Clearing an Isekai with the Zero-Believers Goddess Chapter 298

Clearing an Isekai with the Zero-Believers Goddess – The Weakest Mage among the Classmates Indonesia
Chapter 298 Makoto Takatsuki Berpartisipasi dalam Majelis Militer


"Kemudian kita akan mulai membahas rencana Ekspedisi Utara Ketiga."




Suara komandan divisi Ksatria Kelima bergema.




Ini adalah ruang konferensi utama Kastil Highland.

Ini adalah ruangan besar yang dapat menampung lebih dari seratus orang.

Semua orang penting dari berbagai negara berbaris di sini.

Ada banyak wajah, yang akrab maupun yang tidak.




Di antara mereka adalah Momo.

Dia tampak tertidur dengan kepala bersandar pada sandaran tangan kursi besar.

Apa tidak ada orang yang memperhatikannya?




Ada sejumlah gambar magis yang mengambang di udara.

Tampaknya itu adalah perangkat sihir yang disebut Sistem Satelit, yang terhubung ke pangkalan militer di seluruh benua.

Jumlah peserta rapat untuk tujuan ini mencapai ratusan.




Aku diberi kursi kecil di belakang pertemuan.

Putri Sofia duduk di sebelahku.




"Itu adalah kesalahan Highland, bahwa mereka gagal mengalahkan Raja Naga Kuno sejak awal. Karena itulah, stigma itu harus disingkirkan."

"Kau benar. Itu sebabnya aku mengatakan Tujuh Negara harus bergabung."

"Kami baru saja didirikan. Kami tidak memiliki sumber daya."

"Aku pernah mendengar bahwa sejumlah besar devilkin telah berkumpul disana dan melakukan pelatihan militer siang dan malam."

"Oh, dari mana kau mendengar desas-desus itu? Mungkinkah kalian mengirim mata-mata ke sekutu sendiri? Itu masalah."




"Perdana Menteri 
Laphroaig. Tolong jangan terlalu memprovokasi Highland......."

"Jenderal Tariska Negara Api telah menjadi orang pengecut."

"Pernyataan itu akan terlalu tidak menghormati jenderal kami. Tolong tarik kembali."

"Aku minta maaf, Oracle Api Nona Dahlia."




Suasana pertemuan itu tidak begitu baik.

Alasannya jelas.

Ini karena orang-orang dari Negeri Bulan tidak setuju dengan semua pendapat Negeri Matahari.




"Apakah ada pernyataan dari perwakilan Spring Log, Negeri pohon, atau Khaliran, Negeri bumi?"




Adalah Esther, oracle takdir, yang angkat bicara untuk mengubah topik pembicaraan.




"Tidak ada, dari kami."

"Sama halnya dengan kami...."




Namun itu berakhir dengan kegagalan.

Tidak akan ada yang mau berbicara dengan udara seperti ini.




(Suasananya jadi canggung...)

Aku berbicara dengan putri Sofia disampingku.

(Sudah seperti ini sejak sebelumnya.....)

Suara Putri Sofia gelap dan muram.




Struktur dalam konferensi berjalan seperti ini.




Partisinya adalah Highland

Dan Laphroaig yang melawannya




Negeri Matahari adalah negara kelas dengan supremasi manusia.

Di antara mereka, devilkin telah ditindas selama bertahun-tahun.

Negeri Bulan adalah negara para Devilkin.

Secara alami, ada dendam lama tentunya.




Negeri Api dan Negeri Perdagangan menengahi konflik antara kedua negara.

Perwakilan dari Negeri Pohon, Negeri Tanah dan Negeri Air yang memiliki kekuatan militer rendah, hanya membuat sedikit pernyataan.




Sampai beberapa tahun yang lalu, Negeri Matahari adalah Negara Terkuat.

Namun, posisinya telah sangat dilemahkan oleh kekalahannya baru-baru ini melawan Raja Naga Kuno.

Ditambah lagi, Ratu Noel yang lebih muda dan kakak laki-lakinya, Pangeran Pertama, telah menyebabkan masalah secara internal.




Kupikir Ratu Noel, sekarang yang merupakan penguasa, seharusnya bisa menyingkirkan oposisi, tetapi dia belum bisa.




Putri Sofia mengatakan, "Ratu Noel terlalu baik......," tetapi dalam kenyataannya dia agak diremehkan oleh negara lain sebagai "gampangan".




