Clearing an Isekai with the Zero-Believers Goddess Chapter 303
Clearing an Isekai with the Zero-Believers Goddess – The Weakest Mage among the Classmates Indonesia
Chapter 303 : Takatsuki Makoto Berbicara dengan Para Dewi.
Pada pertemuan pertama kami, aku diliputi oleh mata dingin dan intimidasinya.
Kali kedua kami bertemu, aku mendapat kesan bahwa dia mengalami waktu yang sangat sulit.
Dan kali ini.
"Kau di sini, Takatsuki Makoto!"
Althena-sama menoleh padaku dengan senyum matahari.
"Altena-sama? S-Sudah lama sekali."
"Santai saja, Takatsuki Makoto. Kau sudah melakukannya dengan baik!"
"Ini adalah kehormatan besar...."
Aku sedikit gugup di depan Althena-sama, yang sudah lama tidak kulihat.
"Altena mengatakan bahwa dia benar-benar ingin berterima kasih kepada Makoto atas bantuannya."
Noah-sama menyilangkan tangannya sambil berkata 'bukankah dia seorang wanita merdeka?' dan sepertinya dia dalam suasana hati yang baik.
"Yaa-hoo, Mako-kun Terima kasih atas kerja kerasmu."
Dewi air yang selalu ceria menepuk kepalaku dengan baik.
Bagaimanapun, Eir-sama adalah seorang healer.
(Eh, ......? Dimana Ira-sama?)
Kupikir pasti dia ada di sini, tetapi tidak ada tanda-tanda dewi mungil itu.
"Ira-chan bekerja sangat keras. Dia sibuk."
Eir-sama, yang membaca pikiranku, memberi tahuku.
Oh, begitu... Dia sibuk.
"Gadis itu....., kuharap dia belajar untuk mendelegasikan sedikit lebih banyak pekerjaan kepada bawahannya."
"Benar sekali Althena-aneesama. Jika dia mencoba melakukan semuanya sendiri, dia akan kewalahan dengan tugas."
Ternyata, Ira-sama masih sama saja.
"Oh, Makoto, kau sangat mengkhawatirkan Ira. Apa kau mencoba beralih dariku ke dewi itu?"
Dalam sekejap, Noah-sama, yang telah berada di belakangku, melingkarkan tangannya di leherku.
"Tidak mungkin, aku tidak bermaksud begitu....... Hei, Noah-sama? Kukumu menancap di leherku. Adaw, itu agak sakit."
"Nah, bukankah kau selalu memikirkan Ira?"
"Tidak, ia sangat membantu seribu tahun yang lalu, dan......, dan aku juga tidak mendengar suara apapun akhir-akhir ini."
"Hmm, jadi kau kesepian karenanya?"
“Tidak, bukan itu. Kau adalah satu-satunya milikku, Noah-sama.”
Apa-apan itu!?
Noah-sama agak menakutkan hari ini!
"Hoo......, itu tidak biasa. Aku tidak tahu Noah begitu dekat dengan penganutnya."
Althena-sama meninggikan suaranya karena tertarik.
"Tentu saja! Ini Makoto! Dia adalah utusan yang penting dan sangat berharga yang telah kubesarkan dengan sangat hati-hati! Dia sama sekali tidak seperti penganut lainnya!"
".... Membesarkanku?"
Jika aku harus menggambarkannya, aku akan mengatakan itu adalah noninterferensi.
Karena itu, aku berhasil melakukan banyak hal dengan bebas.
“Fuh… Jadi itu artinya dia adalah Utusan kebanggaanmu, Noah? Bagaimanapun, kau benar-benar teladan. ”
"Hei, Althena-anesama. Kurasa tidak apa-apa bagi Mako-kun untuk 'memasuki alam ilahi' sekarang."
"Hmm, itu mungkin ide yang bagus jika kita mengalahkan Raja Iblis Agung."
"Tunggu Tunggu! Apa yang kalian bicarakan? Jika dia akan masuk alam ilahi, Dewa Suci yang mengendalikannya, kalian, artinya Makoto secara praktis adalah familiar kalian!"
Noah-sama buru-buru menyela percakapan antara Altena-sama dan Eir-sama.
Aku sedikit penasaran dengan istilah asing "memasuki alam ilahi".
Mungkin dia mendengar pikiranku, mata Eir-sama berkilauan.
