Isekai wa Heiwa deshita Chapter 107

Novel I Was Caught up in a Hero Summoning, but That World Is at Peace Indonesia
Chapter 107



Setelah membeli Behemoth, aku tidak ingin kembali ke tempat balapan, jadi aku berjalan bersama Alice melewati ibu kota Kekaisaran Archlesia. 

Behemoth tidak terlalu kejam, dia juga tidak mengancam orang-orang di sekitar kami. Dia dengan tenang mengikuti di belakangku. 

[Dia jinak ya.] 

[Tidak, mereka biasanya tidak begitu jinak…… Mungkin saja karena dia benar-benar terikat secara emosional dengan Kaito-san.] 

[Ah, ngomong-ngomong…… aku harus memberinya nama .] 

[Guruu?] 

Sangat menyedihkan hanya memanggilnya Behemoth, jadi kupikir aku harus memberinya nama…… tapi sejujurnya, aku tidak percaya diri dalam arti penamaanku. 

[Baiklah, orang yang dikenal sebagai otoritas dalam hal pengertian penamaan, Alice-chan ini akan memberinya nama!] 

[…………….]

Aku tidak ingat dia memiliki reputasi seperti itu, tapi Alice terlihat seolah dia bersemangat tinggi saat dia membusungkan dadanya yang kecil. 

Dan setelah meletakkan tangannya di dagunya dan mulai berpikir sejenak…… 


[Bagaimana dengan Bellfreed…… singkatnya, Bell?] 

[…… Aku terkejut kau benar-benar memberinya nama yang lumayan bagus.] 

[Apa maksudmu barusan!?] 

Yang mengejutkanku, Alice menyarankan nama yang cukup bagus. 

Sejujurnya aku berpikir dia pasti akan memberikan nama yang aneh…… jadi aku sangat terkejut. 

[Bolehkah aku memanggilmu Bellfreed sekarang?] 

[Gaooo!] 

Behemoth sepertinya juga menyukai nama itu, karena dia menganggukkan kepalanya saat mendengar apa yang aku katakan.

Sambil tersenyum melihat gerakan imutnya, aku membelai kepalanya, sementara Bell dengan nyaman mengusap wajahnya ke tanganku. 

Kemudian, setelah dibelai olehku sebentar, dan setelah berdiri dengan kaki belakangnya, Bell mengangkat cakarnya dan menepuk bahu Alice. 

[Guru.] 

[…… Oi, dasar binatang terkutuk. Ada apa dengan pandanganmu itu, seolah-olah kau memuji bawahanmu karena sudah melakukan pekerjaan dengan baik!? Sikapmu jelas berbeda dengan saat kau berbicara dengan Kaito-san!!! Biar kutunjukkan betapa menakutkannya manusia……] 

[Gaooo!] 

[Gyaaahhh !?] 

Alice, yang marah dengan tindakan Bell, mengangkat tinjunya ke arah Bell…… tapi dia terpental oleh tamparan Bell.

Se-Seperti yang diharapkan dari binatang sihir, ia memiliki kekuatan fisik yang cukup keterlaluan, orang biasa akan mematahkan lehernya jika mereka menerima tamparan seperti itu. 

Yah, untungnya pihak lain adalah Alice, seseorang yang menurutku tidak akan mati bahkan jika dia terbunuh, tapi aku harus berhati-hati agar dia tidak melakukannya pada orang lain......

TLN : She won’t die even if she’s killed... Quotes baru anjirrrr

[Tunggu sebentar!? Kaito-san! Bukankah kau terlalu kasar padaku!?] 

Dia bangkit kembali dengan sangat cepat ya…… ​​Bell bahkan tidak membuat keretakan pada topengnya dengan tamparan keji itu…… 

Alice terus berteriak padaku sambil merentangkan tangannya lebar-lebar. 

[Aku tumbuh saat aku dicintai, tahu!? Tolong cintai aku lagi! Tolong peluk aku erat-erat! Sekarang, ayo!] 

[...... Bell, go!] 

[Guruuaaahhh !!!] 

[Gyaaaaa !?]

Menuju Alice yang lengannya terbuka lebar, bermain-main lagi di tengah jalan, aku menekan Bell padanya. 

Ya, Bell, kerja bagus. Kekuatan tsukkomiku melawan Alice meningkat, dan aku sangat bersyukur untuk itu. 

