Isekai wa Heiwa deshita Chapter 421
Pesta yang dipandu oleh Megiddo-san berlanjut dengan hidup.
Hanya orang yang mengumpulkan stempel paling banyak di hari pertama dan bawahan Megiddo-san yang berpartisipasi dalam pesta ini, jadi Kuro dan Alice tidak ada di sini. Yah, kurasa mereka bisa dengan mudah bergabung jika mereka mau, tapi sepertinya mereka membaca suasana di sekitar sini dan mungkin tidak mau menerobos masuk.
Saat aku memikirkan hal ini, Megiddo-san dengan keras meletakkan cangkirnya dan berteriak.
[...... Ngomong-ngomong, oi, kau bgsd! Ozma!!! Hanya tempatmu yang memiliki tingkat kelulusan 80%, apa artinya ini !? Lihatlah tempat Agni, dia tidak membiarkan siapa pun kecuali Kaito lewat!!!]
[Ah ~~ Soalnya, semua orang bekerja sangat keras untuk menang melawanku. “Aku” tidak bisa begitu saja mengabaikan kerja keras mereka ~~]
Menanggapi dengan kata-kata itu, Ozma-san, memegang cangkir kecil di satu tangan, terlihat lesu seperti biasa saat dia mendekati kami.
Meski begitu, sepertinya dia masih akan menggunakan sebutan kehormatan saat berbicara dengan Megiddo-san, dan nadanya telah berubah tapi……
[Hahh…… Kau tidak pernah berubah…… Kau masih selalu minum alkohol murah……]
[Yah ~~ Aku tidak terlalu suka rasa alkohol mahal…… Hei, Miyama-kun. Kerja bagus untuk yg sebelumnya.]
[Ah, ya. Terima kasih banyak!]
Dengan tenang memanggilku, Ozma-san lalu duduk di seberang Megiddo-san.
[Sepertinya Tuan sedang bersenang-senang. Bukankah kecepatan minummu lebih cepat dari biasanya?]
[Ya, pertandingan hari ini menyenangkan. Alkohol sesudahnya juga enak!]
[Yah, enak sekali……]
Tampak seolah-olah kebahagiaan Megiddo-san adalah miliknya sendiri, Ozma-san menjentikkan jarinya dan memunculkan sebotol besar alkohol.
Kemudian, dengan santai memegangnya di satu tangan, dia menuangkan alkohol ke dalam cangkir Megiddo-san, dimana Megiddo-san meminumnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Dipenuhi dengan suasana hati yang agak bersahabat, atau mungkin, suasana yang lembut, aku tiba-tiba bertanya-tanya tentang sesuatu dan menyuarakan pertanyaanku.
[Ummm, Ozma-san?]
[Unnn? Ada apa?]
[Hanya Ozma-san yang memanggil Megiddo-san "Tuan" alih-alih menambahkan "-sama" di namanya, apakah ada alasan untuk itu?]
[Hmm~~ Yah, itu hanya kebiasaan lama. Tidak ada alasan yang lebih dalam untuk itu.]
[Ozma telah menjadi bawahanku yg paling lama. Dia menjadi bawahanku sebelum aku dipanggil Raja Perang, jadi kurasa karena itulah dia memanggilku begitu.]
Sepertinya Ozma-san adalah bawahan pertama Megiddo-san.
[Hehh…… Ngomong-ngomong, aku minta maaf jika ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak aku tanyakan. Kenapa kau menjadi bawahan Megiddo-san, Ozma-san?]
[Oi, oi, Miyama-kun. Tidak ada yang bisa didapat dari mengetahui tentang masa lalu Paman, tahu?]
[Maaf. Hanya saja kupikir atmosfir di sekitar Ozma-san berbeda dari Lima Jenderal lainnya……]
[Hahaha, kau sedang diremehkan, Ozma. Kau harus punya sedikit ambisi lagi.]
[Ti-Tidak, aku tidak mengatakan sampai sebegitunya!?]
Memang seperti yang dikatakan Megiddo-san, Ozma-san sepertinya tidak memiliki ambisi apa pun…… Atau lebih tepatnya, kurasa aku tidak merasa pemikiran "bertarung adalah yang terbaik" yang dimiliki para Jenderal lainnya.
Ini adalah alasan yang sama mengapa terasa mudah bagiku untuk berbicara dengannya…
[Ahaha, tidak, yah, Paman juga cukup nakal saat itu. Itu juga alasan kenapa aku akhirnya meninju Tuan Megiddo saat pertama kali aku bertemu dengannya.]
