Isekai wa Heiwa deshita Chapter 290

Menggerakkan sayapnya yang bercahaya, malaikat itu perlahan mendekati Alice dan aku. 

Ketika dia akhirnya tiba beberapa meter dari tempat kami berada, Alice mengangkat satu tangan untuk mendesaknya berhenti, dan malaikat itu menurut dan tetap di tempatnya. 

[Pertama, jawab kami. Apa tujuanmu mendekati Kaito-san?] 

[Tujuan, Berinteraksi.] 

[Apa maksudmu satu-satunya tujuanmu hanya untuk berinteraksi dengannya dan kau tidak berniat melukai Kaito-san?] 

[Positif, Aku, Tujuan, Berinteraksi. Karenanya, Kekerasan, Tidak Digunakan.] 

Sangat sulit untuk memahami apa yang dia katakan, tetapi malaikat itu sepertinya mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk berbicara denganku, dan dia tidak ingin menyakitiku.

Aku samar-samar yakin dengan itu. Faktanya, jika malaikat ini bermaksud untuk melukaiku…… Dia akan melakukannya segera setelah memindahkan Alice….. tapi malaikat ini tidak melakukannya. 

Aku bertanya-tanya apakah Alice menyadarinya, tapi dia jelas tidak seperti biasanya sebelumnya….. Aku bisa merasakan amarahnya dengan Sihir Simpati ku. Sulit membayangkan bagaimana Alice biasanya bertindak, tetapi darah mungkin mengalir di kepalanya. 

Setelah Alice mendengar kata-kata malaikat, dia dengan tenang mengangguk, tapi masih waspada dengan belati di tangannya, dia bertanya padaku tanpa mengalihkan pandangan dari malaikat. 

[…… Kaito-san, apa yang ingin kau lakukan? Apakah kau menerima berbicara dengannya? Atau kau ingin aku melenyapkannya?] 

[Melenyapkannya…… Alice, ummm, errr…… Jika itu masalahnya, bisakah kau menang?]

Aku tidak dapat memahami dengan jelas seberapa besar kekuatan yang malaikat di depanku miliki. Namun meski begitu, aku dapat mengatakan bahwa dia memiliki kekuatan yang luar biasa. 

Itulah mengapa aku ingin menanyakan itu sebelum menjawab pertanyaan Alice. 

[…… Aku bisa menang. Tidak, aku akan menang…… tapi itu akan memakan banyak waktu.] 

[………………] 

[Tanpa diragukan lagi, dia adalah Dewa Tertinggi atau makhluk yang setara dengan itu. Lawan semacam ini pada dasarnya abadi. Untuk mengalahkannya, aku harus merobek otoritas yang dia miliki dan menyegelnya satu per satu. Jadi, itu mungkin akan memakan waktu cukup lama.] 

[...... Begitu .] 

Menurutku perkataan Alice tentang menang bukanlah kebohongan. Namun, fakta bahwa ini bukanlah kemenangan yang mudah juga sangat jelas bagiku.

Aku terdiam sebentar, lalu aku mengalihkan pandanganku ke arah Alice, yang memegang belati, dan perlahan berbicara padanya. 

[Kalau begitu, Alice...... Ini adalah perintah.] 

[Ya! Kapan saja.] 

[Jika malaikat itu menunjukkan niat untuk menyerangku…… “Bawa aku bersamamu dan lari”.] 

[Serahkan pada——– Eh? Lari? Ti-Tidak mengalahkannya?] 

Ketika Alice mendengar kata-kata yang kukatakan padanya, dia akan mengangguk dengan penuh semangat…… sebelum bertanya kembali dengan lesu. 

Ya, pilihan yang kupilih sekarang…… adalah menerima percakapan ini untuk saat ini. Namun, jika kelihatannya akan berbahaya, kami akan kabur…… 

[Unnn. Lari…… Alice mengatakan bahwa kau bisa menang melawannya, tapi kau mungkin tidak akan selamat, kan?] 

[I-Itu……]

[Kalau begitu, aku tidak ingin Alice terluka, jadi ayo lari...... Kalau begitu, ayo kita minta Kuro dan Shiro-san untuk membantu kita.] 

[...... M-Mnggh...... Aku merasa itu adalah kesalahan untuk melakukan itu dalam ketegangan ini, tetapi itu memang cara yang paling dapat diandalkan. Aku yakin Kuro-san dan Shallow Vernal-sama akan menyadari situasi ini, dan jika Kaito-san memanggil mereka, mereka akan mendatangimu...... Baiklah.] 

