Shuri)
Sebelum Shuri bisa mengatakan apapun dengan ekspresi ragu...
* Bang! *
Dengan suara seperti kecelakaan lalu lintas, kepalan tangan merah Rosalie-san yang membara menembus Shuri.
Saat tinjunya melakukan kontak, hembusan angin seolah-olah ledakan telah terjadi menyebar, dan iblis yang menyedihkan itu terlempar.
““ ““ “……” ”” ””
Kami yang menyaksikan pertempuran itu tercengang.
Dalam satu pukulan?
Shuri telah dikirim terbang ke dalam api yang membara.
“Oke ~, kita selesai di sini ~.” (Rosalie)
"Seperti biasa, kau menggunakan sihir yang mengerikan." (Wolt)
“Itu mengerikan, Ayah! Menyebut putrimu monster.” (Rosalie)
"Ibu! Kau terlalu banyak membakar desa!” (Lucy)
“Aah, maaf maaf. Tapi Flona-chan baik-baik saja, jadi tidak apa-apa?” (Rosalie)
“Sudah lama tak bertemu, ibu mertua, Rosalie-sama. Aku akan membantu dalam pemulihan Desa Kanan." (Flona)
"Kau bodoh! Kau adalah Oracle Dewi Kayu tahu?! Tidak mungkin kami membiarkanmu melakukan pekerjaan manual seperti itu!" (Wolt)
Sepertinya mereka telah beralih ke obrolan keluarga.
Desa itu masih terbakar.
Dengan bantuan semua elf, api itu perlahan dipadamkan.
Saat semua orang menghela nafas lega...
"Kau bodoh!"
Benjolan hitam melompat!
Bayangan hitam itu menabrak Rosalie-san.
"Mama!" "Rosalie!"
Lucy dan Kepala Desa serta para elf lainnya menjerit.
Di tangan Shuri ada pedang berbilah merah, dan itu menusuk di dada Rosalie-san.
Rosalie-san perlahan jatuh dengan ekspresi yang sedikit terkejut.
"Hmph, sihir yang sangat kuat... Tapi apakah kau lupa bahwa aku adalah undead?" (Shuri)
Rosalie-san masih jatuh.
Kulit putih bersih Shuri, mata merah, dan rambut hitam… tidak ada luka yang berarti. Hanya bajunya yang compang-camping, tapi tubuhnya baik-baik saja.
Dia beregenerasi sepenuhnya?
“Nah, rintangan itu hilang. Saatnya membunuh Oracle Kayu.” (Shuri)
Shuri memelototi Flona-san.
“Aku tidak akan membiarkanmu!” "Semuanya, lindungi Flona-san!"
Para prajurit desa elf, Janet-san, dan Pangeran Leonard mengambil posisi dengan senjata mereka sambil gemetar.
“…Itu sedikit sakit. Sekarang giliranku, kan?”
Perlahan…
Ibu Lucy berdiri sambil tertutup api.
Bilah yang menembus dadanya meluncur dan jatuh ke tanah.
““ “…” ””
Sa-san, para elf desa, dan aku terkejut.
“Mustahil… Apakah kau abadi?” (Shuri)
Orang kepercayaan Raja Iblis bergumam kaget.
"Kasar. Itu adalah Sihir Api Saint Rank, Flames of Rebirth. Tidak tahu tentang itu?” (Rosalie)
Dia dengan lembut mengusap tempat di dadanya yang ditusuk saat dia menanyakan ini.
Lukanya sudah hilang.
“Ta-Tapi kau tidak bisa membunuhku dengan sihir api!” (Shuri)
Seolah mengatakan pertarungan belum berakhir, Shuri mengambil posisi dengan pedangnya.
Tapi senyum Rosalie-san selalu ada.
"Benarkah? Lalu, bagaimana dengan ini?" (Rosalie)
Rosalie-san mengangkat tangannya ke langit.
Dia diam-diam merapal.
Ini mungkin pertama kalinya dia mengucapkan sesuatu.
Mana dalam jumlah besar mulai terkumpul di tangan kanan Rosalie-san.
"Jangan! Rosalie, itu…! ” (Wolt)
Kepala Desa berteriak panik.
Elf desa bergerak mundur.
(Haruskah kita ikutan juga?) (Makoto)
Selagi aku memikirkan ini…
“Saint Fire Magic: [Authority Angel, Principality].” (Rosalie)
Mantra itu perlahan terbentuk.
Apa yang melayang di udara adalah Malaikat Api dengan sayap besar dan bentuk humanoid.
Jika dibandingkan dengan Mantra Monarch Rank : Phoenix, mantra ini kecil.
Namun, tekanan yang dihasilkannya bahkan tidak bisa dibandingkan.
