Isekai wa Heiwa deshita Chapter 364
Saat Kaito dan Neun menikmati masakan Alice, orang-orang yang berkumpul di depan gereja di Kerajaan Symphonia mulai bubar.
Ketika klon Alice memberi tahu mereka bahwa situasi Vier telah diselesaikan, orang-orang yang hadir tampak lega.
[Umu, dia telah berhasil menyelesaikannya ya…… Hmmm, pria itu…… Aku sangat menyukainya. Hei, Lilia muda…… Bisakah aku membawanya kembali ke Kerajaan Hydra?]
[Kau tidak bisa.]
[Ba-Balasan langsung ya…… Hmmm, sayang sekali. Baiklah. Ini bukan urusanku untuk memaksa orang...... Ngomong-ngomong, Lilia muda? Sepertinya kau sudah menjadi lebih kuat dari sebelumnya ya?]
[Begitukah? Jika Yang Mulia Laguna yang memberitahuku, itu membuatku merasa memang begitu.]
[…… Haruskah kita pulang juga?]
[Ya…… Namun, errr, Nyonya? Apa sebenarnya pertengkaran itu? Aku paham kalau Dr. Vier terlibat dalam masalah ini tapi…… Aku tidak begitu tahu detailnya.]
[Aku sebenarnya juga tidak tahu detailnya…… Baiklah, mari kita tanyakan saja pada Kaito-san saat dia kembali.]
[Unnn, aku heran kenapa. Situasi ini, barisan ini, orang-orang yang berkumpul disini…… dan keterlibatan Kaito-san dalam masalah ini…… Mungkinkah ini situasi lain yang akan membuat Lili pingsan?]
[…… Tolong jangan mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan, Sieg. Yah, seharusnya baik-baik saja. Aku sudah bertemu Enam Raja dan Dewa Tertinggi. Aku juga sempat menyapa Dewa Bencana secara singkat kali ini, dan sepertinya Kaito-san berkenalan dengan Yang Mulia Laguna melalui masalah ini…… Tidak ada orang keterlaluan lainnya yang akan ditemui Kaito-san lagi.]
Saat Sieglinde menyebutkan kekhawatirannya, dengan senyuman yang dipaksakan di bibirnya, Lilia mengatakan ini seolah-olah dia mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri.
[...... Kaito-san terlibat dalam masalah ini, jadi ada kemungkinan bahwa Raja Iblis benar-benar selamat dari perang dan saat ini menargetkan Dr. Vier, tahu?]
[Fufufu, jika Raja Iblis benar-benar selamat dari perang, itu akan mengubah ini menjadi masalah yang sangat penting…… Tapi kemudian, tidak akan ada alasan bagi Sechs-sama dan yang lainnya untuk terlibat, jadi mungkin, ini mungkin ada hubungannya dengan Raja Dunia Bawah-sama?]
[Ahh ~ ~ Itu sepertinya skenario yang paling mungkin.]
Lilia menertawakan komentar Lunamaria, yang sebenarnya paling mendekati situasi sebenarnya. Memanggil ke Anima dan yang lainnya, mereka kembali ke mansion.
Apa yang tidak dia sadari, adalah bahwa firasat buruk Sieglinde nantinya akan menjadi kenyataan……
Setelah Lilia, kelompoknya dan para Iblis lainnya pergi, Sechs dan Shea, yang tetap tinggal sampai akhir, bertukar beberapa kata.
[…… Meski begitu, Miyama-dono benar-benar luar biasa. Dimulai denganmu, memiliki banyak sekutu……]
[Bukannya aku adalah sekutunya. Maksudku, aku "membenci" dia.]
[Oya? Apakah begitu? Kau nampaknya sangat antusias dalam membantunya.]
[....... Itu konyol. Aku hanya membantu manusia itu karena dia menundukkan kepalanya dan memohon bantuanku.]
[Bukankah itu berarti kau menyukai Miyama-dono?]
Shea mengaku membenci Kaito, tapi Sechs bertanya apakah itu karena dia menyukainya. dia meminjamkan tangannya.
Setelah itu, Shea mendesah keras. Memalingkan punggungnya dari Sechs, dia berbicara dengannya sambil berjalan pergi.
[…… Great Sage of the Death. Izinkan aku memberi tahumu satu hal.]
[Apa itu?]
[Emosi bukan hanya sesuatu yang positif atau negatif tahu? Kebalikan dari suka bukanlah kebencian…… Di dunia ini, ada perasaan rumit “menyukai seseorang, tapi membenci mereka, dan membenci seseorang, bahkan seperti kau menyukainya”.]
