Isekai wa Heiwa deshita Chapter 129

Novel I Was Caught up in a Hero Summoning, but That World Is at Peace Indonesia
Chapter 129


Mengunjungi kastil Isis-san seperti yang telah aku janjikan padanya sebelumnya, saat ini aku menghadapi situasi yang lebih kritis dari sebelumnya. 

Di ujung tatapanku, Isis-san, dengan kulit seputih saljunya terekspos, mendekat, melayang di udara, dan detak jantungnya menjadi cukup keras untuk kudengar. 

Isis-san tidak dibungkus dengan handuk atau apapun, dan seolah-olah dia membiarkan dirinya sendiri saat dia mendekatiku dengan handuk di depan tubuhnya, dan hanya bagian penting dari tubuhnya yang hampir tidak disembunyikan. 

[I- Is- Isis-san !?] 

[…… Unnn?…… Ada apa?] 

[A- A- Apa yang kau lakukan di sini !?] 

[…… Apa yang kau tanyakan…… Aku di sini…… untuk mandi…… bersama …… dengan Kaito.] 

Aaaaaahhhhh!? Jangan miringkan kepalamu! Handuknya akan ikutan juga! Aku akhirnya akan melihat sesuatu, tahu!?

Atau lebih tepatnya, berapa lama aku akan melihatnya seperti ini!? Cepat alihkan pandanganmu, bodoh!? 

Dengan putus asa menyuruh tubuhku untuk berpaling, aku berhasil mengalihkan pandanganku dari Isis-san. 

Kemudian, dengan punggung menghadap Isis-san, aku dengan gugup melanjutkan berbicara. 

[A-Aku akan keluar!] 

[...... Jangan.] 

[Ehh? Apa !?] 

[…… Jika kau tidak…… bersantai dengan benar…… rasa lelahmu tidak akan hilang.] 

Arehh? Aneh....... barusan, kupikir Isis-san tepat di belakangku dengan tangannya sedikit menekan pundakku saat dia memarahiku. 

Aku tidak merasa dia memberikan kekuatan apapun di tangannya sama sekali….. tapi tubuhku bahkan tidak bisa membuat kedutan!? Sulit dibayangkan berdasarkan penampilannya, tapi dia benar-benar salah satu raja yang sangat kuat bukan?

Bagaimanapun, aku tidak bisa melarikan diri seperti ini. 

Aku hanya bisa mempersiapkan diriku...... Kosongkan pikiranku dan pertahankan cengkeraman yang kuat di hatiku...... Tetap tenang...... Tetap tenang...... 

Selagi aku mencoba menenangkan diriku dari kegelisahanku, aku mendengar suara Isis-san semakin ke dalam bak mandi. 

[…… Hnnn….. Fuaahh……] 

Bisakah kau berhenti membuat suara erotis di sana, tolong!? Aku merasa pikiranku habis terbakar barusan dan ada sesuatu yang akan meledak, tahu!?

[…… Itu terasa nyaman.] 

[I- I- Itu benar……] 

Awawawa, apa yang harus kulakukan!? Dia duduk di sampingku seolah sudah biasa, suaranya terdengar erotis, dan meski aku mencoba untuk tidak melihatnya, mataku tanpa sengaja……

Kulitnya benar-benar putih!? Dan kenapa bahunya terlihat mungil!? TT-Terlebih lagi…… dia menguncir kuda!? 

Ternyata, Isis-san sedang menguncir rambutnya agar rambutnya tidak basah kuyup di bak mandi, dan tengkuknya yang biasanya tersembunyi oleh rambut panjangnya terlihat, dan kulitnya yang agak kemerahan, indah bagaikan sebuah karya seni. 

Aku merasa seperti benar-benar akan gila jika aku tetap diam seperti ini, jadi karena aku berharap kami akan membicarakan sesuatu yang bisa aku perhatikan, aku bergumam. 

[I-Is-Isis-san…… Ummm, errr…… A-Apa kau tidak malu?] 

Tunggu, apa sih yang kukatakan !? Itu tidak bagus, dia benar-benar gemetar sekarang, aku merasa seolah aku telah membawa situasi ke arah yang lebih buruk karena upaya untuk mengalihkan perhatianku dari subjek.

Mendengar kata-kataku, Isis-san membuka mulutnya dengan sedikit rona merah dan ekspresi sedih. 

[…… Dilihat oleh orang lain…… bukanlah sesuatu yang aku suka tapi…… jika itu Kaito…… Aku baik-baik saja.] 