[Eeehhh !?]
[Yah, aku benar-benar dipukuli setelah itu...... aku benar-benar kalah.]
[Bagaimana bisa kau bisa mengatakan itu setelah “kita bertarung selama tujuh hari dan tujuh malam”……? Menurutku "kita seimbang", kau tahu?]
[Yah, aku masih kalah pada akhirnya. Tuan kuat, dan aku lemah.]
Eh? Dia melawan Megiddo-san secara merata selama tujuh hari tujuh malam? Ozma-san sekuat itu!? Eh? Kemana perginya menjadi yang terlemah dari Lima Jenderal? Ti-Tidak, yah, aku juga tidak pernah berpikir Ozma-san lebih lemah dari Kong-san…… Mungkinkah yang terkuat dari Lima Jenderal adalah Ozma-san……
[Pada hari-hari itu, Alam Iblis jauh lebih suram daripada sekarang. Era di mana kehilangan berarti kematian. Namun, Tuan Megiddo tidak mengambil nyawa Paman yang kalah ini, tapi memintaku untuk menjadi bawahannya.]
[Ahh ~~ Itu membawa kembali kenangan.]
[Tapi saat itu, kukira kau bisa mengatakan bahwa Paman mengalami kebodohan masa mudanya, tapi bagaimanapun, aku memiliki temperamen yang buruk saat itu. Bahkan ketika Tuan memintaku untuk menjadi bawahannya…… aku menggeram padanya, berkata “Jangan berani-berani menghinaku! Jika kau menerimaku sebagai bawahanmu, aku akan memastikan untuk memenggal kepalamu saat kau memunggungiku! " atau sesuatu seperti itu.]
[O-Ohhh……]
Ozma-san menggaruk pipinya, terlihat agak malu, dan berbicara tentang apa yang dia katakan pada Megiddo-san beberapa waktu yang lalu.
[Menurutmu apa yang Tuan katakan sebagai tanggapan? Tampak seperti dia benar-benar bersenang-senang, dia mengatakan kepadaku, “Ohh, itu membuatnya menyenangkan! Kalau begitu, aku akan menyerahkan punggungku padamu! ”.]
[Ba-Bagaimana aku harus mengatakan ini...... Itu seperti Megiddo-san.]
[...... Aku merasa seolah sedang diingatkan betapa besarnya hatiku.]
Mengatakan itu dengan senang hati, Ozma-san mengeluarkan sebatang rokok dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Dengan tenang menyalakannya, dia memandang Megiddo-san dengan tatapan hormat, seolah dia sedang merasa agak nostalgia.
Dia benci melakukan serangan mendadak pada orang lain, tapi dia suka saat dia diserang secara tiba-tiba…… Itu memang seperti Megiddo-san.
[Ohh, ngomong-ngomong, kau masih belum menusukku dari belakang, kan? Kapan kau akan melakukannya?]
[Ahaha, aku tidak ingin melakukannya lagi. Aku terpesona oleh cara hidup Tuan Megido. Aku hanya ingin melihat sosokmu dari belakang…… Bagiku, satu-satunya raja adalah Tuan…… Saat aku mati, “itu akan sekaligus melindungi punggung Tuan”. Itulah yang kuputuskan bahkan sebelum Tuan menjadi Raja Perang.]
[...... Begitu.]
Hanya orang yang mengumpulkan stempel paling banyak di hari pertama dan bawahan Megiddo-san yang berpartisipasi dalam pesta ini, jadi Kuro dan Alice tidak ada di sini. Yah, kurasa mereka bisa dengan mudah bergabung jika mereka mau, tapi sepertinya mereka membaca suasana di sekitar sini dan mungkin tidak mau menerobos masuk.
Saat aku memikirkan hal ini, Megiddo-san dengan keras meletakkan cangkirnya dan berteriak.
[...... Ngomong-ngomong, oi, kau bgsd! Ozma!!! Hanya tempatmu yang memiliki tingkat kelulusan 80%, apa artinya ini !? Lihatlah tempat Agni, dia tidak membiarkan siapa pun kecuali Kaito lewat!!!]
[Ah ~~ Soalnya, semua orang bekerja sangat keras untuk menang melawanku. “Aku” tidak bisa begitu saja mengabaikan kerja keras mereka ~~]
Menanggapi dengan kata-kata itu, Ozma-san, memegang cangkir kecil di satu tangan, terlihat lesu seperti biasa saat dia mendekati kami.