Aku sedikit terkejut bahwa negara paling kuat di benua bisa berubah begitu banyak setelah tidak melihatnya untuk sementara waktu.




Sebagai perbandingan, Negeri Bulan yang baru lahir bersatu di bawah ratu barunya, Furiae-san.

Dia juga seorang Saint, dan dipuja seperti dewi oleh orang-orang di Negeri Bulan.

Tampaknya semua orang, dari yang termuda hingga yang tertua, mematuhi kata-kata Ratu.




"Jika semua yang kalian lakukan tidak setuju dengan kami, beri kami pendapat kalian!"

"Kami hanya akan melihat dan menunggu."

"Apa lagi yang kalian tunggu!"




Jurang antara negeri matahari dan negeri bulan sangat dalam.

Ratu Noel, yang mendengarkan percakapan itu, tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Tapi di balik ekspresi serius di wajahnya, aku bisa melihat kelelahannya.

Lalu aku melihat ke tempat Furiae-san.

Dia tidak tertarik dengan pertemuan itu, bahkan membelai punggung kucing hitam itu sepanjang waktu.




Ngomong-ngomong, Momo masih tertidur lelap.

Bagaimana kau bisa tidur di tempat yang bising seperti ini?




Tak satu pun dari mereka tampaknya menyadari bahwa aku berada di pertemuan ini.




Pedebatannya juga sangat lamban.

Sepertinya tidak ada gunanya hadir dalam pertemuan ini.




(Lagi pula, mengapa orang-orang di Negeri Bulan begitu besar bicara?)

Aku bosan, jadi aku berbicara degan Putri Sofia.

Apakah mereka benar-benar negara yang baru saja pulih?




(Mau bagaimana lagi. Karena para penyihir dari Negeri Bulan adalah orang-orang yang paling banyak berkontribusi pada kekalahan raja iblis Forneus, raja iblis laut.)

Putri Sofia menjawab pertanyaanku.




(Tapi Sakurai-kun yang mengalahkan Forneus, kan?)

Itulah yang kudengar.

Bukan hanya Negeri Bulan yang mendapat kreditnya harusnya.




(Forneus, raja iblis laut, biasanya bersembunyi di dasar lautan, dan penyihir Negeri Bulan yang menghentikannya melarikan diri ke permukaan. Selain itu, para penyihir dari Negeri Bulan yang Menjernihkan "Pitch Black Clouds" yang digunakan oleh para iblis.)

(Begitu ya.)

Skill "Light Hero" Sakurai-kun adalah kemampuan yang tak terkalahkan, tetapi tanpa cahaya matahari, ia dengan cepat melemah.

Pitch Black Clouds adalah sihir kuat yang digunakan oleh pasukan Raja Iblis.

Tampaknya hanya para penyihir Negeri Bulan yang mampu menjernihkannya.

Tentunya, aku dapat memahami pentingnya Negara Bulan.







Pertemuannya masih dalam debat sengit.




"Jika itu adalah raja naga kuno, kalian setidaknya dapat mengulur waktu jika kalian melawannya dengan semua pahlawan kecuali Light Hero. Kami, Negeri bulan, akan mengalahkan Raja Iblis Agung dengan Light Hero."

"Apa-apaan itu!"

"Bahkan, hanya para penyihir dari Negara Bulan yang dapat menjernihkan Pitch Black Clouds, dan Furiae-sama kami dapat melihat ke masa depan. Dengan Sakurai-dono, Light Hero, dan Furiae-sama, Raja Iblis Agung tidak perlu ditakuti."




"Gelar Saint juga dimiliki oleh Noel-sama. Tolong jangan lupakan itu..."

"Sudah ada rumor bahwa Saint yang sebenarnya adalah Furiae-sama."

"Itu hanya rumor bodoh."

"Benarkah itu? Jika penglihatan Furiae-sama tentang masa depan menyelamatkan dunia, Saint yang akan meninggalkan jejaknya dalam sejarah adalah Furiae-sama."

"Bodoh, masa depan seperti itu tidak akan pernah datang!"

"Bisakah kau mengatakan hal yang sama ketika Raja Iblis Agung dikalahkan? Light Hero akan menciptakan seribu tahun sejarah yang gemilang bersama Saint Furiae-sama!"

"Itu omong kosong!"