Berbicara secara terbuka di depan orang yang kami coba hindari, tetapi ini adalah saran yang dapat kubuat karena aku percaya pada kekuatan Alice. 

Aku percaya bahwa Alice akan dapat melarikan diri denganku, bahkan melawan malaikat ini. 

Tapi yah, fakta bahwa alisnya bahkan tidak bergerak bahkan ketika kami berbicara begini di depannya seharusnya berarti bahwa kata-kata malaikat ini bukanlah kebohongan.

Dengan pemikiran itu, aku menoleh ke malaikat dan perlahan berbicara. 

[…… Aku tidak tahu kenapa kau ingin berbicara denganku, tapi aku terbuka untuk dialog…… Tapi sebelum kita melakukannya, aku punya satu permintaan.] 

[……?] 

[Bukan hanya aku, tapi kau tidak boleh menyakiti Alice juga…… Jika kau berjanji untuk melakukan itu, aku akan terbuka untuk percakapan.] 

[Ka-Kaito-san?] 

[…………………] 

Aku hanya ingin dia berjanji padaku. Aku tahu bahwa dia tidak akan menyakitiku. Namun, mengingat fakta bahwa dia baru saja bertarung dengan Alice, dia mungkin tidak dianggap sebagai target yang seharusnya tidak dia sakiti. 

Aku tidak tahu apa yang malaikat ini pikirkan. Ini mungkin hanya untuk ketenangan pikiran sementara, tapi aku menginginkan kata jaminan untuk keselamatan Alice. 

[…… Tidak hormat.] 

[! ]

Seketika, atmosfir di sekitar malaikat menjadi berat, seolah ingin menembus tubuhku. 

Sungguh menyakitkan dan menakutkan seolah-olah seluruh tubuhku ditusuk sampai mati oleh jarum tak terlihat...... Seolah-olah atmosfer di sekitarnya bertanya padaku apakah aku sadar akan posisiku sendiri untuk membuat permintaan seperti itu. 

Namun, saat aku menahan Alice yang akan melompat ke depanku dengan tanganku, aku memelototi malaikat yang mengancamku. 

Izinkan aku menjelaskannya pada poin ini. Aku marah sekarang. 

Ketika wanita ini secara paksa memindahkan Alice sebelumnya……. Kupikir darahku membeku. Saat Alice bertarung dengannya, aku merasakan jantungku menegang.

Sejujurnya, malaikat ini menakutkan…… Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan dan dia begitu kuat sehingga tidak mungkin bagiku untuk melawannya…… ​​Namun, meskipun begitu…… Itu tidak berarti aku akan membiarkannya melukai Alice. 

[Bagimu, aku mungkin hanya serangga saja. Mengatakan ini mungkin tidak sopan padamu. Namun, tidak peduli seberapa besar kau mengancamku, itu tidak akan berguna. Jika kau tidak mengatakan bahwa kau tidak akan menyakiti Alice...... Bahkan jika aku terbunuh di tempat ini, aku tidak akan menyerah pada permintaanmu!] 

[...... Kaito...... -san.] 

[ ……………….] 

Bahkan ketika aku terkena permusuhannya yang tampaknya membakar kulitku, memarahi kakiku yang gemetar, aku dengan jelas mengucapkan kata-kata itu kepada malaikat.

Kata-kata itu bisa jadi setara dengan meminta pertengkaran. Negosiasi bisa saja gagal…… Malaikat bisa segera menarik kembali pernyataan sebelumnya dan menukik ke arah kami. 

Ini mungkin bodoh bagiku, membuat langkah bodoh seperti ini....... Namun, bahkan bagiku, ada beberapa hal yang tak bisa aku maafkan. Dan ada beberapa hal yang tak seorangpun bisa negosiasikan denganku……

Malaikat itu menatapku dengan matanya yang dingin dan berwarna cerah…… Tidak lama kemudian, intimidasi yang tampaknya menghancurkanku menghilang. 

[Komentar Sebelumnya, Mencabut.] 

[…… Eh?] 

[Kau, Rata-rata, Keunikan, Tidak Ada. Tidak, Kau, Kemampuan, Rata-rata…… Mentalitas, Hargai.] 

[…… E-Errr……] 

[Barbar, Layak, Tidak Sopan, Tidak Hormat, Setuju.] 

[………………… ..]