Meski begitu, sepertinya dia masih akan menggunakan sebutan kehormatan saat berbicara dengan Megiddo-san, dan nadanya telah berubah tapi……
[Hahh…… Kau tidak pernah berubah…… Kau masih selalu minum alkohol murah……]
[Yah ~~ Aku tidak terlalu suka rasa alkohol mahal…… Hei, Miyama-kun. Kerja bagus untuk yg sebelumnya.]
[Ah, ya. Terima kasih banyak!]
Dengan tenang memanggilku, Ozma-san lalu duduk di seberang Megiddo-san.
[Sepertinya Tuan sedang bersenang-senang. Bukankah kecepatan minummu lebih cepat dari biasanya?]
[Ya, pertandingan hari ini menyenangkan. Alkohol sesudahnya juga enak!]
[Yah, enak sekali……]
Tampak seolah-olah kebahagiaan Megiddo-san adalah miliknya sendiri, Ozma-san menjentikkan jarinya dan memunculkan sebotol besar alkohol.
Kemudian, dengan santai memegangnya di satu tangan, dia menuangkan alkohol ke dalam cangkir Megiddo-san, dimana Megiddo-san meminumnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Dipenuhi dengan suasana hati yang agak bersahabat, atau mungkin, suasana yang lembut, aku tiba-tiba bertanya-tanya tentang sesuatu dan menyuarakan pertanyaanku.
[Ummm, Ozma-san?]
[Unnn? Ada apa?]
[Hanya Ozma-san yang memanggil Megiddo-san "Tuan" alih-alih menambahkan "-sama" di namanya, apakah ada alasan untuk itu?]
[Hmm~~ Yah, itu hanya kebiasaan lama. Tidak ada alasan yang lebih dalam untuk itu.]
[Ozma telah menjadi bawahanku yg paling lama. Dia menjadi bawahanku sebelum aku dipanggil Raja Perang, jadi kurasa karena itulah dia memanggilku begitu.]
Sepertinya Ozma-san adalah bawahan pertama Megiddo-san.
[Hehh…… Ngomong-ngomong, aku minta maaf jika ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak aku tanyakan. Kenapa kau menjadi bawahan Megiddo-san, Ozma-san?]
[Oi, oi, Miyama-kun. Tidak ada yang bisa didapat dari mengetahui tentang masa lalu Paman, tahu?]
[Maaf. Hanya saja kupikir atmosfir di sekitar Ozma-san berbeda dari Lima Jenderal lainnya……]
[Hahaha, kau sedang diremehkan, Ozma. Kau harus punya sedikit ambisi lagi.]
[Ti-Tidak, aku tidak mengatakan sampai sebegitunya!?]
Memang seperti yang dikatakan Megiddo-san, Ozma-san sepertinya tidak memiliki ambisi apa pun…… Atau lebih tepatnya, kurasa aku tidak merasa pemikiran "bertarung adalah yang terbaik" yang dimiliki para Jenderal lainnya.
Ini adalah alasan yang sama mengapa terasa mudah bagiku untuk berbicara dengannya…
[Ahaha, tidak, yah, Paman juga cukup nakal saat itu. Itu juga alasan kenapa aku akhirnya meninju Tuan Megiddo saat pertama kali aku bertemu dengannya.]
[Eeehhh !?]
[Yah, aku benar-benar dipukuli setelah itu...... aku benar-benar kalah.]
[Bagaimana bisa kau bisa mengatakan itu setelah “kita bertarung selama tujuh hari dan tujuh malam”……? Menurutku "kita seimbang", kau tahu?]
[Yah, aku masih kalah pada akhirnya. Tuan kuat, dan aku lemah.]
Eh? Dia melawan Megiddo-san secara merata selama tujuh hari tujuh malam? Ozma-san sekuat itu!? Eh? Kemana perginya menjadi yang terlemah dari Lima Jenderal? Ti-Tidak, yah, aku juga tidak pernah berpikir Ozma-san lebih lemah dari Kong-san…… Mungkinkah yang terkuat dari Lima Jenderal adalah Ozma-san……
[Pada hari-hari itu, Alam Iblis jauh lebih suram daripada sekarang. Era di mana kehilangan berarti kematian. Namun, Tuan Megiddo tidak mengambil nyawa Paman yang kalah ini, tapi memintaku untuk menjadi bawahannya.]
[Ahh ~~ Itu membawa kembali kenangan.]
