Isekai wa Heiwa deshita Chapter 102
Novel I Was Caught up in a Hero Summoning, but That World Is at Peace Indonesia
Chapter 102
[Ahh~~ kebahagiaan, aku berharap ini akan tetap seperti ini selamanya~~]
[Kau teledor sekali ……]
[Maksudku, aku tidak punya pilihan selain bekerja dengan rajin besok, jadi selagi aku bebas, biarkan aku meregang sayapku~~]
[Besok...... Jadi jika Shiro-san mengatakan itu padamu, itu akan menjadi prioritas utamamu?]
Sejujurnya, ini hanya waktu yang singkat sejak kami bertemu, tapi aku punya pemikiran orang seperti apa Fate-san.
Aku tidak bermaksud kasar, tapi menurutku dia bukan tipe orang yang akan melakukan pekerjaannya hanya karena dia dimarahi oleh bosnya sebentar.
Namun, dari cara dia berbicara barusan, sepertinya keputusan Fate-san untuk bekerja dengan rajin besok adalah kesepakatan yang sudah ditentukan, dan aku bertanya-tanya apakah itu karena orang yang memberitahunya adalah Shiro-san jadi aku menanyakan itu padanya. Fate-san yang berbaring melihat ke arahku sebelum dia berbicara.
[Benar sekali. Bagi kami para Dewa, perkataan Shallow Vernal-sama adalah mutlak. Kata-kata Shallow Vernal-sama didahulukan dari segalanya…… Jika kami tidak mengikuti kata-kata Shallow Vernal-sama dan mengecewakannya, kami akan kehilangan alasan keberadaan kami.]
[…………….]
[Shallow Vernal-sama adalah yang tertinggi dan yang absolut. Jika Shallow Vernal-sama menyuruhku untuk bekerja selama sisa hidupku, aku akan melepaskan emosi dan hasratku, dan terus bekerja sampai akhir hidupku…… Nah, begitulah dia bagi kami.]
Keseriusan bisa terlihat di wajah Fate-san saat dia mengatakan itu padaku tanpa ragu sama sekali.
Untuk para Dewa, Shiro-san adalah eksistensi absolut….. Aku bisa mengerti apa yang dia coba katakan, tapi saat aku benar-benar menyaksikannya seperti ini, aku kewalahan.
Fate-san memiliki ekspresi yang sangat serius di wajahnya, tapi dia langsung roboh di tempat tidur.
[Yah~ begitulah adanya. Sejujurnya, akan sangat bagus jika aku bisa mengabdi pada Shallow Vernal-sama........ bahkan jika aku mengundurkan diri dari jabatanku sebagai salah satu Dewa Tertinggi, itu akan baik-baik saja bagiku.]
[…… Huh……]
[ Jadi, Kai-chan, beri aku makan!]
[Jangan ini lagi……]
Tampaknya satu-satunya hal yang dia seriusi adalah Shiro-san, karena dia sama sekali tidak peduli tentang statusnya sebagai Dewa Tertinggi.
Maksudku, seperti yang dia katakan, dia tidak ingin bekerja kecuali dia disuruh.
[Yah, menurutku Kai-chan punya karakter! Jika aku bisa membuat Kai-chan mendukungku sepanjang hidupku, hidupku akan jauh lebih nyaman…… ah, tunggu sebentar……]
[Unnn?]
Aku tercengang oleh Fate-san yang masih bertingkah sama Seperti biasa ketika dia dengan percaya diri memintaku untuk menghidupinya, tetapi saat berbicara, sepertinya dia memikirkan sesuatu saat ekspresi serius muncul di wajahnya.
[…… Jika aku cukup dekat dengan Kai-chan sehingga dia menghidupiku …… Maka itu juga akan membuatku menjadi teman Shallow Vernal-sama…… Itu akan membuatku tak terkalahkan…… Aku bisa menjalani hidup yang santai selamanya…… ]
[…… Ummm, Fate-san?]