(Malaikat Kursi Ketujuh dari Saint Rank...) (Makoto)
Apa yang diajarkan padaku di kelas sihir Kuil Air adalah bahwa Sihir Saint Rank adalah mukjizat yang memungkinkan untuk meminjam kekuatan Dewa Suci.
Karena itu, sihir mengambil wujud bawahan para Dewa, Malaikat.
Sihir Saint Rank dapat membakar musuh apa pun terlepas dari apakah mereka undead atau bukan .
"Kuh!" (Shuri)
Shuri pasti mengerti kalau dia bukan tandingannya. Dia mulai melarikan diri.
Dia menghilang dalam sekejap.
"Ah! Dia kabur!" (Aya)
Aku bisa mendengar gumaman Sa-san.
Dia kabur, ya...
Tapi Rosalie-san tersenyum berani.
"Hancurkan iblis itu, Authority Angel, Principality." (Rosalie)
“…Dimengerti.”
(Ma-Mantra berbicara?!) (Makoto)
Malaikat api itu melesat dalam sekejap.
Itu mengejar Shuri?
Setelah beberapa detik…
*BOOOOOOM!!*
Pilar api menakutkan yang berbentuk salib naik ke atas.
“AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH!!”
Teriakan menggema.
(Meledak menjadi bentuk salib seperti Pedang Cahaya Sakurai-kun.) (Makoto)
Aku teringat akan hal itu.
“Mama… kau sudah mengalahkannya?” (Lucy)
Seolah menjawab Lucy, aura merah membara Rosalie-san perlahan mereda.
Rambut merahnya perlahan kembali ke pirang mengkilapnya.
Mata merahnya kembali ke mata biru jernihnya.
Dia tidak memiliki satu luka pun.
Wajah cantiknya menoleh ke arah kami.
“Mudah, bukan?” (Rosalie)
Senyumannya dengan wajah yang mirip dengan Lucy itu adalah senyuman yang terlalu polos untuk seseorang yang disebut Penyihir Merah.
Orang yang sangat sibuk.
"Atau lebih tepatnya, apakah Ibu Lucy tidak akan datang ke sini?" (Makoto)
Aku ingin bertemu dengannya sekali lagi.
Dan meminta dia mengajariku Sihir Roh!
“Ya, serius deh! Dia harus menghadapi akibat dari tembakannya sendiri! Membakar semuanya atas kemauannya sendiri!” (Wolt)
“Ayolah, Ojii-chan. Terima kasih kepada Ibu Rosalie, kita berhasil melawan iblis... "
Saudari Lucy menenangkan Kepala Desa yang marah.
Aliran udara yang sedikit rileks.
Pada saat itu ketika ketegangan mengendur…
"Oracle dari Dewi Kayu!"
Seorang iblis wanita turun dari langit?!
Rambut hitam dan kulit putih bersih; seorang wanita cantik dengan mata merah.
"Iblis?!"
“Itu Shuri!”
“Lindungi Flona!”
Kami dan para elf desa lari untuk melindungi Flona-san, tapi…
"Terlalu lambat!"
Shuri mengayunkan pedang berbilah merahnya!
Dia lebih cepat!
“Flona-neechan!” (Lucy)
Suara putus asa Lucy bergema.
Kami hanya bisa menyaksikan Flona-san akan dibunuh…
“Sayang sekali, kau yang lambat.”
"Guagh!"
Elf merah yang terbakar tiba-tiba muncul dan mencengkeram leher Shuri dengan satu tangan.
Pada saat aku menyadarinya, pedang di tangannya telah ditepis.
“Kau adalah bawahan Raja Iblis legendaris, Shuri? Kudengar kau adalah orang kepercayaan dari Raja Iblis Bifron yang menguasai setengah dari Benua Barat… Aku berharap kau jauh lebih kuat dari ini, tapi ini cukup mengecewakan.” (Rosalie)
Ibu dari Lucy mengencangkan cengkeraman di leher Shuri dengan senyuman sadis.
Biarkan aku sendiri yang mengoreksinya.
Lucy tidak pernah membuat wajah seperti itu.
Dia sama sekali tidak mirip dengannya.
“Dark Magic: [Cloak of Darkness]!” (Shuri)
Tubuh Shuri ditutupi oleh aura hitam.
"Wow." (Rosalie)
Ibu dari Lucy melepaskan lehernya.
"Kau bajingan..." (Shuri)
Shuri mengubah wajah cantiknya menjadi marah dan menatap ibu Lucy.
Dia memancarkan mana gelap ke sekelilingnya.
Suasana buruk menyebar di daerah tersebut.
"...Wuuh." (Lucy)
Lucy meraih lengan bajuku.