"Mako-kun, apakah kau tertarik memasuki alam ilahi? Ini adalah alam mimpi di mana tidak ada penyakit, tidak ada cedera, dan tidak ada rentang hidup karena Alam Ilahi adalah tempat Dewa. Tujuan akhir bagi semua orang......."
"Rentang Hidup...?"
Apakah maksudnya aku tidak akan mati?
Itu surga kan?
"Oh iya, namanya surga dibumikan? Hei, Mako-kun, kau mau ke surga kan?"
Eir-sama berbisik di telingaku.
Aw...., Aku merinding.
"Jangan lakukan itu, Makoto. Jangan tergoda."
"Tidak apa-apa, Noah bisa bergabung dengan Dewa Suci."
"Tidak! Althena! Kita musuh bebuyutan, kau dan aku!"
"Kau tidak harus keras kepala, kan? Mari kita bergaul seperti dulu."
"Hmph! Aku tidak merasa seperti itu sama sekali!"
Althena-sama tersenyum riang, dan Noah-sama membuang muka.
Keakraban terbentang di depan mataku.
Rupanya, Dewi Matahari ingin membawa Noah-sama kesisinya.
Dia bahkan mengakui Noah-sama sebagai dewi kedelapan dari Gereja Dewi, jadi dia pasti serius.
Noah-sama, di sisi lain, tampaknya dalam keadaan menolak, namun tidak sepenuhnya menyangkal.
Mungkinkah ini...... akhir dari pertarungan panjang antara Dewa Suci dan Dewa Titan?
Altena-sama dan Eir-sama sedang merayu Noah-sama.
Pertama-tama, mereka juga meyakinkan Noah-sama untuk memilih pahlawan dan oracle.
Rupanya, mereka ingin dia menyesuaikan diri dengan gaya Dewa Suci.
Aku mendengarkan tanpa mengintrupsi.
"Nah... Aku akan memikirkannya."
Akhirnya, Noah-sama menahan jawabannya.
Dan kemudian.
....Rinrinrinirnin
Dan suara seperti lonceng bergema.
"Mm......, alarm tentang 'tanda-tanda kehancuran dunia'...... lagi."
Ekspresi Althena-sama berubah muram.
"Masalah lain di alam semesta ke-17? Althena-sama. Dewa barbar di sana juga sangat keras kepala..."
"Tidak, kali ini adalah ranah Dewa Bencana Alam Semesta ke-53. Tampaknya para dewa jahat akan kembali."
"Astaga, itu mengerikan."
"Karena mereka dikalahkan oleh kita, kenapa mereka tidak diam saja di Hades dengan patuh?"
Tiba-tiba, kata-kata yang belum pernah kudengar sebelumnya mulai bermunculan.
Alam semesta ke-17? Suku barbar?
"Karena Althena mengelola multiverse. Bukan hanya dunia ini yang dia awasi. Makoto tidak perlu mengkhawatirkannya. Intinya, ada banyak dunia lain."
"Multivere... Dunia lain..."
Noah-sama mengatakan itu padaku.
Rupanya, yurisdiksi Altena-sama sangat luas.
Bahkan tidak satu alam semesta.
"Bukannya aku mengatur setiap detail. Pada dasarnya, aku memiliki sistem yang memungkinkan dunia berjalan tanpa aku. Hanya saja terkadang aku dipanggil untuk keadaan darurat. Aku yang bertanggung jawab."
Althena-sama tersenyum pahit.
"Mengapa kau tidak membiarkannya saja? Yang terkuat akan bertahan hidup dengan sendirinya. Itu adalah hal yang alami."
"Tidak. Adalah peran Dewa untuk membimbing orang-orang lemah dengan benar. Jika kita tidak menunjukkan kepada mereka jalan yang harus mereka ambil, anak-anak mereka hanya akan tersesat."
Noah-sama dan Althena-sama berselisih pendapat.
Saat aku mendengarkan, aku ingat apa yang telah kupelajari di perpustakaan Kuil Air.
Kata-kata kedua dewi itu secara langsung berlaku sebagaidoktrin Dewa Suci dan Dewa Titan.
Kredo para Dewa Suci ada di dasarnya: keteraturan dan ketekunan.
Yang lemah harus mematuhi aturan dan bertahan hidup.
Dan kemudian, memoles diri mereka sendiri dan tumbuh.
Kredo para Dewa Titan adalah: kebebasan dan harmoni.
Kehidupan orang-orang di Alam Fana itu singkat, jadi hiduplah dengan bebas.