[! 

Di-Dia di sini untuk menyebabkan pembunuhan…… Dia benar-benar di sini untuk melenyapkan alasanku!? 

Dia terlalu imut, dan keimutan itu terlalu dekat denganku….. Kurasa tak terelakkan lagi kalau aku akhirnya akan melihat sedikit…… 

Tidak, tidak !? Berhentilah main-main…… Tidak peduli seberapa besar pihak lain menyukaiku, berpikir untuk menatapnya dengan baik ketika aku bahkan belum menanggapi perasaannya adalah yang terburuk! 


TLN : Maksud suka disini bukan suka yang mengarah ke cinta, tapi ketertarikan aja.......

Tenang, tidak apa-apa …… Berhenti menurunkan pandanganmu. Jangan gerakkan tubuhku sembarangan. Jangan membuat delusi aneh apapun…… Bagus, tidak apa-apa! 

[…… Kaito.] 

[Apa- !?] 

[…… Unnn?] 

[I- I- Is- Isis-san !? Ta- Ta- Ta- Tanganmu!?]

Namun, seolah untuk mengejek tekad yang aku pegang, mengambil tanganku dari bawah bak mandi, Isis-san dengan lembut memegang tanganku. 

Kelembutan surgawi yang ada di antara kedua lengannya…… ​​dan bagian yang agak keras sedikit menonjol dari itu…… A-Artinya, ummm, bukankah itu…… 

[…… Aku benar-benar…… senang…… Kaito datang…… hari ini.] 

[………………] 

Kata-kata yang Isis-san ucapkan sama sekali tidak memasuki pikiranku.

Alasanku berada di ambang kehancuran, dan semua sarafku terfokus pada aroma bunga yang keluar dari Isis-san dan "pipi" lembutnya di bahuku. 

Aku merasa seperti darah mengalir ke kepalaku, dan tangan yang tidak dipegang oleh Isis-san mulai bergerak tanpa sadar…… 

[…… Kupikir…… kau tidak akan…… datang.] 

[…… Eh?] 

Suara kesepiannya yang memberitahuku yang menghentikan tanganku yang hendak bergerak. 

[…… Aku percaya…… ​​Kaito…… bukanlah orang seperti itu…… tapi…… tetap saja…… aku khawatir.] 

[…… Isis-san.] 

[…… Karena itulah…… saat kau benar-benar datang…… membuatku senang…… Saat Kaito ada…… rasanya hangat.] 

[……………… ..]

Isis-san, terlihat bahagia saat dia menyandarkan tubuhnya padaku...... Merasakan kecemasan akan kesepian yang dia pegang di dalam hatinya, aku mencubit pahaku sendiri sekeras yang aku bisa dengan tangan yang tidak dipegang oleh Isis-san. 

Emosi yang dimiliki Isis-san begitu murni dan indah. Hanya ingin berhubungan dengan orang lain, ingin merasakan kehangatan mereka...... 

Erotismenya tidak dihitung seperti yang dimiliki Chris-san, dan dia hanya mendatangiku, benar-benar ingin berada di dekatku. Pasti itu sebabnya jantungku berdebar kencang. 

Dan itulah mengapa, tidak baik untuk secara tidak tulus menodai perasaan murni seperti itu........ Aku tak ingin melakukan sesuatu yang mengkhianati perasaan Isis-san. 

Jadi, untuk saat ini, aku harus mati-matian bertahan…… Bertahanlah, diriku! 

[…… Jadi, umm… Mengapa kita berada dalam situasi seperti ini?]

[…… Aku akan mambasuh…… punggungmu…… dan membantumu membersihkan diri.] 

[…… Y- Ya.] 

Bagaimana ini bisa terjadi? 

Aku tidak tahu seberapa jauh Dewa harus pergi untuk mengujiku sampai dia puas….. tapi aku tidak bisa tidak berpikir dia benar-benar mencoba membunuh alasanku. 

(Aku tidak merasa aku telah melakukan hal itu tau?) 

Aku sedang terganggu di sini, jadi diamlah di sana, Dewi bebal. 

Aku balas menembak pada Dewi bodoh yang menanggapi pikiran batinku seolah-olah itu biasa, tetapi pada saat itu, aku merasakan sesuatu seperti spons menyentuh punggungku. 

Aku tidak yakin apakah spons ada di dunia ini, tetapi sepertinya ada sesuatu yang serupa di dunia ini, yang digunakan untuk membasuh tubuh saat kau mandi.

