Isekai wa Heiwa deshita Chapter 437

Sesuatu yang baik secara tidak sengaja terjadi pada Isis-san, dan melihat ekspresi bahagia di wajahnya membuatku merasa bahagia juga.

Yah, aku merasa sedikit sedih karena rumor tentangku...... tapi ada beberapa rumor yang tidak bisa aku sangkal sepenuhnya, jadi aku memutuskan untuk mengabaikannya.

Aku mulai berjalan dengan Isis-san lagi, dan saat aku berpikir kalau sudah waktunya untuk memeriksa beberapa kios, tiba-tiba aku melihat sesuatu yang menarik perhatianku.

Terlihat selembut dan sehalus awan, menggerakkan tongkat seolah-olah mereka menggambar lingkaran besar di dalam alat sihir besar, dan bentuk yang sedang dibuat benar-benar artistik.

…… Singkatnya, aku melihat permen kapas. Y-Yah, meskipun ini sebagian besar adalah pasar loak, kurasa tidak aneh jika ada penjual makanan.

Dan permen kapas adalah standar di festival…… Ini agak kekanak-kanakan, tapi stabil dan enak.

Meskipun aku mengatakan itu, sebagai orang dewasa, sepertinya terlalu kekanak-kanakan bagiku. Yah, sederhananya…… ​​“Aku hanya ingin makan sedikit” !!!

Y-Ya, maksudku, ketika kau memikirkan festival, kau memikirkan permen kapas, dan ketika kau memikirkan permen kapas, kau memikirkan festival. Di satu sisi, kurasa bahkan bisa dikatakan tidak menghormati festival untuk tidak makan permen kapas di sini. Bukan, bukannya aku kekanak-kanakan atau semacamnya…… ​​Hanya saja permen kapas itu sangat enak, jadi mau bagaimana lagi jika aku merasa seperti ini.

Jika aku adalah satu-satunya di sini…… Aku akan membeli permen kapas tanpa ragu-ragu. Namun, kekasihku, Isis-san, saat ini ada di sampingku.

Dalam situasi ini, mengatakan bahwa aku ingin makan permen kapas...... entah kenapa terasa memalukan. Na-Namun, aku benar-benar ingin makan sekarang. Jika aku melewatkan kesempatan ini, aku tidak tahu kapan aku akan bisa makan permen kapas lagi……

Ba-Baiklah, ayo buat saran jalan memutar di sini ……

[I-Isis-san. Se-Sepertinya ada kios permen kapas di sana. A-Ada makanan seperti itu di duniaku juga……Ba-Bagaimanapun juga ini adalah festival, jadi bagaimana kalau kita memakannya?]

[…… Unnn? …… Jika Kaito ingin makan sedikit …… Aku baik-baik saja …… Makan bersama dengan Kaito …… adalah kebahagiaanku.]

[Guhh……]

[…… Kaito?]

Senyuman malaikatnya menyebabkan kerusakan yang luar biasa pada hati nuraniku.

Maafkan aku, Isis-san… Aku hanyalah manusia yang tidak sedap dipandang. Aku menyembunyikan hasratku untuk memakannya seolah-olah aku ingin memperkenalkan makanan duniaku pada Isis-san.

[…… Lu-Lupakan …… A-Aku akan mentraktirmu!]

[…… Eh? …… Apa tidak apa-apa?]

[Ya! Tolong biarkan aku bertingkah keren setidaknya dalam situasi seperti ini.]

[…… Kaito …… selalu …… keren kok?] 


[Gahaa !?]

Isis-san adalah malaikat bagiku yang sangat melukai hingga menyakitkan…. Aku merasa seolah hatiku yang tidak sedap dipandang sedang dibakar menjadi abu.

Merasa bersalah karena mencoba menggunakan Isis-san sebagai alasan, aku pindah ke toko bersamanya. Itu adalah tindakan ceroboh yang segera aku sesali.

[Maaf m ——– [Hyiiihhh !? A- a- a ……] ——– Eh?]

[…… Ahh …… A-Aku sangat……]

Itu benar-benar ceroboh bagiku. Biarpun efek sihir kematian Isis-san telah berkurang, itu hanya jika mereka berada agak jauh darinya.

Sejauh yang aku tahu, batasnya adalah tiga meter...... Jika seseorang mendekat, kekuatan sihir kematian Isis-san akan melepaskan tirani sebenarnya.

Lebih buruk lagi, kios itu tidak disiapkan oleh bawahan dari Enam Raja mana pun, tetapi oleh peserta umum.

Isis-san dengan cepat mencoba mengambil jarak, tapi penjaga toko lari dari kiosnya lebih cepat dari yang dia bisa. Membuang segalanya, termasuk peralatan untuk bisnisnya, dia lari secepat yang dia bisa……

[…………………..]