Pembicaraannya jadi kemana-mana.




(Tentang apa lagi ini coba.....?)




Apa yang terjadi dengan Ekspedisi Utaranya?

Aku mencolek bahu Putri Sofia untuk meminta penjelasan.




(Sejak kekalahan Raja Iblis Laut, penduduk Negeri Bulan telah berharap bahwa Light Hero dan ratu akan bersatu. Tentu saja, ini tidak mungkin karena Light Hero adalah tunangannya Noel-sama........)




Kombinasi renkarnasi Juruselamat dan Saint cenderung muncul dalam cerita seperti itu.

Tapi bukankah terlalu kasar untuk mengatakan itu di depan Ratu Noel?

Aku melirik wajah Ratu Noel dan melihat wajahnya tegang.

Aku yakin dia dapat mengatakan sesuatu kembali, tetapi apakah ada alasan mengapa dia tidak melakukannya?

Pada saat itu, Sakurai-kun yang menjadi topik pembicaraan, mendekati Ratu Noel dan membisikkan sesuatu di telinganya.

Rupanya dia menghiburnya.

Kerja bagus, Sakurai-kun.




Pihak lain, Furiae-san, masih membelai punggung kucing hitam itu ketika aku mengalihkan perhatianku padanya.




.... Uwa.

Dia melototiku.

Rupanya dia baru sadar jika aku ikut dalam pertemuan ini.

Matanya melebar dan dia menatapku.




(Apa yang kau lakukan disini!!)

Aku tidak bisa mendengar suaranya, tapi aku bisa membacanya dari gerakan bibirnya.

(Mampir)

Aku menggerakkan mulutku dengan cara yang lugas.

(........Beneran?)

Furiae-san menatapku dengan curiga.

Dia tampaknya berpikir bahwa aku akan mengatakan sesuatu yang aneh.




Tapi aku tidak punya suara dalam pertemuan ini.

Aku masih mantan pahlwan.

Jadi aku hanya mendengarkan.

Jika aku memiliki pendapat, aku diperingatkan untuk berbicara melalui Komandan Ordo Matahari atau yang lebih tinggi.




"Apa katamu! Jaga mulutmu! Dasar Devilkin vulgar!"

"Kau menunjukkan warna aslimu, dasar pemuja kelas bajingan!"




Suasananya akhirnya jadi memanas.

Ini sudah menjadi percekcokan sekarang..




(Ini sudah... Tidak ada harapan lagi...)




Ini jelas bukan percakapan antara sekutu.

Tanpa musuh bersama dari Raja Iblis Agung, perang kemungkinan akan dimulai di negeri matahari dan negeri bulan.




Bagaimana bisa jadi sampai seperti ini...

Apa yang sebenarnya Ira-sama, Dewi Takdir lakukan?

Hallo? Apa kau disana? Ira-sama.




Hubungan negara di benua barat sedang bermasalah.

Aku bertanya kepada dewi takdir, Ira-sama, yang berada di alam ilahi, tetapi dia tidak memberiku jawaban.

Beberapa hari terakhir ini aku belum bicara dengannya.

Apa dia sibuk?

Para dewi tampaknya selalu sibuk.




(Hei, kenapa kau malah berbicara dengan Ira dan bukannya aku? Apakah kau lupa Utusan siapa kau Makoto?)

Sebaliknya, aku menerima balasan dari Noah-sama.

Dia terdengar sedikit cemberut.




(Tentu saja, aku adalah utusannya Noah-sama. Tetapi jika kita berbicara soal sejarah, bukankah lebih cepat untuk bertanya kepada Ira-sama?)

(Kau tidak perlu bertanya kepada Ira, aku akan memberitahumu. Oke? Kau tahu bahwa dewa dilarang secara langsung mengganggu sejarah oleh aturan Alam Ilahi, kan? Makoto diizinkan melakukannya karena kau dari bumi, tetapi dewi takdir tidak diperbolehkan membengkokkan sejarah demi kepentingannya Jadi bahkan jika kau tahu itu akan terjadi, kau tidak dapat mencegahnya.)




(...... Begitu. Tapi, bagaimana dengan Dewi Bulan, Naia-sama? Tidak bisakah dia membantu?)

Aku belum pernah bertemu dengannya, tapi dia salah satu dari tujuh dewi dari Gereja Dewi.