Namun, bergaul satu sama lain, oke?
(Itu sangat berbeda...)
Jika Noah-sama bergabung dengan Dewa Suci, doktrin di area ini mungkin akan berubah.
"Cara hidup Mako-kun adalah 'ketekunan' itu sendiri, jadi tidak masalah, kan?"
Dewi air menoel-noelku dari samping.
"Aku menganut 'kebebasan' seperti yang diajarkan Noah-sama kepadaku."
"Kau terlalu bebas Mako-kun~~"
Eir-sama tersenyum pahit.
Pada saat itu, beberapa lingkaran sihir tujuh warna muncul di sekitar Althena-sama.
"Althena, kau akan pergi?"
"Nah, jika aku tidak melakukan sesuatu, dunia itu akan hancur."
"Belasungkawa."
"Sampai nanti, Noah, aku akan kembali. Jika kau ingin bergabung dengan Dewa Suci, beri tahu aku kapan pun kau mau."
"Sudah kukatakan, aku masih akan memikirkannya."
"Eir, tolong urus sisanya. Maaf aku tidak sempat berbicara denganmu lebih lama. Makoto Takatsuki."
Dengan itu, Althena-sama pergi begitu saja.
Dia adalah dewi yang sibuk dengan cara yang berbeda dari Ira-sama.
Setelah itu, Noah-sama dan Eir-sama dan aku bersenang-senang berbicara tentang kesulitan seribu tahun yang lalu dan saat ini.
Noah-sama mendesakku untuk memajukan hubunganku dengan Lucy dan Sa-san.
Dan Eir-sama, menyuruhku membuat langkah pada Putri Sofia.
Ah, Perasaan ini.
Aku akan kembali....
Penglihatanku memburam.
Sudah hampir waktunya untuk bangun.
"Nah, permisi."
"Berhati-hatilah Makoto."
"Sampai nanti, Mako-kun."
Kedua dewi yang melambai menghilang ke dalam cahaya.
◇
"Hmm?"
Tempat aku terbangun adalah sebuah kamar di Benteng Barel Hitam, bukan.......
Karpet halus yang tampak mewah terbentang ke segala arah.
Pintu dan rak buku berdesak-desakan memakan tempat.
Buku-buku dari semua ukuran berserakan.
Dan segala macam "boneka binatang" mungil yang menggemaskan bergerak di mana-mana.
... Ah, Tempat ini.
Aku pernah melihat tempat ini.
"Ira-sama......, kan?"
Ini ruangannya Ira-sama.
"Hhn...... Makoto Takatsuki..., Selamat Datang!"
Aku mendengar suara kecil.
"Kau terlihat sangat lelah, apakah kau baik-baik saja......?"
"Eh, ya. Aku akan tidur siang setelah menyelesaikan dokumen ini....... Oh? Mana dokumen-dokumenku?"
"Kau berhalusinasi."
Aku meraih lengan Ira-sama, yang mencoba meraih sesuatu di udara kosong.
Aku menariknya langsung ke tempat tidur.
TLN : Awwwww.... ( ͡° ͜ʖ ͡°)
"Unnn......, aku belum boleh tidur. Pekerjaanku belum selesai......."
Aku meletakkan Ira-sama yang bergumam ke tempat tidur.
Sudah cukup buruk bahwa Ira-sama, yang terlihat seperti gadis SMP, berbicara seperti seorang pegawai yang bekerja di perusahaan perbudakan.
Dewi ini dalam masalah karena dia tidak akan tidur sama sekali jika dia tidak menyelesaikan pekerjaannya.
Begadang 3 malamku saja tidak bisa dibandingkan dengan ini.
TLN : Gak tau ini bener gaknya terjemahannya...
"Kau perlu tidur."
"Ahh.. Jangan..."
Aku membaringkn Ira-sama ke tempat tidur.
"Zzz~~~ Zzzz~~~"
Tidak lama kemudian, aku mendengar napas samar dalam tidurku.
Dia tidur dengan tenang.
Oh, ngomong-ngomong, aku dipanggil ke sini oleh Ira-sama, bukan?
Apa yang harus kulakukan sekarang?
Sementara itu, aku akan menunggunya bangun.
◇
"Huh! Jam berapa sekarang!?"
Ira-sama bangun dari tempat tidurnya dan menatap kesana kemari.
Waktu adalah sesuatu yang kau kontrol padahal.
