Isekai wa Heiwa deshita Chapter 494



Sieg-san mengalami hal yang tidak biasa, atau lebih tepatnya, kurasa ini pertama kalinya aku melihat Sieg-san pingsan. Menurut Luna-san, "Sommelier Faintologi yang ngaku-ngaku", tampaknya karena dia memiliki pengetahuan langsung dari diagnosisnya tentang Lilia-san, sepertinya Sieg-san tidak akan bangun untuk sementara waktu.

Jadi, Lilia-san bilang dia akan membiarkannya istirahat di penginapan, jadi kami berpisah disini.

Dr. Vier menawarkan untuk menggunakan Sihir Resusitasi padanya, tetapi Lilia-san menolak, mengatakan bahwa dia perlu waktu untuk menenangkan Sieg, yang mungkin akan terbangun dengan kebingungan, dan bahwa kami harus menyerahkannya kepada mereka, sahabat Sieg-san.

Sebagai kekasihnya, aku ingin menemani Sieg-san, tetapi aku menyerah ketika Luna-san mengatakan kepadaku bahwa Sieg-san tidak ingin terlihat dalam keadaan bingung, dan aku harus mengunjunginya setelah dia tenang.

Aku berpikir untuk membantu mereka membawa Sieg-san ke penginapan mereka, tapi memutuskan untuk tidak melakukannya ketika aku melihat Lilia-san dengan mudah membawa Sieg-san 170cm dengan satu tangan. Tidak peduli seberapa langsing Sieg-san, agar Lilia-san dengan mudah menggendongnya……

Bagaimanapun, Lilia-san juga membawa Naga Pelangi di tangannya yang lain. Dia tampak seperti akan menyeringai, tapi itu mungkin hanya kesalahan cahayanya atau semacamnya.

[Baiklah, serahkan saja Sieg-chan pada Lilia-chan dan Lu-chan. Mari kita lihat-lihat festival lagi.]

[……Kau benar.]

[Ya…… Vier, sesuatu baru saja terjadi padaku. Tidak biasanya kau tidak melakukan banyak kesalahan hari ini karena kecerobohanmu ya?]

Saat kami berbicara sambil bergerak, Neun-san berbicara, terlihat terkejut. Sekarang setelah dia menyebutkannya, memang…… Dr. Vier belum tersandung hari ini ya.

Setelah mendengar kata-kata itu, Dr. Vier menoleh kepada kami, masih berjalan ke depan, dan mengacungkan jempol……

[Fufufu, bahkan aku tumbuh dewasa setiap hari. Ya, ya, Vier yang ceroboh sudah tidak ada lagi……]

[Dr. Vier !? Di depanmu, ada papan nama!]

[Eh? ——— Migyaaahhh !?]

…… Wajahnya membentur papan nama sebuah warung makan, dia jatuh. Pemulihannya dari penampilan seperti itu cukup bagus.

[Oucchhhh……]

[Dr. Vier? Ka-Kau baik-baik saja?]

[U-Unn…… Bajuku menjadi sedikit kotor, tapi ini bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan.]

Aku bergegas menghampirinya, merasa khawatir, tetapi Dr. Vier tampaknya tidak terlalu terluka, bangun dengan senyum masam.

[Ahaha, aku jatuh lagi ya.]

[……  "Aku jatuh lagi" matamu. Apakah kau tidak mengerti bahwa jatuh karena kurangnya perhatianmu ke jalan di depan…… adalah pemandangan yang memalukan untuk dilihat?]

[! ? ]

Saat Dr. Vier bergumam dengan senyum masam… Aku mendengar suara yang tenang tapi sangat menakutkan yang membuat atmosfir bergetar.

Mendengar suara itu, senyuman di wajah Dr. Vier langsung menghilang, dan untuk beberapa alasan, Neun-san juga menjadi pucat, berkeringat deras di tempatnya berdiri.