Sekarang Negeri Bulan telah dipulihkan, aku bertanya-tanya apakah dia akan bekerja sama.

(Naia... Aku juga bertanya-tanya.)




Aku merasakan dari kata-kata Noah-sama bahwa kami tidak dapat mengandalkannya.

Bagaimanapun, manusia mungkin tidak punya pilihan selain menyelesaikan konflik di antara mereka sendiri.




"Mau sampai kapan kita akan melakukan diskusi tidak berguna ini?"

"Yang harus dilakukan adalah membuat Negeri Matahari mengalahkan Raja Naga Kuno. Itulah rencananya selama ini."

"Mengapa kalian tidak mengerti bahwa kita sampai sini karena kami tidak dapat melakukan itu!"

"Sama halnya dengan kami. Jika kalian tidak dapat melakukannya dengan negara kalian sendiri, jangan memaksakannya pada orang lain."

"Itu bukan paksaaan! Itu permintaan!"

"Jika seperti itu, kami menolak"

"Jika Raja Iblis Agung mendapatkan kembali kekuatannya, dunia akan berakhir!"

“Ini berbeda dari seribu tahun yang lalu. Hanya ada satu Raja Iblis yang tersisa. Dia tidak akan menyerang kita."




Pertemuannya jadi paralel.

Negeri Matahari ingin mengalahkan Raja Naga Kuno dan Raja Iblis Agung sesegera mungkin.

Mereka juga ingin mendapatkan kembali posisi mereka yang melemah di benua barat.

Karena itu mereka terburu-buru ingin menyelesaikannya.




Negeri bulan membenci Negeri Matahari.

Itu sebabnya mereka tidak ingin Negeri Matahari menjadi pemimpin benua.

Tapi mereka tidak memiliki kekuatan nasional untuk menjadikan diri mereka juara di benua barat.

Jadi mereka ingin mengulur waktu dan meningkatkan kekuatan militer mereka.




Lebih jauh lagi, hanya para penyihir dari Negeri Bulan yang mampu menjernihkan "Pitch Black Clouds" yang digunakan oleh pasukan Raja Iblis.

Ini menjadikan negeri bulan memiliki suara yang kuat.

Status quo adalah apa yang mereka inginkan.

Jadi, tidak ada titik temu untuk diskusi ini.




Bukannya sesuatu, tapi aku terjebak dengan kata yang sering muncul di tengah...... topik.




------ Raja Naga Kuno




Faktor yang paling penting adalah raja iblis ini.




Selama Raja Naga Kuno duduk di benua utara, kami tidak bisa menyentuh Raja Iblis Agung.

Kenangan pertempuran seribu tahun yang lalu muncul.




Raja iblis yang bahkan sihir tingkat setengah-ilahi, Cocytus, tidak bisa mengalahkannya.

Dia adalah naga kuno terkuat dengan darah Dewa Naga, dan Raja Iblis terakhir.

Dan ayahnya Naga Putih-san.

Mel-san membuatku menemaninya ke kastil raja naga kuno.

Yang itu membuatku gugup.




Apa lagi yang dia katakan waktu itu......

Bertarunglah denganku. Jika kau menang, aku akan memberimu gelar "Raja Naga".




Aku yakin itulah yang dikatakan olehnya.

Dan kataku adalah.




Tentu, Aku berjanji. Ayo bertarung kapan-kapan.




Begitulah.

Pada saat itu, skill "RPG Player" diaktifkan dan "Apakah kau berjanji untuk melawan Raja Naga Kuno?" ditampilkan.

Dan aku memilih ya.




Apakah Raja Naga Kuno Mengingat janji iru?

Ini sudah seribu tahun.

Ada kemungkinan besar dia sudah lupa.

Seribu tahun yang lalu, aku tidak bisa bertemu lagi dengan raja naga kuno.

Tidak ada kemungkinan pertarungan ulang antara raja naga kuno, yang telah lama duduk di benua utara, dan kami, yang sedang melakukan tur di benua selatan dan timur.

Ini karena aku dan Anna-san, tidak pergi jauh ke benua utara, benua iblis.




Setelah itu aku tertidur selama seribu tahun.

Janjinya belum ditepati

Tapi aku tidak perlu memaksakannya.

Mungkin aku harus mengabaikannya saja.

Namun.




(Tantang raja iblis yang paling kuat, gelar "Raja Naga"......)