[Namun, memperdalam persahabatan kita sambil mencoba menyelinap di bawah mata Dewa Ruang dan Waktu itu sulit dan memakan waktu…… Jika aku bisa menjadikannya fakta yang mapan…… Oke! Kai-chan! Ayo lakukan "fusion"!]
[Ap !?]
Sepertinya dia telah mencapai kesimpulan yang sangat berbahaya, dan mata Fate-san setengah terbuka berubah, menatapku sekarang seperti binatang buas.
Eh? Tunggu sebentar, bukankah situasi ini…… berbahaya?
[Aku adalah Dewa, jadi aku tidak bisa membuat bayi tapi…… itu hanya masalah kecil! Begitu kita menjalin hubungan, itu hanya akan mengarah ke satu jalan! Aku yakin Kai-chan tidak akan meninggalkanku!!! Aku yakin Kai-chan akan sangat memanjakanku!!!]
[Tu-Tunggu dulu, Fate-san !? Te-Tenanglah!]
[…… Aku tenang kok…… Aku sangat tenang…… tapi aku telah memutuskan! Aku akan memastikan Kai-chan akan menghidupiku!]
[Tapi matamu merah!?]
Senyuman menakutkan di wajahnya, dia mulai menggumamkan sesuatu yang bahkan lebih menakutkan saat Fate-san perlahan mulai mendekat.
Berpikir bahwa situasi ini buruk, aku mencoba berlari menuju pintu tapi... Kurasa aku mendengar suara kunci, dan ketika aku mendekati dan memutar pegangannya, kuncinya tidak terbuka sama sekali.
[Fufufu, naif sekali, Kai-chan…… Tidak mungkin kau bisa lepas dariku, Dewa Tertinggi, ketika hanya kita berdua di sini.]
[Be-Berhenti……]
[Ayo, Kai-chan! Sejujurnya, ini juga akan menjadi pertama kalinya bagiku…… tapi mari bersenang-senang!!!]
Seperti yang diharapkan, tidak peduli betapa busuknya Dewa Tertinggi, tidak mungkin manusia normal sepertiku bisa melarikan diri darinya.
Melihat Fate-san perlahan mendekatiku dengan senyuman menakutkan, pada saat itulah aku menyadari bahwa aku tidak bisa melarikan diri...... Sebuah tangan mengulurkan tangan dari sisiku dan meraih wajah Fate-san.
[Hah? Arehh? “Raja Dunia Bawah”?]
[………………]
[Eh? Kuro?]
Kuro, yang telah muncul sebelum aku menyadarinya, diam-diam meraih wajah Fate-san dan dengan mudah mengangkatnya dengan satu tangan.
Dan kemudian…… Kurasa aku mendengar semacam suara berderit.
[Gyyyaaahhhhh!? Itu menyakitkan!? Itu sakiiiiiiiiiiiiit!? Berhenti, kepalaku diremukkan! Itu akan dihancurkan!!!]
[…………………]
[Ginyyaaaahhhhh!? Itu akan meledak!!! Kepalaku akan meledak seperti buah yang matang!!!]
[…………………]
Tidak salah lagi….. Cakar Besi.
Fate-san, kau adalah Dewa Tertinggi, kan? Dengan gelar seperti itu, bukankah masuk akal jika kau memiliki kekuatan pertahanan yang sangat keteraluan…… dan baginya sampai berteriak seolah dia akan mati, seberapa kuat cengkeramannya!?
Kuro juga telah terdiam beberapa saat sekarang…… Mungkinkah, dia sangat marah?
Kuro tetap diam saat dia memegang wajah Fate-san dengan cakar besinya tetapi setelah beberapa saat, sesuatu seperti pusaran hitam mulai muncul di samping mereka.
Segera setelah itu, Kuro melepaskan cengkeramannya dan Fate-san jatuh karena gravitasi—– tapi saat dia jatuh, dia terlempar dengan kecepatan seperti peluru dan dikirim ke pusaran hitam.
Eh? Apa yang baru saja terjadi? Kuro…… Dia terlihat seolah baru saja mengirimnya terbang dengan telapak tangan terbuka tapi, apakah itu tamparan? Itu tamparan, bukan?