"Selamat pagi, Ira-sama. Kau berkerja keras sekali."
"...... Maaf. Karena membuatmu khawatir."
Ira-sama bangkit dari tempat tidur, merapikan rambutnya yang berantakan.
Ekspresinya tidak jelas, seolah-olah dia masih kurang tidur.
"Ngomong-ngomong, apakah alasan kau tidak berbicara denganku akhir-akhir ini karena kau sibuk?"
Aku bertanya, dan mata Ira-sama melebar, "Ha!" Matanya terbelalak terbuka.
"Itulah yang membuatku kesulitan juga! Tiba-tiba aku tidak bisa bicara dengan Takatsuki Makoto! Sini, Sini."
"Ha......"
Ira-sama memanggilku menyuruhku duduk disebelahnya.
Rupanya, alasan dia tidak berbicara denganku bukan karena dia sibuk, tetapi karena dia kehilangan kemampuan untuk berbicara dari jarak jauh.
Ira-sama menyentuh kalung di leherku.
"Hmmm,......, sihirku masih ada. Lalu aku bertanya-tanya apakah Noah adalah alasan aku tidak bisa telekinesis lagi."
"Pengaruh Noah-sama?"
"Kau tahu, ketika Takatsuki Makoto kembali ke masa sekarang, dia kembali menjadi Utusan Noah. Kurasa saat itulah kau kehilangan hubungannya denganku."
"Noah-sama tidak mengatakan apa-apa tentang itu, kan?"
Aku yakin Noah-sama akan memberitahuku.
“Sudah kubilang sebelumnya. Noah adalah dewi dengan peringkat yang sama dengan Althena-onesama. Seorang dewi dengan peringkat yang jauh lebih tinggi daripada dewi baru sepertiku. Mungkin Noah tidak menyadarinya, tapi sepertinya keilahian Noah membatalkan hubunganmu denganku..."
"Woah, Sasuga, Noah-sama."
"Seperti inilah dirinya bahkan saat disegel. Benar-benar mengerikan."
"Nah,...... jadi aku tidak bisa mendengar suara Ira-sama di masa depan?"
Terlebih lagi, suara Ira-sama telah menjadi teman tetapku di seribu tahun yang lalu.
Ketika suara Ira-sama tidak ada lagi, aku merasakan kesedihan.
"Tidak apa-apa. Menurutmu untuk apa aku mengundang Takatsuki Makoto ke ruanganku? Sini, mendekatlah padaku."
"Anu.... Eh? Ira-sama?"
Aku sudah duduk di sebelahnya, dan kemudian Ira-sama menarik lenganku lebih dekat.
Tubuh Ira-sama, selembut marshmallow, menekan tubuhku.
"Ei"
Ira-sama melingkarkan tangannya di tubuhku.
Dengan kata lain, dia memelukku.
Eeeeeeeeeh!?
"Anu... Ira-sama. Apa yang...."
Tanyaku, merasa gugup.
"Aku sedang berkonsentrasi, jadi diamlah! Aku dan Takatsuki Makoto akan membuat tautan mana."
Dia berkata dengan suara serius, dan aku menurut dengan tenang.
Ira-sama memelukku semakin erat.
Dia bertubuh mungil tapi kuat dalam hal kekuatan.
"Aku ingin tahu apakah keilahian Noah menghalangi...... Itu tidak akan berhasil. Hei, Takatsuki Makoto. Kau harus memelukku kembali."
"E.. Ee..... Eh..."
"Cepat!"
"Ya.. Ya... Punten..."
Seperti yang diberitahukan, aku melingkarkan lenganku di bahu mungil Ira-sama.
Berapa banyak kekuatan yang kubutuhkan?
Kupikir itu tidak sopan untuk membuatnya terlalu kuat.
"Lakukan saja! Lebih keras!"
"Ya!!"
Itu adalah pertimbangan yang tidak perlu, rupanya.
Sudah selesai.
Aku memeluk Ira-sama sekencang yang diperintahkan.
---- Dokun
Dan untuk sesaat, aku merasa seolah-olah seluruh tubuhku berdenyut.
Aku merasa seolah-olah panas di seluruh tubuhjy meningkat dengan cepat.
"Fiuh,......, aku sekarang terhubung ke Takatsuki Makoto melalui tautan mana. Kita masih bisa menggunakan telekinesis seperti sebelumnya."
"Terima kasih."
Dengan itu, aku menjauh dari Ira-sama.