Suara itu datang dari belakangku. Vier dan Neun-san, yang menghadapku, dapat melihat pemilik suara itu, tetapi aku tidak bisa.

Tepat sebelum aku hendak berbalik untuk memeriksa siapa itu…… Dr. Vier membalikkan tumitnya dan mulai melarikan diri dengan kecepatan yang sangat cepat…… itulah yang kupikirkan, tapi tiba-tiba aku melihatnya “duduk dalam seiza”. Selain itu, tanah di sekitar Dr. Vier tampaknya sedikit penyok, dan wajah Dr. Vier terlihat kesakitan.

Ini hanya tebakan tapi…… Mungkinkah Dr. Vier dijatuhkan oleh gravitasi yang sangat besar?

Perlahan berjalan ke Dr. Vier adalah seorang wanita yang belum pernah kulihat sebelumnya. Dia memiliki rambut bob pendek berwarna hijau tua yang dipotong sama rata. Mata merahnya tampak tajam. Mengenakan pakaian seperti setelan celana panjang, dipadukan dengan dasi yang tertata rapi, dia tampak seperti wanita karier yang cakap.

Tangannya ditutupi sarung tangan putih, membuatnya terlihat seperti wanita yang bercosplay sebagai kepala pelayan.

Kupikir dia tingginya sekitar 160cm? Suasana di sekelilingnya........ Seolah-olah dia setajam pedang yang dipoles.

Saat wanita itu berjalan ke arah Dr. Vier, suaranya bergema pelan.

[…… Menurutmu kemana kau akan pergi, Vier?]

[S- S- S- S- “Saudari Zwei”…… M-M-M-M-Mengapa K-Kau…… Ba-Bagaimana dengan pekerjaanmu……]

[Akulah yang mengajukan pertanyaan di sini…… Baiklah, baiklah. Aku punya waktu luang, jadi kupikir aku akan mengunjungi Kuromu-sama dan mengucapkan salam.]

[Be-Be-Be-Begitukah……]

[…… Aku sedih.]

[Hyiiihhh !?]

[Seorang anggota keluarga yang sudah lama tidak kulihat berperilaku tidak pantas sebagai anggota keluarga Kuromu-sama…… Hei, Vier? Aku sudah memperingatkanmu berkali-kali sebelumnya, bukan? Bahwa kau harus melihat ke depan saat kau berjalan……]

[A- Awawawawa, i-i-ii-i-tu……]

O-Orang ini adalah…… Zwei-san? Be-Begitu, jadi itu sebabnya Dr. Vier dan Neun-san begitu takut ya. Bukan aku yang membuatnya marah, tapi aku sendiri mau tak mau menegakkan diri setelah mendengar kata-katanya.

Secara khusus…… Dia sangat menakutkan.

[Sepertinya aku perlu mengajarimu sekali lagi apa artinya menjadi bagian dari keluarga Kuromu-sama, bukan begitu?]

[Hyyiiiiiihhhh ……]


Mendengar kata-kata Zwei-san yang sangat menakutkan, Dr. Vier terlihat seperti akan menangis.

[Dengarkan di sini, oke? Pertama-tama, kita bawahan Enam Raja perlu tahu ——- Oya?]

[…… Ehh?]

Di tengah apa yang tampaknya menjadi awal dari ceramah panjang yang kudengar dari Dr. Vier dan Neun-san, Zwei-san berhenti dalam pidatonya di tengah-tengah…… dan tatapannya tertuju padaku.

D-Dia agak memelototiku sekarang, tahu!? Eh? K-Kenapa !? Apakah aku melakukan sesuatu yang salah?

[…… Jika aku tidak salah…… Kau adalah Miyama Kaito-san, kan?]

[Eh, ah, ya! Senang bertemu denganmu, aku Miyama Kaito!]

Saat matanya yang tajam menatapku, aku menyebut namaku dengan postur yang ternyata sangat indah bahkan untukku. Setelah itu, dengan mata tajamnya terus terfokus padaku, Zwei-san meninggalkan sisi Dr. Vier dan berjalan di depanku.