Melihat ini, ekspresi Isis-san berubah menjadi sedih. Meskipun aku seharusnya tahu ini akan terjadi… kekuatan sihir kematiannya belum sepenuhnya menghilang. Hanya karena aku mulai melihat sedikit peningkatan...... Aku seharusnya lebih berhati-hati.

[…… Kaito…… Maaf……]

[Isis-san?]

[…… Aku tahu itu…… Bersama denganku adalah—— Hnnn !?]

Itu mungkin merupakan gerakan yang kuat. Tapi aku tidak ingin membuatnya mengatakan lebih dari itu, jadi aku dengan paksa menutup mulutnya ketika dia akan mengatakan sesuatu.

Setelah merasakan bibirnya yang lembab dan agak dingin, aku menarik diri. Setelah itu, Isis-san tampak terkejut saat matanya terbuka lebar.

[…… Kaito?]

[Maafkan aku! Aku ceroboh…… Lain kali, ayo pergi ke toko milik salah satu bawahan Enam Raja!]

[…… Eh?…… Ta-Tapi……]

[Ini bukan salahmu, Isis-san. Ini adalah……]

[Tidak ~~ Ini sebenarnya adalah kesalahan “Paman”.]

[…… Eh?]

Aku baru saja akan memberitahu Isis-san bahwa aku salah, ketika aku mendengar suara yang familiar menginterupsiku.

[…… Ozma?]

[Ozma-san?]

[Astaga, maafkan aku tentang itu, Isis-sama. Aku sebenarnya bertanggung jawab atas toko ini, tetapi aku baru saja ingin menghirup asap, jadi aku meminta temanku untuk menjaga toko itu untukku. Aku minta maaf karena membuatmu merasa tidak senang, dan sebagai permintaan maaf, aku ingin menawarkan masing-masing satu permen kapas, jadi maafkan kami.]

Ozma-san, yang baru saja muncul, tersenyum kecut sambil menyisir rambutnya yang acak-acakan dan memberitahu kami.

Dia kemudian mulai membuat dua permen kapas, terlihat cukup familiar dengan pembuatannya, dan menyerahkan satu pada Isis-san terlebih dahulu dan kemudian padaku….. sebelum dia bergumam dengan suara pelan yang hanya bisa kudengar.

[...... Maaf aku datang terlambat. Aku akan memberi follow-up untukkmu sampai batas tertentu, jadi jangan khawatir tentang itu dan bersenang-senanglah.]

[...... Terima kasih.]

Sepertinya Ozma-san keluar untuk membuat 
follow-up sehingga kami tidak akan melanjutkan kencan dengan suasana yang ribet setelah pemilik toko kabur.

Setelah mengungkapkan rasa terima kasihku atas perhatiannya yang sangat dihargai, aku menggenggam tangan Isis-san dengan erat.

[Ayo, Isis-san! Ayo lanjutkan kencan kita!]

[…… Eh? …… U….. Unnn.]

[Juga, kau tidak diizinkan untuk mengatakan apa pun tentang menggangguku, oke? Kalau kau mengatakan hal seperti itu lagi, aku akan menutup mulutmu lagi, tahu?]

[...... Kaito.]

Bercanda mengatakan ini padanya, aku menarik tangan Isis-san dan mulai berjalan. Memegang kemauan yang kuat untuk tidak pernah melepaskan tangan ini......

Sepertinya perasaanku tersampaikan, saat Isis-san tersenyum, pipinya sedikit memerah.

[…… Unnn …… Aku akan menyukainya …… ​​jika kau menutup mulutku lagi.]

[Jangan hanya mengatakan hal seperti itu dengan sengaja?]

[…… Fufu …… Unnn …… Baiklah …… Tapi nanti …… sekali lagi …… oke?]

[…… A-Aku akan melakukan yang terbaik saat itu.]

[…… Aku sangat menantikannya.]

Rupanya, dia telah pulih dari perasaannya yang sedikit tertekan, dan Isis-san meremas tanganku kembali dengan senyuman lebar di wajahnya.

Ibu, Ayah ————- Tidak semuanya berjalan dengan baik dalam hidup, dan aku masih melakukan beberapa kesalahan. Namun, kejadian ini menjadi pelajaran yang baik bagiku. Sekali lagi, agar Isis-san tidak perlu merasakan emosi yang tidak menyenangkan, sebagai kekasihnya ————– Mari kita dengan tegas memimpin kencan kita.


<Kata Penutup>

Kaito adalah tipe orang yang makan permen kapas terlebih dahulu sebelum menuju yakisoba dan takoyaki di festival.

Serius-senpai: [I-Ini tidak mungkin…… 1000 “Kekuatan manis”…… 2000…… Ini masih naik !? Da-Dasar monster ……]