[Tunggu, Kaito-san!? Ada apa denganmu mengangguk sendiri barusan, nggyaaaahhh!? He-Hentikan tanduknya, jangan arahkan itu padakuuuuu!?] 

[Bell, kemarilah.] 

[Gaooo!] 

[...... A-Aku tidak akan mengatakan hal-hal bodoh lagi...... Serangan Behemoth benar-benar melelahkanku .] 

Dari pada itu, bagimu untuk mengatakan itu melelahkanmu saat diserang oleh binatang sihir legendaris, orang ini benar-benar memiliki semacam spesifikasi seperti monster dalam dirinya ya...... 

Lalu, aku tiba-tiba teringat tentang game yang Alice dan aku sedang mainkan.

[Ngomong-ngomong, Alice. Pada akhirnya, apa hasil dari gamenya?] 

[Ahh…… tidak, yah, itu benar-benar kekalahanku. Aku merasa bahkan jika kita kembali ke tempat balapan, aku tidak berpikir aku bisa mengalahkan Kaito-san...... Mau bagaimana lagi, aku akan dengan patuh mendengarkan satu hal yang akan kau katakan.] 

[Hmmm. ] 

Bagiku, aku hanya mengikuti arus, tapi Alice sepertinya dia akan benar-benar mendengarkan satu hal yang kukatakan, seperti yang dia katakan di awal. 

Namun, itu tidak seolah aku akan bisa menemukan apa pun, jadi aku akan menunda itu. 

Saat aku memikirkan itu, untuk beberapa alasan, aku merasa Alice sedang gelisah, dan meskipun aku tidak bisa sepenuhnya melihat wajahnya karena topengnya, aku merasa dia sedang menatapku dengan mata menengadah.

[Ku-Kurasa mau bagaimana lagi…… A-Aku juga siap untuk itu.] 

[Unnn?] 

[Penginapan di sebelah sana…… Sekarang, biarkan insting kebinatanganmu menjadi liar dengan tubuhku…… ] 

[Bell, go!] 

[Gaaaahhhhh!] 

[Gyaaaahhhh!? Bisakah kau tidak mengirim binatang sungguhaaaaan!?] 

Alice, yang hendak mengatakan hal bodoh lagi, diterkam oleh bel lagi. 

[…… Tidak, serius…… Tolong berhenti menggunakan Behemoth sebagai tsukkomi. Aku mungkin akan terluka kalau terus begini.] 

[Sungguh menakjubkan bagaimana kau masih tidak terluka karena itu.] 

Dengan takjub, aku melemparkan tsukkomi ke Alice, yang bahunya naik dan turun. Sungguh, seberapa kuat dirimu? 

Bagaimanapun, sepertinya kejenakaan Alice sudah berakhir, jadi aku berbicara dengannya sambil menepuk Bell karena melakukan pekerjaan dengan baik.

[Ngomong-ngomong, ini masih terlalu awal tapi...... Apa kau ingin pergi makan malam?] 

[Eh? Kau akan mentraktirku !?] 

[...... Kau mendapatkan cukup uang untuk itu……] 

[Makanan yang berasal dari uang orang lain adalah yang paling enak!] 

[Kau benar-benar memiliki kepribadian yang baik ya…..] 

Senyum kecut pada Alice yang tidak terguncang sama sekali, aku berpikir untuk makan di suatu tempat….. ketika Bell melihat ke atas dan mengeluarkan geraman pelan. 

Saat aku menyadarinya dan menggerakkan tatapanku, sekelompok orang yang mengenakan armor indah…… orang seperti ksatria mendekati ke arahku. 

Ketika para ksatria mendatangiku, mereka semua berlutut dalam-dalam pada saat yang sama. 

[Kau adalah Miyama Kaito-sama, kan?] 

[Ah, ya…… ​​errr……]

[Kekaisaran Archlesia, pemimpin Ordo Ksatria Pertama…… Namaku Bard. Mohon maafkan kami atas ketidaksopanan kami yang tiba-tiba. Yang Mulia, Kaisar Archlesia ingin bertemu denganmu…… Jadi jika memungkinkan, akan sangat menyenangkan jika kau mengunjungi kastil…….] 

[Hah? Eh?] 

Mau tak mau aku membeku atas peristwa yang sangat mendadak ini. 

Yang Mulia, Kaisar….. Puncak negara ini ingin bertemu denganku? Mengapa? Aku sama sekali tidak mengerti situasinya. 

Saat aku tidak yakin bagaimana menjawabnya, Alice berlari di depanku. 