…… Fate-san baru saja terlempar dengan kecepatan yang menakutkan barusan…… Kuro, apakah telapak tanganmu sebenarnya adalah sebuah peluncur rudal?
Setelah Fate-san menghilang ke pusaran hitam, mata tajam Kuro menatapku sebelum dia bergumam.
[...... Aku akan mendisiplinkannya sebentar.]
[...... Ah, ya.]
Setelah mengatakan itu, Kuro memasuki pusaran hitam, dan pusaran ini menghilang seolah-olah tidak pernah ada sejak awal.
Aku tidak tahu…… Rasanya Kuro lebih marah dari sebelumnya……
[…… Aku muintauaaafffff…… Aku tidak akan mengabaikan keinginan Kai-chan lagi dan mencoba melakukan hal-hal aneh lagi……]
[Ah, Iya. Terima kasih untuk itu.]
Sekitar setengah jam setelah pusaran hitam menghilang, Fate-san, yang terlihat seperti kain usang, kembali dipegang oleh Kuro.
Dan dari sana, dia segera berlutut di dogeza dan saat ini meminta maaf padaku sambil terlihat seperti dia hampir menangis.
Sesuatu yang sangat menakutkan mungkin telah terjadi padanya... Sepertinya berbagai situasi genting terjadi di hadapanku.
[Yaampun! Fate-chan, aku benar-benar tidak bisa lengah terhadapmu huh…… Jika kau pernah melakukan itu lagi tanpa persetujuan Kaito-kun…… Aku akan “menghancurkan” mu, lho?]
[Hiiiihhhh!? Mengerikan!? Eh? Tu-Tunggu…… Kemana perginya “Raja Dunia Bawah yang Penuh Kasih” itu!? Aku hanya bisa melihat ogre disini!?]
[...... Unnn?]
[Ya! Maafkan aku! Itu tidak akan terjadi lagi!]
Ketika Kuro, yang sepertinya amarahnya belum reda, melirik Fate-san yang sedang membuka mulutnya lagi, Fate-san gemetar seperti anak domba yang baru lahir dan meminta maaf.
Ibu, Ayah—— Fate-san benar-benar setia pada keinginannya, dan untuk itu, dia hampir ditelan oleh ledakannya. Bagaimanapun juga, baginya sampai ketakutan begitu…… Serius, di balik pusaran hitam itu—— Apa yang sebenarnya terjadi?
[Ah, Iya. Terima kasih untuk itu.]
Sekitar setengah jam setelah pusaran hitam menghilang, Fate-san, yang terlihat seperti kain usang, kembali dipegang oleh Kuro.
Dan dari sana, dia segera berlutut di dogeza dan saat ini meminta maaf padaku sambil terlihat seperti dia hampir menangis.
Sesuatu yang sangat menakutkan mungkin telah terjadi padanya... Sepertinya berbagai situasi genting terjadi di hadapanku.
[Yaampun! Fate-chan, aku benar-benar tidak bisa lengah terhadapmu huh…… Jika kau pernah melakukan itu lagi tanpa persetujuan Kaito-kun…… Aku akan “menghancurkan” mu, lho?]
[Hiiiihhhh!? Mengerikan!? Eh? Tu-Tunggu…… Kemana perginya “Raja Dunia Bawah yang Penuh Kasih” itu!? Aku hanya bisa melihat ogre disini!?]
[...... Unnn?]
[Ya! Maafkan aku! Itu tidak akan terjadi lagi!]
Ketika Kuro, yang sepertinya amarahnya belum reda, melirik Fate-san yang sedang membuka mulutnya lagi, Fate-san gemetar seperti anak domba yang baru lahir dan meminta maaf.
Ibu, Ayah—— Fate-san benar-benar setia pada keinginannya, dan untuk itu, dia hampir ditelan oleh ledakannya. Bagaimanapun juga, baginya sampai ketakutan begitu…… Serius, di balik pusaran hitam itu—— Apa yang sebenarnya terjadi?
Next Post
« Prev Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »
Next Post »
Comments
Post a Comment