Kau ingin aku melakukannya?

Karena aku adalah pahlawan bersertifikat negara, aku tidak akan bebas untuk bertarung.

Kekuatan pahlawan adalah kunci dari rencana Ekspedisi Utara.

Itu selalu jadi bagian dari rencana.




Namun, sekarang aku mantan pahlawan.

Aku tidak perlu tanduk pada siapapun.

Sebagai petualangan, kau dapat mengembara ke benua utara.

(Oh, Makoto. Apakah kau akan melawan Ashtaroth?)

Suara kaget Noah-sama bergema di kepalaku.

(Tidak bolehkah? Noah-sama)

Aku bertanya pada sang dewi.

Apa dia menentangnya?




Aku yakin Ira-sama akan menentangnya.

"Jangan bodoh, kalian semua harus bekerja sama!"

Aku yakin itulah yang akan dikatakan olehnya.

Namun........

(Hmmm... Bukannya aku menentangya. Namun kau mesti berhati-hati)

Noah-sama tidak menentangnya.

Dewi ini membiarkanku bebas.




Sekarang Dewi telah setuju.




Aku akan menjelaskan kepada Lucy, Sa-san, dan Putri Sofia, tentu saja.

Aku merasa harus memberi tahu seseorang di Negeri Matahari.

Orang yang paling dekat denganku di Negeri Matahari adalah Momo.

Tapi sayangnya, dia tertidur lelap.




Sakurai-kun adalah yang berikutnya, tetapi dia sekarang berada di sebelah Ratu Noel.

Dengan kata lain, hampir di tengah ruang konferensi.

Itu terlalu mencolok, jadi aku menolak yang ini juga.

Orang lain yang tampaknya mudah diajak bicara adalah......, orang itu.




"Kau mau pergi kemana?"

Putri Sofia menghentikanku saat aku mulai menjauh dari tempat dudukku.

"Aku akan mengobrol sedikit dengan Komandan Ortho."




Dia adalah komandan Divisi 1, orang yang melakukan ekspedisi ke Negeri Bulan bersamaku.

Dia orang yang mudah memahami.

Di atas segalanya, dia berada di gereja ketika aku menyeberang ke seribu tahun yang lalu, jadi dia tahu situasinya sampai batas tertentu.




"........ Aku akan menanyaimu detailnya nanti."

Mungkin dia telah menebak sesuatu, tetapi Putri Sofia tidak menanyakan detailnya.




"...... Kita juga tidak memutuskan kebijakan hari ini."

"Sudah waktunya. Mari kita sudahi untuk hari ini."




Sepertinya diskusi militer akan segera berakhir.

Aku berjalan ke kursi Komandan Ortho.

Dan diam-diam bicara.




"...... Komandan Ortho, boleh aku bicara?"

"Makoto-dono, ......? Aku mengerti. Kita akan menyelesaikan diskusi militernya, jadi tolong luangkan waktu setelahnya."

"Tidak, aku hanya akan memberitahumu apa yang aku butuhkan. Faktanya, aku akan pergi ke benua utara."

"...Hah?"

Mendengar kata-kataku, Komandan Ortho mengerutkan alisnya.

"Makoto-dono, tindakan egois dari pahlawan itu............ tidak boleh."




Komandan Ortho tampaknya menyadari hal ini di tengah kata-katanya.




“Aku bukan pahlawan sekarang. Jadi kupikir aku akan bertindak sebagai petualang."

"Itu benar. Tapi kemudian kami, Ordo Matahari, tidak dapat membantumu, bukan?"

"Tidak apa-apa kok. Santai saja."

"Tidak, jelas aku jadi tidak bisa santai setelah mendengar itu......"




Ksatria Matahari sepertinya mencoba mengatakan sesuatu.

Pada saat itu, Momo, yang seharusnya tertidur di kursi besar, tiba-tiba mendekatiku.

Apa dia mendengar percakapan kami?

"Kau mengatakan beberapa hal yang menarik, Pengguna Roh-kun!"

Momo berkata dengan keras.

Semua mata dalam pertemuan itu langsung tertuju padaku.




Oi.... Hentikan itu




"Hey, Momo...."

"Kau sama sekali tidak datang menemuiku, jadi ini adalah balasannya."

Dia menjulurkan lidahnya padaku dengan manis.




"Oh, bukankah itu mantan pahlawan Negara Air di sana?"