[Tapi saat itu, kukira kau bisa mengatakan bahwa Paman mengalami kebodohan masa mudanya, tapi bagaimanapun, aku memiliki temperamen yang buruk saat itu. Bahkan ketika Tuan memintaku untuk menjadi bawahannya…… aku menggeram padanya, berkata “Jangan berani-berani menghinaku! Jika kau menerimaku sebagai bawahanmu, aku akan memastikan untuk memenggal kepalamu saat kau memunggungiku! " atau sesuatu seperti itu.]
[O-Ohhh……]
Ozma-san menggaruk pipinya, terlihat agak malu, dan berbicara tentang apa yang dia katakan pada Megiddo-san beberapa waktu yang lalu.
[Menurutmu apa yang Tuan katakan sebagai tanggapan? Tampak seperti dia benar-benar bersenang-senang, dia mengatakan kepadaku, “Ohh, itu membuatnya menyenangkan! Kalau begitu, aku akan menyerahkan punggungku padamu! ”.]
[Ba-Bagaimana aku harus mengatakan ini...... Itu seperti Megiddo-san.]
[...... Aku merasa seolah sedang diingatkan betapa besarnya hatiku.]
Mengatakan itu dengan senang hati, Ozma-san mengeluarkan sebatang rokok dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Dengan tenang menyalakannya, dia memandang Megiddo-san dengan tatapan hormat, seolah dia sedang merasa agak nostalgia.
Dia benci melakukan serangan mendadak pada orang lain, tapi dia suka saat dia diserang secara tiba-tiba…… Itu memang seperti Megiddo-san.
[Ohh, ngomong-ngomong, kau masih belum menusukku dari belakang, kan? Kapan kau akan melakukannya?]
[Ahaha, aku tidak ingin melakukannya lagi. Aku terpesona oleh cara hidup Tuan Megido. Aku hanya ingin melihat sosokmu dari belakang…… Bagiku, satu-satunya raja adalah Tuan…… Saat aku mati, “itu akan sekaligus melindungi punggung Tuan”. Itulah yang kuputuskan bahkan sebelum Tuan menjadi Raja Perang.]
[...... Begitu.]
[Yah, banyak hal menjadi begitu damai akhir-akhir ini sehingga nampaknya sulit untuk mati. Yah, itulah mengapa aku akan dengan santai melayani Tuan dalam jumlah sedang sampai akhir hidupku……]
[Astaga, bagian terakhir itu tidak perlu…… Kau masih bajingan pemalas yang sama.]
[Ahaha.]
Apakah itu Megiddo-san yang mengatakan itu dengan cara yang takjub, atau Ozma, yang tertawa sambil menggaruk rambutnya yang acak-acakan…… Keduanya terlihat agak bahagia, dan aku tahu bahwa mereka memiliki kepercayaan yang kuat satu sama lain.
Ibu, Ayah ———— Aku bisa belajar sedikit tentang masa lalu Ozma-san, meskipun dia telah meninggalkan banyak detail tentang itu. Saat dia mengatakan bahwa Megiddo-san adalah satu-satunya raja baginya, ekspresi Ozma-san tampak berseri-seri, sementara Megiddo-san tampak senang mendengar apa yang dia katakan…… Entah bagaimana, dari semua hubungan tuan dan pelayan yang pernah kulihat—— —– Itu adalah pemandangan paling mempesona yang pernah kulihat.
[Astaga, bagian terakhir itu tidak perlu…… Kau masih bajingan pemalas yang sama.]
[Ahaha.]
Apakah itu Megiddo-san yang mengatakan itu dengan cara yang takjub, atau Ozma, yang tertawa sambil menggaruk rambutnya yang acak-acakan…… Keduanya terlihat agak bahagia, dan aku tahu bahwa mereka memiliki kepercayaan yang kuat satu sama lain.
Ibu, Ayah ———— Aku bisa belajar sedikit tentang masa lalu Ozma-san, meskipun dia telah meninggalkan banyak detail tentang itu. Saat dia mengatakan bahwa Megiddo-san adalah satu-satunya raja baginya, ekspresi Ozma-san tampak berseri-seri, sementara Megiddo-san tampak senang mendengar apa yang dia katakan…… Entah bagaimana, dari semua hubungan tuan dan pelayan yang pernah kulihat—— —– Itu adalah pemandangan paling mempesona yang pernah kulihat.
Next Post
« Prev Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »
Next Post »
Comments
Post a Comment