[…… Fumu…… Kalau begitu, apa yang kau pikirkan tentang Miyama-dono?]
Menanggapi pertanyaan Sechs, Shea berhenti melangkah…… Dan tanpa melihat ke belakang, senyum tipis terbentuk di bibirnya saat dia bergumam.
[...... Yah, bisa dibilang dia hampir tidak lulus. Jika hal seperti ini terjadi lagi…… Aku mungkin akan membantunya lagi.]
[Hohh…… Ya ampun, yaampun…… Singkatnya, kau mengatakan segala macam hal, tapi kau menyukainya ya?]
[…… Bagaimana bisa kau mendapatkan pemikiran itu dari apa yang barusan kukatakan?]
[Tidak, hanya saja bagaimanapun aku mendengarnya, sepertinya kau sedang mengevaluasi Miyama-dono…… Ahh, begitu!]
[…… Unnn?]
Nada suara Shea jelas terdengar kesal, tapi bertepuk tangan seolah-olah dia tiba-tiba memikirkan sesuatu, Sechs berbicara dengan acuh tak acuh.
[…… Itu hal itu, bukan? Ini adalah "tsundere" yang dirumorkan, kan?]
[...... Hah? Kau salah. Apa sih yang kau bicarakan......]
[Kiasan yang begituan...... Dimana kau mengatakan kau membenci orang itu, tetapi kau sebenarnya......]
[Tidak mungkin begitu! Aku membencinya......]
[Tapi kau juga menyukainya, kan?]
[Ap !?]
Ketika klon Alice memberi tahu mereka bahwa situasi Vier telah diselesaikan, orang-orang yang hadir tampak lega.
[Umu, dia telah berhasil menyelesaikannya ya…… Hmmm, pria itu…… Aku sangat menyukainya. Hei, Lilia muda…… Bisakah aku membawanya kembali ke Kerajaan Hydra?]
[Kau tidak bisa.]
[Ba-Balasan langsung ya…… Hmmm, sayang sekali. Baiklah. Ini bukan urusanku untuk memaksa orang...... Ngomong-ngomong, Lilia muda? Sepertinya kau sudah menjadi lebih kuat dari sebelumnya ya?]
[Begitukah? Jika Yang Mulia Laguna yang memberitahuku, itu membuatku merasa memang begitu.]
Begitu situasi diselesaikan, Laguna berbicara dengan Lilia, seseorang yang dia kenal, dan Lilia membalasnya dengan senyum masam.
Kedua wanita itu pernah bersilangan pedang di masa lalu, dan karena kehadiran Laguna, yang bahkan lebih kuat darinya, si jenius Lilia melanjutkan latihannya tanpa menjadi berpuas diri sama sekali.
[Kau tidak perlu menjadi rendah hati. Ya ampun, anak muda tumbuh begitu cepat…… Dengan kecepatan kemajuan Lilia muda, sepertinya kau akan segera mengambil gelar Yang Terkuat di Alam Manusia.]
[Yang Mulia Laguna malah yang seharusnya tidak begitu merendah...... aku yang sekarang masih tidak menandingimu. Jika keberuntungan ada di pihakku, aku akan sangat senang mendapatkan hasil imbang.]
[Hohoho...... Kalau begitu, maukah kau berterung denganku sekarang?]
[Aku tidak terlalu keberatan tapi...... Apa kau tidak punya pekerjaan yang perlu kau lakukan, Yang Mulia Laguna?]
[Ughh...... I-Itu......]
Melihat seberapa banyak Lilia telah berkembang sejak terakhir kali mereka bertarung, Darah Laguna sebagai seorang prajurit naik dan dia mengajak untuk bergelud, tapi Lilia dengan tenang menanyakan hal seperti itu kembali.
[…… Apakah kau menyelinap keluar lagi? Bukankah bawahanmu sedang mencarimu dengan panik sekarang?]
Kedua wanita itu pernah bersilangan pedang di masa lalu, dan karena kehadiran Laguna, yang bahkan lebih kuat darinya, si jenius Lilia melanjutkan latihannya tanpa menjadi berpuas diri sama sekali.
[Kau tidak perlu menjadi rendah hati. Ya ampun, anak muda tumbuh begitu cepat…… Dengan kecepatan kemajuan Lilia muda, sepertinya kau akan segera mengambil gelar Yang Terkuat di Alam Manusia.]
[Yang Mulia Laguna malah yang seharusnya tidak begitu merendah...... aku yang sekarang masih tidak menandingimu. Jika keberuntungan ada di pihakku, aku akan sangat senang mendapatkan hasil imbang.]