Skill Clear Minds seharusnya berpengaruh,......, tapi palpitasinya keras.
Aku mengatur napas dan mendapatkan kembali ketenanganku.
"Apakah ini sebabnya kau mengundangku ke ruanganmu Ira-sama?"
"Ya, Kau punya masalah dengan itu?"
"Tidak, tentu saja aku bersyukur, tapi kupikir akan menyenangkan jika bisa bersama Altena-sama dan Eir-sama di ruang Noah-sama." kataku, baru menyadari pernyataan bodohku.
Ira-sama menatapku dengan heran.
"Kau......, apakah kau akan melakukan hal yang baru saja kita lakukan di depan Noah?"
"Itu..."
Meskipun tujuannya adalah untuk menghubungkan tautan mana, tetap saja aku memeluk Ira-sama selama lebih dari lima menit.
Melakukannya di depan Noah-sama?
"Itu bencana."
"Itu mustahil, aku terlalu takut."
Tubuhku gemetaran.
Namun aku yakin aku belum melakukan sesuatu yang buruk.........
"Nah, bagaimanapun, kau akan melawan Raja Naga Kuno sekarang, kan? Jika kau memiliki masalah, kau dapat membicarakannya denganku."
"Terimakasih, Ira-sama."
Aku mengungkapkan rasa terima kasihku.
Meski begitu, dukungan Ira-sama untukku, seorang Utusan dari Kelompok dewa lain, sangat murah hati.
TLN : Maksudnya Makoto golongannya Dewa Titan. Gw lupa ini diterjemahin ato enggak sebelumnya, tapi ada kata Keluarga/Klan/Kerabat di depan Dewa Titan sama Dewa Suci.
Aku bertanya-tanya apakah tidak apa-apa baginya untuk melakukan ini.
Membaca pikiranku, Ira-sama membuka mulutnya.
"Itu sebaliknya. Mereka bukan dewa jahat......, kan? Takatsuki Makoto, Utusan Noah yang taat, dewi para Titan. Aku tidak bisa melihat tindakanmu sama sekali dalam penglihatan masa depanku. kecuali aku melakukan ini. Iblis kurang kepercayaan, jadi lebih mudah bagiku untuk melihat masa depan....... pengikut Noah tidak bisa. Sekarang sama seperti seribu tahun yang lalu. "
"Cain juga memaksimalkan kepercayaannya, tahu."
Ketika kami menantang kuil laut dalam seribu tahun yang lalu, kami bersenang-senang berbicara tentang Noah-sama.
"Perang melawan iblis ini. Aku bisa melihat cara untuk menang, tapi jika Takatsuki Makoto, yang tidak muncul di visi masa depanku, membuat gerakan aneh, semuanya akan salah. Itu sebabnya aku harus memaksakan diri untuk berhubungan denganmu."
"Begitu."
Tiba-tiba aku menyadari sebuah kata yang menarik perhatianku dalam kata-kata Ira-sama.
"Kau bisa melihat cara untuk menang......, jadi apakah itu berarti kita bisa mengalahkan Raja Iblis Agung?"
Dari apa yang kudengar sebelumnya, tingkat kemenangan akhir pasti sedikit lebih buruk dari lima puluh persen.
"Ya, Light Hero modern......, teman masa kecilmu Sakurai Ryosuke, akan mengalahkan Raja Iblis Agung yang telah bangkit......."
"Nah, itu bagus...."
Aku merasa lega mendenagrnya.
"Ngomong-ngomong bagaimana......?"
Aku penasaran.
"Jika aku memberitahumu, kau tidak akan menghalangi, tetapi kau pasti akan menjulurkan lehermu, bukan?"
"Aku hanya mampir saja."
"Aku tidak mempercayaimu."
"Jahatnya."
Aku diberitahu dengan tegas.
"Sedikit petunjuk....., Raja Iblis Agung saat ini telah dibangkitkan tetapi tidak sekuat dia seribu tahun yang lalu. Dia tampaknya terburu-buru untuk mendapatkan kembali kekuatannya sekarang, tetapi tidak cukup untuk raja iblis yang tersisa, dan iblid yang kuat semakin berkurang jumlahnya. Jadi, pada akhirnya, Raja Iblis Agung sendiri akan membuat serangan mendadak pada Light Hero."
"Raja Iblis Agung sendiri!?"
Itu sungguh...... langkah yang cukup drastis.