Racun yang dilepaskan dari iblis yang kuat tampaknya memiliki efek mengikis kekuatan mental orang-orang dengan hati yang lemah.
"Lucy, gunakan Skill [Calm]mu." (Makoto)
"Y-Ya, tentu, tapi..." (Lucy)
“Sa-san, kau baik-baik saja?” (Makoto)
“Aku… oke, kupikir. Tapi iblis itu kuat." (Aya)
Sa-san menegaskan.
Detectionku juga menyalakan alarm dan membuatku pusing.
Itu Penunjukan Bencana.
Tapi orang yang saat ini menghadapi orang kepercayaan Raja Iblis ini adalah Penyihir Merah, Rosalie J Walker.
“Kau adalah gadis yang energik. Aku akan menjadi lawanmu.” (Rosalie)
Penyihir Merah Muda memanggilnya dengan tenang.
Shuri memelototi gerakannya dengan niat membunuh.
Mana hitam yang Shuri lepaskan memiliki tekanan yang membuatnya sulit bernapas.
Saat aku melihat sekeliling, aku bisa melihat bahwa para elf desa, dan para ksatria Janet-san pucat dan melangkah mundur.
Orang yang bisa menepisnya adalah Sa-san, Furiae-san, Kepala Desa, dan Flona-san.
"Lucy, Pangeran Leonard, tetaplah di belakang Sa-san dan aku." (Makoto)
Aku berdiri di depan keduanya.
Aku mungkin tidak dapat diandalkan, tetapi itu lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.
"Terima kasih, Makoto." (Lucy)
"Maaf, Makoto-niisan." (Leo)
Melawan kelas eksekutif Raja Iblis, [Calm] tidak cukup untuk menjaga ketenangan, ya...
Ini mungkin topik untuk dipecahkan.
Saat kami melakukan itu, Shuri yang melepaskan racun mana yang gelap sedang menghadapi Rosalie-san yang memiliki Aura merah terang di sekelilingnya, dan ketegangannya cukup kuat sehingga mereka merasa mereka akan mulai bertarung kapan saja sekarang.
"Mati!" (Shuri)
Shuri menutup jarak pada Rosalie-san dalam sekejap.
Tebasan seperti cakar raksasa terbang keluar dari tangan kanan Shuri.
Rosalie-san menerima serangan itu secara langsung?!
"Mama?!" (Lucy)
Lucy berteriak.
Tapi Ibu Lucy malah senang.
“Heeh… agak sakit. Kalau begitu, giliranku sekarang.” (Rosalie)
"Apa?" (Shuri)
Sebelum Shuri bisa mengatakan apapun dengan ekspresi ragu...
* Bang! *
Dengan suara seperti kecelakaan lalu lintas, kepalan tangan merah Rosalie-san yang membara menembus Shuri.
Saat tinjunya melakukan kontak, hembusan angin seolah-olah ledakan telah terjadi menyebar, dan iblis yang menyedihkan itu terlempar.
““ ““ “……” ”” ””
Kami yang menyaksikan pertempuran itu tercengang.
Dalam satu pukulan?
Shuri telah dikirim terbang ke dalam api yang membara.
“Oke ~, kita selesai di sini ~.” (Rosalie)
"Seperti biasa, kau menggunakan sihir yang mengerikan." (Wolt)
“Itu mengerikan, Ayah! Menyebut putrimu monster.” (Rosalie)
"Ibu! Kau terlalu banyak membakar desa!” (Lucy)
“Aah, maaf maaf. Tapi Flona-chan baik-baik saja, jadi tidak apa-apa?” (Rosalie)
“Sudah lama tak bertemu, ibu mertua, Rosalie-sama. Aku akan membantu dalam pemulihan Desa Kanan." (Flona)
"Kau bodoh! Kau adalah Oracle Dewi Kayu tahu?! Tidak mungkin kami membiarkanmu melakukan pekerjaan manual seperti itu!" (Wolt)
Sepertinya mereka telah beralih ke obrolan keluarga.
Desa itu masih terbakar.
Dengan bantuan semua elf, api itu perlahan dipadamkan.
Saat semua orang menghela nafas lega...
"Kau bodoh!"
Benjolan hitam melompat!
Bayangan hitam itu menabrak Rosalie-san.
"Mama!" "Rosalie!"
Lucy dan Kepala Desa serta para elf lainnya menjerit.
Di tangan Shuri ada pedang berbilah merah, dan itu menusuk di dada Rosalie-san.
Rosalie-san perlahan jatuh dengan ekspresi yang sedikit terkejut.
"Hmph, sihir yang sangat kuat... Tapi apakah kau lupa bahwa aku adalah undead?" (Shuri)
Rosalie-san masih jatuh.