[Hohoho...... Kalau begitu, maukah kau berterung denganku sekarang?]
[Aku tidak terlalu keberatan tapi...... Apa kau tidak punya pekerjaan yang perlu kau lakukan, Yang Mulia Laguna?]
[Ughh...... I-Itu......]
Melihat seberapa banyak Lilia telah berkembang sejak terakhir kali mereka bertarung, Darah Laguna sebagai seorang prajurit naik dan dia mengajak untuk bergelud, tapi Lilia dengan tenang menanyakan hal seperti itu kembali.
[…… Apakah kau menyelinap keluar lagi? Bukankah bawahanmu sedang mencarimu dengan panik sekarang?]
[M-Mnghh…… Aku ingin melepaskan tahtaku secepat mungkin tapi…… Guhh…… Hahh…… Kurasa aku akan pulang. Jika aku pulang terlambat, mereka akan mulai mengomel lagi.]
Seperti yang diperkirakan Lilia, Laguna telah menyelinap keluar dari istana kerajaan tanpa memberitahu siapa pun. Meskipun dia biasanya melakukan ini…… Tidak, itu justru karena dia biasanya melakukan ini, sehingga dia tahu bahwa bawahannya akan memarahinya lagi.
Saat bahunya merosot, Laguna menghela nafas sebelum dia membawa tombak besarnya lagi, melambaikan tangannya saat dia pergi.
Setelah mengantarnya pergi, Lilia berbicara dengan Lunamaria dan Sieglinde, yang berdiri di dekatnya.
Seperti yang diperkirakan Lilia, Laguna telah menyelinap keluar dari istana kerajaan tanpa memberitahu siapa pun. Meskipun dia biasanya melakukan ini…… Tidak, itu justru karena dia biasanya melakukan ini, sehingga dia tahu bahwa bawahannya akan memarahinya lagi.
Saat bahunya merosot, Laguna menghela nafas sebelum dia membawa tombak besarnya lagi, melambaikan tangannya saat dia pergi.
Setelah mengantarnya pergi, Lilia berbicara dengan Lunamaria dan Sieglinde, yang berdiri di dekatnya.
[…… Haruskah kita pulang juga?]
[Ya…… Namun, errr, Nyonya? Apa sebenarnya pertengkaran itu? Aku paham kalau Dr. Vier terlibat dalam masalah ini tapi…… Aku tidak begitu tahu detailnya.]
[Aku sebenarnya juga tidak tahu detailnya…… Baiklah, mari kita tanyakan saja pada Kaito-san saat dia kembali.]
[Unnn, aku heran kenapa. Situasi ini, barisan ini, orang-orang yang berkumpul disini…… dan keterlibatan Kaito-san dalam masalah ini…… Mungkinkah ini situasi lain yang akan membuat Lili pingsan?]
[…… Tolong jangan mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan, Sieg. Yah, seharusnya baik-baik saja. Aku sudah bertemu Enam Raja dan Dewa Tertinggi. Aku juga sempat menyapa Dewa Bencana secara singkat kali ini, dan sepertinya Kaito-san berkenalan dengan Yang Mulia Laguna melalui masalah ini…… Tidak ada orang keterlaluan lainnya yang akan ditemui Kaito-san lagi.]
Saat Sieglinde menyebutkan kekhawatirannya, dengan senyuman yang dipaksakan di bibirnya, Lilia mengatakan ini seolah-olah dia mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri.
[...... Kaito-san terlibat dalam masalah ini, jadi ada kemungkinan bahwa Raja Iblis benar-benar selamat dari perang dan saat ini menargetkan Dr. Vier, tahu?]
[Fufufu, jika Raja Iblis benar-benar selamat dari perang, itu akan mengubah ini menjadi masalah yang sangat penting…… Tapi kemudian, tidak akan ada alasan bagi Sechs-sama dan yang lainnya untuk terlibat, jadi mungkin, ini mungkin ada hubungannya dengan Raja Dunia Bawah-sama?]
[Ahh ~ ~ Itu sepertinya skenario yang paling mungkin.]
Lilia menertawakan komentar Lunamaria, yang sebenarnya paling mendekati situasi sebenarnya. Memanggil ke Anima dan yang lainnya, mereka kembali ke mansion.
Apa yang tidak dia sadari, adalah bahwa firasat buruk Sieglinde nantinya akan menjadi kenyataan……
Setelah Lilia, kelompoknya dan para Iblis lainnya pergi, Sechs dan Shea, yang tetap tinggal sampai akhir, bertukar beberapa kata.