Tapi aku tidak berpikir itu adalah sesuatu yang akan dilakukan oleh pemimpin Iblis.
"Lagipula, tidak ada yang bisa kita lakukan. Jadi, jumlah iblis kalah jumlah seribu tahun lebih lambat dari yang diharapkan Raja Iblis Agung."
"Penyihir Bencana berkata bahwa Raja Iblis Agung akan kembali lebih kuat dari seribu tahun yang lalu, kan?"
"Bahkan jika dia sendiri kuat, dia tidak menandingi dengan jumlah yang banyak. Pahlawan modern semuanya hidup dan sehat, dan Negeri Bulan tumbuh dalam kekuatan....... Tampaknya sedikit di luar kendali, malahan."
"Ya, Negeri Matahari dan Negeri Bulan tidak terlalu akur. Tidak bisakah kau melakukan sesuatu untuk itu?"
Itu mengingatkanku pada kekacauan pertemuan yang kuhadiri beberapa hari yang lalu.
"Apakah kau tahu berapa banyak usaha yang kulakukan untuk menyesuaikan...... hal itu? Setiap negara melakukan apa yang mereka inginkan......."
"Be... Begitu ya."
Rupanya, yang meresahkan Ira-sama adalah masalah konflik antar negara.
"Yang paling membuatku takut saat ini adalah bahwa kita akan membagi kekuatan kita dalam perang antara negara-negara di benua barat. Kita membutuhkan mereka untuk bersatu sebagai satu kesatuan."
"Itu benar....."
"Kau mengatakan itu seolah-olah itu masalah orang lain, tetapi bahkan Negeri Air pun bermasalah tahu?"
"Negeri Air?"
Kenapa?
Putri Sophia memang tidak banyak bicara di Pertemuan Aliansi.
Sebagai bangsa yang lemah, kami diam saja.
"Masalahnya adalah kalian diam! Negeri Air saat ini telah menghasilkan pahlawan baru, telah membuat Negeri Bulan dan Negeri Pohon berhutang besar pada mereka, dan merupakan posisi penting di Aliansi Tujuh Negara. Aku ingin kalian untuk mengambil alih semuanya atas nama Negeri Matahari, yang sedang kacau, tetapi kalian tidak secara aktif mengerjakannya sama sekali."
"Putri Sophia..... kah?"
Kepala Negeri Air, tentu saja, adalah Raja, tetapi diplomasi diserahkan kepada Putri Sophia.
Aku tidak bisa membayangkan dia..... memimpin orang-orang besar dari Negeri Bulan dan Negeri Matahari.
"Itu tidak mungkin."
"Haaa... Aku juga tau hal semacam itu ceroboh."
Ira-sama mengangguk singkat.
Sayangnya, aku tidak bisa menghilangkan kesusahan Ira-sama.
Mungkin dia mendengar suara di benakku, Ira-sama menatapku.
"Yah, oke. Aku sudah memecahkan masalah tidak bisa menghubungi Utusannya Noah, yang menjadi perhatian utamaku."
".... Kedengarannya bagus."
Akulah penyebab Ira-sama kurang tidur.
"Yah, ...... dan lebih baik aku kembali bekerja."
Ira-sama mendengus dan meregangkan tubuh lebar-lebar.
Kurasa sebaiknya aku pergi sebelum menghalanginya.
Jika aku memiliki masalah, mari bicarakan.
"Hei, Takatsuki Makoto."
"Ya?"
Ira-sama berbicara kepadaku dengan nada seperti bisikan.
"Kau...... tidak akan mengkhianati kami, kan?"
Apa yang kau bicarakan? Aku mencoba menjawab dengan tawa, tetapi matanya yang serius membuatku memilih kata-kataku.
"Tapi aku tidak berencana menjadi pengkhianat. Mengapa kau mengatakan itu?"
"Bukankah itu mungkin jika Noah yang memerintahkanmu?"
Aku memikirkan itu sebentar.
Aku tidak bisa membayangkan Noah-sama memerintahkanku untuk berpaling ke sisi Raja Iblis Agung.
Dan juga.....
"Aku menentang kata-kata Noah-sama kadang-kadang, tahu?"
Dan awalnya aku enggan mendengarkan ketika menjadi penganutnya dulu.
Setelah itu, sering kali aku menjulurkan leherku meskipun aku diperintahkan untuk menghindari bahaya.
Ira-sama tertawa atas kata-kataku.