…… Errr, sulit untuk memahami arti dari ucapannya yang panjang, tapi untuk menyimpulkannya…… ​​Kemampuan fisikku rata-rata, tapi dia sedikit menghargai mentalitasku. Jadi, sebagai pengakuan atas kekuatanku, dia akan memaafkanku atas kekasaranku sebelumnya…… ​​atau sesuatu seperti itu, kan? 

Saat aku memiringkan kepala untuk memahami kata-kata malaikat, yang sangat sulit untuk dipahami, mulut malaikat itu berkerut dalam dan senyum muncul di wajahnya.

[! 

A-aaaapaan itttu…… Dia terlihat menakutkan! A-Apa itu!? Ini seperti pemangsa yang telah menemukan mangsanya, dan senyumnya membuatku merinding. 

Senyuman pada awalnya adalah ekspresi wajah yang agresif” Senyuman di wajah malaikat begitu menakutkan sehingga kata-kata seperti itu muncul di benakku.

Ti-Tidak, wajahnya masih secantik sebelumnya tapi...... E-Entah bagaimana, seolah-olah seseorang yang tidak terbiasa tersenyum, mencoba memaksakan senyum, membuat senyuman di wajahnya sangat terdistorsi...... Jujur, itu sangat menakutkan. 

[Tertarik, Memperoleh, Waktu, Membutuhkan. Selanjutnya, Keputusan, Lanjutkan.] 

[Eh? Hah? Errr……] 

[Kamu, Nama, Miyama, Kaito…… Selesai, Ingat.] 

[…… Eh?] 

Bisakah kau memberiku waktu sebentar? Sungguh, aku tidak bisa memahami apa yang dia katakan, kau tahu? Aku hanya mendapat bagian dimana dia akan mengingat namaku, tapi hal yang dia katakan sebelumnya…… 

[Dia tertarik pada Kaito-san. Namun, dia masih membutuhkan waktu untuk mengukur nilai sejatimu…… Dia masih ingin melanjutkan seperti ini dan melihat bagaimana kelanjutannya, kan?] 

[Positif.]

Itu luar biasa, Alice. Dia mengerti rangkaian kata yang tidak bisa dipahami itu dan menjalinnya dengan benar. Apakah ada perbedaan antara cara kerja pikiran kami? Ku-Kurasa aku harus terbiasa berbicara dengan malaikat ini. 

[Manusia, Lemah, Kemampuan, Terbukti…… Barbar, Tidak Hormat, Kagumi. Kau, Tahan, Cantik…… Reuni, Sikap, Identik, Harapan.] 


Saat aku memikirkan hal ini, malaikat itu berputar dan berbalik. Di belakang punggungnya, aku melihat cincin emas melayang di belakang punggungnya dan sayap putih bersih tumbuh darinya…… ​​Eh? Kupikir sayap itu tumbuh dari punggungnya !? 

A-Atau lebih tepatnya, apakah percakapan kami sudah selesai dengan itu? Eh? Mungkinkah…… Itu karena dia kembali pada hari lain? Sialnya, itu menakutkan.

Malaikat itu perlahan menjauh dari kami, dan setelah bergerak sekitar 10 meter dari kami, dia berbalik. 

Kemudian, melihat ke arahku, yang bingung dan tidak bisa mengikuti situasi, senyum tipis muncul di mulutnya dan dia perlahan berbicara. 

[…… Namaku “Eden”…… Sampai ketemu lagi, anakku tercinta.] 

[! 

Dengan kata-kata itu, ruang yang terlihat seperti dunia cybernetic terbuka, dan pemandangan di sekitar kami kembali ke tengah jalan tempat kami sebelumnya. 

Dan sosok malaikat..... Eden-san menghilang sebelum aku menyadarinya, seolah dia tidak pernah ada sejak awal.

Se-Serius, apa sih orang itu? Aku tidak pernah mengerti dia dari awal sampai akhir. Di satu sisi, seolah-olah dia meramalkan masalah yang akan datang di masa depan, dia adalah makhluk yang sangat mengejutkan. 

Tujuannya tetap tidak diketahui pada akhirnya, dan bahkan ketika kami bertukar kata, aku tidak bisa membaca motif aslinya sama sekali...... Hanya saja, meski itu hanya satu hal...... Hanya ada satu hal yang ingin aku teriakkan dari dasar hatiku. 

Jadi, kau dapat berbicara dengan normal !!!?


TLN : Nah.... Same here. Awkowkaowkoa.............


Ba-Bagaimana aku harus mengatakan ini, aku memiliki firasat yang hampir pasti...... bahwa dia akan terus menghantuiku di masa depan.




Next Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »

Comments