Isekai wa Heiwa deshita Chapter 607



Hari ke-20 bulan Api kedua. Saat aku menyirami bibit Pohon Dunia yang kuterima di Festival Enam Raja, beberapa hal muncul di benakku. Alasannya…… ​​adalah karena Fate-san tidak datang berkunjung belakangan ini.

Fate-san, seperti Kuro, kabur dari pekerjaan untuk bermain denganku selama sekitar satu jam setiap tiga hari. Bahkan ada kalanya dia akan datang setiap hari…… tapi dia sudah hampir 20 hari tidak datang berkunjung.





Aku penasaran apa yang terjadi? Karena Fate-san yang kita bicarakan di sini, tidak mungkin dia "terlalu sibuk karena pekerjaan". Di sisi lain, tidak mungkin Fate-san, Dewa Tertinggi, sakit di tempat tidur.

Mungkinkah aku telah melakukan sesuatu yang membuat Fate-san marah? Tidak, tapi di pesta ulang tahunku, dia masih bertingkah seperti biasa……





[…… Hei, Alice.]

[Apa itu?]

[Apa kau tahu apa yang terjadi dengan Fate-san? Aku tidak melihatnya akhir-akhir ini……]





Untuk saat ini, aku bertanya pada Alice, yang merupakan teman baik Fate-san, tetapi untuk beberapa alasan, dia memiliki ekspresi yang rumit di wajahnya.





[…… Errr, Fate-san…… Dia banyak bekerja akhir-akhir ini, jadi dia tidak punya banyak waktu.]

[…… Jika kau akan membuat kebohongan, setidaknya kau bisa membuat yang lebih baik dari itu.]



[Tidak, sejujurnya, meski akulah yang mengatakannya, aku juga merasa itu tidak realistis, tapi apa yang kukatakan tidak sepenuhnya salah……]

[Eh? Kalau begitu, Fate-san benar-benar bekerja? Sukarela?]

[Y-Ya, memang ……]





Itu tidak mungkin, bahwa Fate-san rela melakukan pekerjaan?…… Tak peduli bagaimana aku melihatnya, situasinya jelas tidak normal.





[Mu-Mungkinkah…… Fate-san benar-benar tidak baik-baik saja?]

[…… N...Nah, itu benar. Kurasa kau bisa mengatakan bahwa dia sakit.]

[Dia sakit!? Tidak, tidak, jika dia sakit, maka seharusnya jangan bekerja…… Atau lebih tepatnya, bahkan Dewa Tertinggi seperti Fate-san bisa sakit !?]

[…… Nah, bagaimana aku harus mengatakan ini…… Mengenai detail penyakitnya, aku tidak bebas untuk mengatakan itu…… Ahh, tapi itu bukan sesuatu yang bisa ditularkan ke orang lain jadi……]





Rupanya, Fate-san benar-benar sakit. Tidak, yah, mungkin kasar untuk mengatakan ini, tapi aku bisa mengerti sekarang. Begitu, karena penyakitnya itu, dia tidak datang berkunjung belakangan ini dan bahkan melakukan pekerjaan, sesuatu yang biasanya tidak dia lakukan……

Itu pasti penyakit yang sangat keji. Kalau tidak, aku tidak bisa membayangkan Fate-san yang itu akan melakukan pekerjaannya.







[…… Aku mengkhawatirkannya, jadi kupikir aku akan mengunjunginya.]

[…………….....]

[Alice?]

[…… Ahh, tidak, yah, memang ada konsep terapi kejut itu, bukan? Kurasa itu bisa berhasil.]

[U-Unnn?]





Aku tidak begitu paham apa yang dia bicarakan, tapi untuk saat ini, aku akan mengunjunginya. Ayo beli buah dulu dan bawakan sebagai oleh-oleh.





[…… Maksudku, meskipun dia memukulku ketika aku seperti itu, dia bersikap ragu-ragu ketika hal yang sama terjadi padanya……]

[Ooooiiiii, Alice?]

[Ah tidak! Aku juga mengkhawatirkan Fate-san, jadi aku akan pergi denganmu! Nah, sekarang, karena kita sudah memutuskan, ayo cepat pergi!]





Ketika aku memanggil Alice, yang memegang dagunya dan menggumamkan sesuatu, senyum ceria muncul di wajahnya saat dia mendesakku untuk datang mengunjungi Fate-san.