"Hanya untuk memastikan. Jika pengguna roh, Utusan Noah, Takatsuki Makoto, berkhianat, situasi pertempuran akan terbalik."
"Tidak apa-apa, aku berbicara dengan Noah-sama sebelumnya, dan dia tampaknya rukun dengan Althena-sama dan Eir-sama."
"Sepertinya. Dan sepertinya Althena-onesama ingin membawa Noah ke Dewa Suci."
Aku ingat percakapan kami sebelumnya.
Althena-sama mencoba membawa Noah-sama ke kamp Dewa Suci.
Sikap Noah-sama juga tidak sepenuhnya tidak senang.
"Itu sebabnya aku tidak akan menjadi pengkhianat. Kau bisa yakin."
Aku menyatakan dengan keyakinan tinggi.
"Ya.... Kuharap begitu."
Ira-sama menguap kecil dan meneguk sekaleng kopi yang ada di dekatnya.
...... Kau harus minum hal-hal yang lebih baik.
Pada saat yang sama, pandanganku kabur.
Sepertinya aku benar-benar bangun kali ini.
"Bekerjalah secukupnya, Ira-sama. Tidurlah dengan benar."
"Kau seharusnya lebih mengkhawatirkan dirimu sendiri daripada aku, Takatsuki Makoto. Jangan lepas kendali."
Setelah melakukan percakapan ini, aku terbangun.
Apa yang kulihat adalah langit-langit sebuah ruangan di benteng Barel Hitam.
◇
Setelah aku bangun dan berpakaian, aku diberi Lucy dan Sa-san tur fasilitas di Benteng Barel Hitam.
Setelah sarapan sederhana di kafetaria, kami tiba di ...
"Makoto, di sinilah tempat pelatihan."
"Baunya seperti keringat..."
Itu adalah tempat pelatihan bawah tanah untuk tentara.
Berbeda dengan ruang pelatihan Ksatria Matahari di Kastil Ibukota Highland, yang berada di luar ruangan, itu remang-remang dan tidak relatif.
Namun, disini dipenuhi dengan antusiasme banyak prajurit.
Seperti yang Sa-san katakan, ini mungkin sedikit berbau keringat.
Kami mengitari tempat latihan.
Semua orang tampaknya berkonsentrasi pada pelatihan mereka, dan aku tidak melihat siapa pun berbicara kepadaku.
Kurasa aku menyapa mereka semua di pesta kemarin.
Aku ingin berlatih dengan mereka, tetapi sayangnya hanya ada sedikit roh air di fasilitas bawah tanah.
Tampaknya berlatih di sini tidak efisien.
"Lucy, Sa-san. Pemberhentian selanjutnya......"
"Aya! Lucy! Akhirnya ketemu juga kalian!"
Dengan swoosh, seseorang tiba-tiba muncul di depanku.
Dia memiliki kulit cokelat dan rambut hitam mengkilap.
Armor perang yang terbuka.
Di atas segalanya, aku ingat semangat juang yang membara.
"Olga-chan! Yaa-hoo!"
"Olga, kau tidak ada di sini kemarin."
"Itu benar! Aku sedang berburu iblis di Benua Iblis kemarin! Kemudian, aku baru tahu bahwa kalian ada di sini. Ya Tuhan! Jika kalian memberitahuku, aku akan bergegas kembali!"
Wanita itu berbicara mesra dengan Lucy dan Sa-san.
Gadis yang aku ingat memiliki udara yang lebih gelap tentangnya.
Dia memiliki citra ganas sebagai hewan yang lapar dan rakus, tetapi sekarang dia ramah.
"Lama tidak bertemu, Pahlawan Negeri Air."
Dia menoleh ke arahku dan memberiku senyuman kecil.
Itu adalah pahlawan membara, Olga Talisker, yang rambutnya tumbuh sedikit lebih panjang dan dia terlihat lebih dewasa.
<Masukan.
> Dimana Ira-sama?
→ Dia di sini!
> Gera-yan yang tidak ngamuk... Gera-yan yang dere... Itu membuatku merasakan berlalunya waktu......
→ Aku yakin dia mengalami kesulitan.
<Komentar penulis
Cerita ini menjadi terlalu banyak kata....... Selalu seperti ini ketika Ira-sama muncul.
<Lainnnya
Aku sudah membaca semua masukan kalian, tapi maaf aku belum sempat membalas.
Next Post
I Became the Strongest Chapter - 257
I Became the Strongest Chapter - 257