[…… Meski begitu, Miyama-dono benar-benar luar biasa. Dimulai denganmu, memiliki banyak sekutu……]
[Bukannya aku adalah sekutunya. Maksudku, aku "membenci" dia.]
[Oya? Apakah begitu? Kau nampaknya sangat antusias dalam membantunya.]
[....... Itu konyol. Aku hanya membantu manusia itu karena dia menundukkan kepalanya dan memohon bantuanku.]
[Bukankah itu berarti kau menyukai Miyama-dono?]
Shea mengaku membenci Kaito, tapi Sechs bertanya apakah itu karena dia menyukainya. dia meminjamkan tangannya.
Setelah itu, Shea mendesah keras. Memalingkan punggungnya dari Sechs, dia berbicara dengannya sambil berjalan pergi.
[…… Great Sage of the Death. Izinkan aku memberi tahumu satu hal.]
[Apa itu?]
[Emosi bukan hanya sesuatu yang positif atau negatif tahu? Kebalikan dari suka bukanlah kebencian…… Di dunia ini, ada perasaan rumit “menyukai seseorang, tapi membenci mereka, dan membenci seseorang, bahkan seperti kau menyukainya”.]
[…… Fumu…… Kalau begitu, apa yang kau pikirkan tentang Miyama-dono?]
Menanggapi pertanyaan Sechs, Shea berhenti melangkah…… Dan tanpa melihat ke belakang, senyum tipis terbentuk di bibirnya saat dia bergumam.
[...... Yah, bisa dibilang dia hampir tidak lulus. Jika hal seperti ini terjadi lagi…… Aku mungkin akan membantunya lagi.]
[Hohh…… Ya ampun, yaampun…… Singkatnya, kau mengatakan segala macam hal, tapi kau menyukainya ya?]
[…… Bagaimana bisa kau mendapatkan pemikiran itu dari apa yang barusan kukatakan?]
[Tidak, hanya saja bagaimanapun aku mendengarnya, sepertinya kau sedang mengevaluasi Miyama-dono…… Ahh, begitu!]
[…… Unnn?]
Nada suara Shea jelas terdengar kesal, tapi bertepuk tangan seolah-olah dia tiba-tiba memikirkan sesuatu, Sechs berbicara dengan acuh tak acuh.
[…… Itu hal itu, bukan? Ini adalah "tsundere" yang dirumorkan, kan?]
[...... Hah? Kau salah. Apa sih yang kau bicarakan......]
[Kiasan yang begituan...... Dimana kau mengatakan kau membenci orang itu, tetapi kau sebenarnya......]
[Tidak mungkin begitu! Aku membencinya......]
[Tapi kau juga menyukainya, kan?]
[Ap !?]
Shea, sikap tenangnya yang dia miliki beberapa saat yang lalu telah benar-benar berubah...... Tidak, lebih tepatnya, topeng yang dia kenakan sebagai puncak Dewa Tingkat Tinggi telah dilepas, saat dia dengan gugup menyangkal kata-kata Sech.
Sechs, bagaimanapun, terus berbicara dengan senyum geli di wajahnya.
[Yah ~~ Miyama-dono adalah orang yang cukup beruntung ~~ Bahkan Dewa Bencana menyukainya……]
[Di-Di-Diam! Bukankah sudah kubilang kau salah!? Mati! Membusuk di suatu tempat, dasar kerangka sialan!!!]
[O- Oya !? Tu-Tunggu !?]
Dengan wajahnya yang semakin memerah, sebelum Shea menyadarinya, dia telah mengeluarkan sabitnya dan berbalik ke arah Sechs.
Semua demi memberi sanksi kepada Lich tertentu karena kurangnya kesopanan…….
Sechs, bagaimanapun, terus berbicara dengan senyum geli di wajahnya.
[Yah ~~ Miyama-dono adalah orang yang cukup beruntung ~~ Bahkan Dewa Bencana menyukainya……]
[Di-Di-Diam! Bukankah sudah kubilang kau salah!? Mati! Membusuk di suatu tempat, dasar kerangka sialan!!!]
[O- Oya !? Tu-Tunggu !?]
Dengan wajahnya yang semakin memerah, sebelum Shea menyadarinya, dia telah mengeluarkan sabitnya dan berbalik ke arah Sechs.
Semua demi memberi sanksi kepada Lich tertentu karena kurangnya kesopanan…….
Next Post
« Prev Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »
Next Post »
Comments
Post a Comment