Kemudian, dia melepas sarung tangan di tangan kanannya dan mengulurkannya padaku, seolah-olah meminta jabat tangan.

[Namaku Zwei. Senang berkenalan denganmu……]

[Y- Ya …… Se-Senang bertemu denganmu.]


[Senang berkenalan denganmu juga.]

Apa yang sebenarnya terjadi……. Kami memperkenalkan diri dan berjabat tangan, yang seharusnya menjadi pemandangan yang damai. Namun...... Kenapa dia terus memelototiku dengan ekspresi tidak senang di wajahnya !? Berdiri di sini terasa sangat menakutkan, tahu !?

Ibu, Ayah ————– Tepat ketika aku berpikir kami akan melanjutkan tur di sekitar Festival Enam Raja…… Hal yang tidak terduga terjadi lagi. Aku mendengar tentang bagaimana jika kau berbicara tentang seseorang, orang itu akan muncul di hadapanmu. Zwei-san, orang yang aku dengar beberapa saat yang lalu, muncul. Dan Zwei-san ini seperti yang dikatakan Dr. Vier dan Neun-san ————— Dia cukup menakutkan.

















Zwei memelototi Kaito dengan tatapan yang sepertinya ingin melepaskan kepalanya. Namun, pikiran yang ada di dalam benaknya benar-benar berbeda dari ekspresinya.

(D-Dia adalah orang…… yang telah menyelamatkan Kuromu-sama. O-Orang yang aku hormati…… Miyama Kaito-sama!? Bu- Bukankah dia berkali-kali lebih keren dari yang ada di potretnya !? A - A- A- Apa yang harus aku lakukan? Me-Meskipun aku belum berencana untuk bertemu dengannya ......)

Di balik ekspresi dingin dan tidak senang di wajahnya, Zwei berada dalam kekacauan. Dia datang ke Festival Enam Raja untuk mengungkapkan salamnya kepada Kuromueina. Melihat keluarganya di jalan, dia mendekat, hanya memikirkan untuk memperingatkan mereka…… tapi dia sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan Kaito di sini.

(Aku seharusnya menemuinya dengan satu atau dua suvenir, mengenakan pakaian baru…… Be-Benar-benar kesalahan. Karena pekerjaanku mengharuskanku untuk bertemu banyak orang, aku yakin aku berpakaian cukup bagus untuk tidak kasar, tapi bukankah pakaian ini terlalu tidak cocok untuk berdiri di hadapan Kaito-sama !? Ahh, jika aku tahu aku akan bertemu dengannya hari ini, aku seharusnya memakai "parfum baru" ku.)

Saat pikirannya dipenuhi dengan pikiran yang berlawanan dengan ekspresinya, Zwei dengan tegas berjabat tangan dengan Kaito. “Dia bahkan melepas sarung tangan putihnya, yang jarang dia lepas”……

(Aku menyentuh Kaito-sama! Meskipun aku merasa seolah hari ini adalah hari keberuntungank ...... I-Ini tidak boleh. "Aku terlalu gugup untuk berbicara dengan benar"!)

Tatapan tajam Zwei, ekspresinya yang dingin dan tidak senang, dan nadanya yang acuh tak acuh……

…… Tapi faktanya adalah…… berdiri di depan Kaito, orang yang dia kagumi, dia hanya merasa gugup.





























<Kata Penutup>





Zwei adalah tipe orang yang tidak menunjukkannya di wajahnya bahkan ketika pikirannya sedang kacau.

Serius-senpai ZERO: […… Kupikir dia adalah karakter yang serius! Tampak serius, tetapi pikiranmu sama rusaknya dengan yang lain! Aku tidak menginginkannya…… ​​Juga, bukankah pikirannya sepertinya dilengkapi dengan semacam filter maiden-in-love !?]