Disebut apa itu? Kusunoki-san, Yuzuki-san dan aku biasanya menyebutnya spons, jadi aku lupa apa sebutannya. 

Ngomong-ngomong, Isis-san dengan hati-hati menggosok punggungku dengan spons. 

Tangannya lembut, dan rambut panjang Isis-san terkadang sedikit menyentuh kulitku, dan jantungku akan berdegup sangat kencang setiap kali itu terjadi...... Berkat pikiranku sedikit terarah ke hal lain, aku bisa menjadi lebih tenang dari sebelumnya...… 

[…… Ahh…… maaf…… Aku menjatuhkannya.] 

[~ ~! 

Spons terlepas dari tangannya dan berguling di depanku, dan saat Isis-san mengulurkan tangan dari belakangku untuk mengambilnya…… ​​Itu menempel di belakangku.

Perasaan kulit kami saling bersentuhan, suhu tubuhnya yang sedikit lebih rendah terasa hangat di tubuhku yang lebih hangat, tetapi juga terasa seperti tubuhku semakin panas dan memanas. 

Terlebih lagi, Isis-san sepertinya agak kesulitan mengambil sponsnya, saat dia menggerakkan tubuhnya beberapa kali, membuat payudaranya yang menyentuh punggungku, bergerak naik turun. 

Entah ini surga atau neraka...... Aku sudah di ambang kepanasan di sini. 

[…… Haruskah aku juga…… membasuh…… bagian depan?] 

[Ti-Ti-Tidak perlu!] 

Bagian depan buruk, sangat sangat buruk…… Aku menyembunyikannya dengan baik dengan handuk sekarang, tapi aku masih pemuda yang sehat.

Ketika berhubungan dekat dengan gadis yang sangat cantik seperti Isis-san, tidak peduli seberapa keras aku mencoba menahan alasanku bertahan, bagian tertentu dari tubuhku akan tetap bereaksi secara alami. 

Saat aku menggelengkan kepalaku dengan sekuat tenaga untuk menanggapi kata-katanya, Isis-san hanya sedikit memiringkan kepalanya, namun dia kemudian melanjutkan untuk membasuh punggungku dengan air hangat. 

Ba-Baiklah, entah bagaimana aku berhasil melewatinya...... Aku melakukan yang terbaik. Aku bekerja sangat keras. 

[…… Lalu…… Mari gantian.] 

[…… Hah?] 

[…… Membasuh…… Sekarang…… giliran Kaito……] 

[……………..] 

…… Kalau dipikir-pikir, kurasa dia bilang dia akan membasuhku dulu. 

Eh? Tidak mungkin? Aku akan membasuh punggung Isis-san? Meskipun bagian itu sudah tegak berdiri?

Na-Namun, jika aku berkata tidak di sini...... Dia akan terlihat sangat sedih, da-dan aku tidak bisa menolak!? 

Tidak menyadari keterkejutanku, Isis-san mengubah posisi duduknya untuk bertukar tempat denganku seolah itu wajar. 

Atau lebih tepatnya, Isis-san !? Bisakah kau menyembunyikan bagian depanmu!? Aku bisa melihat sesuatu yang kecil dan merah jambu di sana, tahu!? 

[...... Kaito?] 

[Hentikaaaaaaaaaan! Jangan berbalik kesini!!! Aku akan segera membasuhmu !!!] 

[…… Unnn.] 




TLN: ARRRRRRRRRGGHHH.. OH SIHT OH SITH OH SITH... GW PEN MELUK ANJIRRR...... KUAT BANGET SI KAITO, KALO GW UDAH NERKAM KEKNYA.......



…… Tunggu dulu, kesadaranku…… Kau tidak boleh membiarkan tubuhku mimisan…… 

Aaaaaahhhhhh!? Kulitnya lembut, halus dan sangat indah…… Ini benar-benar salah satu cobaan berat…… Bersihkan semua pikiran yang menghalangi ini. Singkirkan semua pikiran yang menghalangi ini. 

[…… Hnnnn…… Haaahhh……]

Seperti yang kubilang, bisakah kau berhenti dengan suara erotis itu!? Ini sangat berbahaya, tahu!? 

Ibu, Ayah ——- Aku tidak pernah menyangka, setelah kejadian yang tak terduga, aku harus mandi dengan Isis-san. Kewaspadaan Isis-san longgar, dan serius, biarpun tubuhku tidak lelah lagi ——- Tapi kepalaku akan korsleting sekarang !?






Next Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »

Comments