Entah bagaimana, daripada khawatir…… Rasanya seperti Alice tidak baik lagi……















Tingkat atas Alam Dewa, tempat yang pernah aku kunjungi sebelumnya. Disana berdiri kuil Fate-san, dimana Alice dan aku masuk. Aku ingin tahu apakah Fate-san baik-baik saja? Fakta bahwa dia bekerja berarti dia baik-baik saja secara fisik. Yah, yang sangat aku khawatirkan adalah jika dia baik-baik saja secara mental……





Saat aku memikirkan hal ini, aku mengetuk pintu yang menuju ke kamar Fate-san. Beberapa saat kemudian, pintu terbuka sedikit dan Fate-san yang tampak pemarah muncul.





[Ya ampun, apa sekarang…… Aku bilang aku sibuk bekerja, jadi berhentilah mengha…… la …… ngi…… Eh?]

[Ah, errr, halo.]

[…… Kai-chan?]

[Ya, errr, aku datang berkunjung……]





Ketika aku dengan takut-takut memanggil Fate-san, yang benar-benar terlihat seperti sedang dalam suasana hati yang buruk, wajahnya menegang dan beberapa saat kemudian, dia mulai berkeringat deras.





[…… Eh? K-Kenapa kau di sini…… U-U-Ummm, hatiku belum siap….. jadi, errr, pulanglah untuk sementara waktu……]

[Fate-san!]

[Eh? Shall-tan? A-Ada apa?]

[Aku tahu kau bertanya-tanya kenapa Kaito-san datang, tapi aku akan menyelesaikan urusanku dulu, oke?]

[…… Urusan?]





Mengatakan ini dengan senyum cerah di wajahnya, Alice meraih tangan Fate-san dan menariknya keluar dari pintu.





[Betul sekali! Aku di sini untuk membayar kembali hutang yang kuterima dari Fate-san!]

[…… Hutang? Hei, Shall-tan? Apa yang sebenarnya kau ———–]

[TENDANGAAAAAAAN ALICE-CHAN !!!]

[——– Fugyaaaahhhh !?]


Mataku tidak bisa memahami apa yang baru saja terjadi. Dari apa yang aku lihat, kaki Alice tampak bersinar untuk sesaat, sebelum pintu besar itu hancur dan Fate-san tiba-tiba menabrak dinding belakang kamarnya.

Dari kalimat yang dia katakan…… Alice pasti telah menendangnya. Atau lebih tepatnya, apa sih yang kau lakukan, oi !?







[…… T-Tunggu, Shall-tan! Apa yang tiba-tiba kau lakukan !? Itu menyakitkan!]





Aku tidak berpikir tendangan itu akan menjadi sesuatu yang hanya akan melukai seseorang...... Yah, kurasa untuk seseorang dengan spesifikasi super seperti Fate-san, kerusakannya hanya akan membuat wajahnya menjadi sedikit merah.





[Tidak, ingat, kau memukulku sebelumnya...... Jadi aku mengembalikannya!]

[Yang sebelumnya pukulan! Kenapa kau mengembalikannya dengan tendangan!? Terlebih lagi, kau membidik wajahku tanpa ragu-ragu !?]

[Sekarang, Fate-san! Mari kita tidak memikirkan setiap hal! Mari kita hadapi masa depan dengan meriah! Kalau begitu, selamat tinggal!]

[Berhenti disanaaaaaaaaaaa!!! Aku punya banyak hal untuk dikatakan tapi…… biarkan aku menendangmu juga !!!]





Setelah melakukan apa yang ingin dia lakukan dan hanya mengatakan apa yang dia inginkan, Alice menghilang, dan teriakan Fate-san bergema di kuil.





Ibu, Ayah ————– Errr, kudengar Fate-san sakit, jadi aku datang mengunjunginya tapi…… Bukankah sepertinya ada yang aneh di sini? Tidak, lebih tepatnya, aku tahu bahwa aku tidak tahu beberapa hal tapi ————— Fate-san sepertinya baik-baik saja, bukan?





























<Kata Penutup>

? ? ? : [Kebetulan, yang dimiliki Fate-san adalah hal yang disebut mabuk cinta!]

Serius-senpai: […… Ini menyakitkan.]

? ? ? : [Ahh, ngomong-ngomong, Author-san akan mulai merilis draf kasar karakter untuk Volume 4 besok, jadi tolong nantikan.]

Serius-senpai: [...... Jadi akhirnya tiba ya! Desain karakterku sendiri!]

? ? ? : […… Tidak, tidak ada satupun dari itu? Maksudku, ilustrasimu di sampul belakang hanya-sekali, oke?]

Serius-senpai: [Sialaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnn !?]