"Aku mendengar kau pensiun karena cedera."

"Negeri air masih kekurangan sumber daya manusia. Dikatakan bahwa mereka akan menyeret bahkan pahlawan yang sudah pensiun."

"Bukankah ini tempat yang salah? Ini bukan tempatnya untuk berbicara."




Untuk beberapa alasan, aku mendapat komentar sarkastik dari negeri matahari dan bulan.

Ternyata mereka dari golongan anti Ratu Noel di Negeri Matahari.

Aku kemudian mengetahui bahwa aku dibenci oleh mereka yang percaya bahwa Furiae-san seolah-olah dia adalah seorang dewi.

"Bisakah kalian berhenti mengomel terhadap Takatsuki-dono?"

"Untuk dermawan negaraku, pernyataan itu tidak dapat diterima!"




Sekutuku adalah Jenderal Tariska, Negara Api, dan Flona, Oracle kayu.




Aku bersyukur, tetapi suasana pertemuan menjadi lebih tegang.

Apa yang harus kita lakukan dengan suasana ini?




Tapi Momo tidak peduli.

Itu semakin tebal dan tebal.




"Silakan, katakan agar semua orang bisa mendengarnya."

"Yaa"

Aku berkata dengan enggan.




"Aku akan menghadapi Raja Naga Kuno."

"Jadi maksudmu Negara Air akan memimpin dalam menantang Raja Naga Kuno?"




Seseorang mengajukan pertanyaan kepadaku.




"Tidak, Aku sendiri saja......"




"""""""""""" Hah? """""""""""




Kata-kataku menyebabkan buzz dalam pertemuan itu.




"Itu bunuh diri!"

"Apa dia ini bodoh?"

"Lagi pula para pahlawan dari Negeri Air itu sinting."

"Dia bukan pahlawan sejak awal, kan!"




Aku mendengar suara seperti itu.

Jadi aku mencoba menyelinap pergi.

"Takatsuki-dono! Apakah kau sudah gila?"'

"Makoto! Kau harus pergi ke rumah sakit dan diperiksa!"

Bahkan Jenderal Tariska dan Flona-san, yang telah membelaku sebelumnya, mempertanyakan kewarasanku.




Itu adalah ulah Momo yang menahan udara yang tampaknya tidak dapat dikendalikan.




"Dia pernah melawan raja naga kuno dalam operasi rahasia. Aku yakin mereka seri..... saat itu."




Kata-kata Momo menenangkan tempat itu.




"Y.. Ya, aku pernah mendengar cerita itu sebelumnya......."

Aku mendengar seseorang bergumam.

Itu seribu tahun yang lalu.




Satu-satunya orang yang ada di sana adalah Momo.

"Itu benar. Aku mendengarnya dari Ira-sama. Aku bersumpah dengan nama Dewi Takdir, tidak ada keraguan."




Oracle takdir dengan cepat menindaklanjuti, dan tidak ada yang tersisa untuk berdebat.

Itu berkat keilahian Ira-sama.

Bisakah dianggap seri?

Tapi sekarang itu sudah menjadi sesuatu sekarang.




"Aku tidak akan membiarkanmu menyelinap pergi."

Momo berbisik di telingaku.




"Tidak apa-apa, kan?"

"Tidak! Makoto-sama akan segera menyelinap dan pergi!"

Dia sudah membaca pola perilakuku.




"Ta... Takatsuki-kun..."

"A... Apa kau serius...?"




Bahkan Sakurai-kun dan Ratu Noel, yang sejauh ini menahan diri untuk tidak berbicara, berdiri tanpa sadar.

Aku tersenyum dan mengangguk.




Saat aku melirik Furiae-san, dia menatapku dengan wajah gemetar karena marah.




(Mampir matamu!)




Bibirnya berkata.

Ini mungkin sedikit melenceng dari mampir.

Aku balas tersenyum padanya, tapi dia menatapku lebih tajam.




"Takatsuki-dono, maka aku akan mengirimkan permintaan resmi dari Negeri Matahari......."




Kepala Ordo Matahari, Kanselir Ywaine, berkata dengan serius.




Niatku pergi ke sana sebagai seorang petualang, tetapi tampaknya formalitas seperti itu diperlukan.




Akhirnya- diputuskan bahwa aku akan pergi ke benua utara era seribu tahun saat ini.