Kulit putih bersih Shuri, mata merah, dan rambut hitam… tidak ada luka yang berarti. Hanya bajunya yang compang-camping, tapi tubuhnya baik-baik saja.
Dia beregenerasi sepenuhnya?
“Nah, rintangan itu hilang. Saatnya membunuh Oracle Kayu.” (Shuri)
Shuri memelototi Flona-san.
“Aku tidak akan membiarkanmu!” "Semuanya, lindungi Flona-san!"
Para prajurit desa elf, Janet-san, dan Pangeran Leonard mengambil posisi dengan senjata mereka sambil gemetar.
“…Itu sedikit sakit. Sekarang giliranku, kan?”
Perlahan…
Ibu Lucy berdiri sambil tertutup api.
Bilah yang menembus dadanya meluncur dan jatuh ke tanah.
““ “…” ””
Sa-san, para elf desa, dan aku terkejut.
“Mustahil… Apakah kau abadi?” (Shuri)
Orang kepercayaan Raja Iblis bergumam kaget.
"Kasar. Itu adalah Sihir Api Saint Rank, Flames of Rebirth. Tidak tahu tentang itu?” (Rosalie)
Dia dengan lembut mengusap tempat di dadanya yang ditusuk saat dia menanyakan ini.
Lukanya sudah hilang.
“Ta-Tapi kau tidak bisa membunuhku dengan sihir api!” (Shuri)
Seolah mengatakan pertarungan belum berakhir, Shuri mengambil posisi dengan pedangnya.
Tapi senyum Rosalie-san selalu ada.
"Benarkah? Lalu, bagaimana dengan ini?" (Rosalie)
Rosalie-san mengangkat tangannya ke langit.
Dia diam-diam merapal.
Ini mungkin pertama kalinya dia mengucapkan sesuatu.
Mana dalam jumlah besar mulai terkumpul di tangan kanan Rosalie-san.
"Jangan! Rosalie, itu…! ” (Wolt)
Kepala Desa berteriak panik.
Elf desa bergerak mundur.
(Haruskah kita ikutan juga?) (Makoto)
Selagi aku memikirkan ini…
“Saint Fire Magic: [Authority Angel, Principality].” (Rosalie)
Mantra itu perlahan terbentuk.
Apa yang melayang di udara adalah Malaikat Api dengan sayap besar dan bentuk humanoid.
Jika dibandingkan dengan Mantra Monarch Rank : Phoenix, mantra ini kecil.
Namun, tekanan yang dihasilkannya bahkan tidak bisa dibandingkan.
(Malaikat Kursi Ketujuh dari Saint Rank...) (Makoto)
Apa yang diajarkan padaku di kelas sihir Kuil Air adalah bahwa Sihir Saint Rank adalah mukjizat yang memungkinkan untuk meminjam kekuatan Dewa Suci.
Karena itu, sihir mengambil wujud bawahan para Dewa, Malaikat.
Sihir Saint Rank dapat membakar musuh apa pun terlepas dari apakah mereka undead atau bukan .
"Kuh!" (Shuri)
Shuri pasti mengerti kalau dia bukan tandingannya. Dia mulai melarikan diri.
Dia menghilang dalam sekejap.
"Ah! Dia kabur!" (Aya)
Aku bisa mendengar gumaman Sa-san.
Dia kabur, ya...
Tapi Rosalie-san tersenyum berani.
"Hancurkan iblis itu, Authority Angel, Principality." (Rosalie)
“…Dimengerti.”
(Ma-Mantra berbicara?!) (Makoto)
Malaikat api itu melesat dalam sekejap.
Itu mengejar Shuri?
Setelah beberapa detik…
*BOOOOOOM!!*
Pilar api menakutkan yang berbentuk salib naik ke atas.
“AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH!!”
Teriakan menggema.
(Meledak menjadi bentuk salib seperti Pedang Cahaya Sakurai-kun.) (Makoto)
Aku teringat akan hal itu.
“Mama… kau sudah mengalahkannya?” (Lucy)
Seolah menjawab Lucy, aura merah membara Rosalie-san perlahan mereda.
Rambut merahnya perlahan kembali ke pirang mengkilapnya.
Mata merahnya kembali ke mata biru jernihnya.
Dia tidak memiliki satu luka pun.
Wajah cantiknya menoleh ke arah kami.
“Mudah, bukan?” (Rosalie)
Senyumannya dengan wajah yang mirip dengan Lucy itu adalah senyuman yang terlalu polos untuk seseorang yang disebut Penyihir Merah.
Next Post
« Prev Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »
Next Post »
Comments
Post a Comment