[Whoa, jika kau ingin mengundang Kaito-san, kau harus melalui aku, partnernya, dulu.] 

[………………] 

Sejak kapan kamu menjadi partnerku…… Meskipun aku dengan panik menelan kata-kata itu tenggorokanku.

Aku tidak akan bisa menjawabnya dengan baik pada saat ini, jadi jika Alice bisa bernegosiasi dengan mereka, itu akan sangat membantu…… 

[Hal pertama yang kita butuhkan adalah makan malam mewah!] 

[…… Bell, tutup mulutnya.] 

[Gaaruuuaaahhh!] 

[Hyyaaaahhhh !?] 

Aku menarik kembali apa yang aku katakan sebelumnya, menyerahkan ini pada Alice tidak akan menyelesaikan percakapan sama sekali. 

Untuk saat ini, aku mengesampingkan Alice dan setelah beralih ke Bard-san, aku meminta maaf. 

[Aku minta maaf karena menanyakan hal bodoh tapi…… errr, kenapa aku?] 

[Ya. Yang Mulia, Kaisar berkata bahwa “dia telah bertemu Miyama-sama sebelumnya”, dan ketika dia mendengar bahwa Miyama-sama ada di sini di negara ini, dia berkata dia ingin bertemu dengannya lagi.] 

[Kami pernah bertemu sebelumnya? E-Errr, maaf karena kurang informasi. Siapa nama, Yang Mulia Kaisar?]

[Ya, Nama Yang Mulia Kaisar adalah Chris…… Chris Dia von Archlesia.] 

Tapi aku tidak ingat nama itu sama sekali!? Apa kami pernah bertemu sebelumnya? Dimana itu? 

Aku belum pernah keluar dari Kerajaan Symphonia, jadi tidak mungkin aku akan familiar dengan nama Kaisar Chris itu. 

Namun, ini adalah undangan dari seorang dipuncak monarki...... Jika aku menolak ini, aku merasa akan merepotkan Lilia-san. 

[…… Ba-Baiklah. Aku akan menerimanya.] 

[Terima kasih banyak. Kalau begitu, kami sudah menyiapkan gerbong untuk membawamu ke sana.] 

Bard-san membungkuk dalam-dalam setelah mendengar kata-kataku, dan kemudian, membawaku ke sebuah gerbong yang jaraknya cukup dekat….. gerbong yang sangat mewah. 

Masuk ke dalam bersama Alice, seperti yang diharapkan, Bell tidak bisa naik ke kereta, jadi aku memintanya untuk mengikuti kami.

[Kaito-san…… Kau kenal dengan Yang Mulia, Kaisar? Serius, siapa kau sebenarnya……] 

[Tidak, aku tidak ingat bertemu dengannya sama sekali……] 

Menanggapi pertanyaan Alice, aku hanya memiringkan kepalaku. 

Setelah diguncang oleh kereta selama lebih dari sepuluh menit..... Kami tiba di sebuah kastil yang sangat, sangat besar yang siapapun pasti akan menyebutnya kastil kekaisaran. 

Kupikir aku akan disambut di sesuatu seperti ruang tamu, tetapi aku malah dibawa ke ruang resepsi yang besar, di mana beberapa pelayan dan kepala pelayan berbaris rapi di dekat dinding. 

Bingung diperlakukan seperti tamu negara, aku menunggu Yang Mulia, Kaisar datang…… Dan setelah beberapa menit, pintu di sisi jauh terbuka dan sesosok berpakaian mewah muncul.

[Selamat datang dan terima kasih sudah datang, Miyama-sama. Senang bertemu denganmu lagi.] 

[...... Eh? Arehh?] 

Melihat Kaisar yang memiliki senyum cerah di wajahnya, aku terpana. 

…… Aku memang pernah bertemu orang ini sebelumnya…… ​​Wajahnya terlihat sangat familiar. Namun, ya? Orang itu adalah Yang Mulia, Kaisar !? 

Tidak, tidak, itu tidak mungkin…… Maksudku, dia…… 

[…… ”kusir yang membawaku saat aku pergi makan barbekyu?”] 

[Ya.] 

[Eeehhhhh!?] 

Ibu, Ayah—— Untuk beberapa alasan, aku diundang oleh Yang Mulia, Kaisar untuk mengunjungi istana kekaisarannya, dan yang mengejutkanku—– Aku bertemu kembali dengan seseorang yang tidak kuperkirakan akan kutemui.


Next Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »

Comments