Clearing an Isekai with the Zero-Believers Goddes Chapter 116

Clearing an Isekai with the Zero-Believers Goddess – The Weakest Mage among the Classmates Indonesia
Chapter 116 Takatsuki Makoto diajari oleh Dewi tentang pakta


"Selamat pagi, Pahlawan populer-kun."

Aku ada di tanah karena suatu alasan, dan ketika aku membuka mataku, Noah-sama tepat di depan mataku.

Rambut perak Noah-sama yang panjang dan berkilau mengalir tepat di dekatnya seperti air terjun.

"Selamat pagi, Noah-sama." (Makoto)

Aku bangkit dan berlutut.

"Fufu, kau akhirnya menjadi seperti pahlawan." (Noah)

"Diserang oleh Lucy dan Sa-san itu seperti Pahlawan...?" (Makoto)

Aku merasa itu berbeda.

Tapi Noah-sama mengarahkan mata heran seolah melihat makhluk aneh.

"Kenapa kau sangat stoic, Makoto? Ada gadis-gadis imut yang sangat mencintaimu, tetapi kau tidak menyentuh mereka sama sekali. Apakah kau homo?" (Noah)

"Kau bisa membaca pikiranku, jadi kau harusnya tahu bahwa bukan itu masalahnya." (Makoto)

Apa yang dikatakan Dewi ini?

"Tapi kau adalah misteri, Makoto. Kau suka cewek, dan memiliki minat pada hal-hal cabul, namun, kau tidak bertindak sama sekali. Hei, tipe cewek seperti apa yang kau sukai, Makoto? ” (Noah)

Noah-sama dengan licik mengarahkan pandangan sombong padaku.

Bisakah kau berhenti membuatku mengintip payudaramu?

'Haah', aku menghela nafas.

Tipe cewekku, ya.

Ketika aku memberi tahu Sa-san di masa lalu, dia menjadi takut karenanya...

Sementara aku bertanya-tanya bagaimana aku harus menjelaskannya, Noah-sama membuat ekspresi aneh.

"Eeeh, seorang putri yang ditangkap oleh seekor naga? Seberapa dalam fantasimu? ” (Noah)

"Tolong jangan lompati dialog dengan membaca pikiranku!" (Makoto)

Ini adalah dunia fantasi literal!

Tidak apa-apa  kan?!

Itu tidak mustahil sekarang!

"Makoto, yang kau butuhkan adalah kawan kuat yang akan bertarung bersamamu, dan orang-orang dengan kekuatan politik. Hargai Lucy-chan, Aya-chan, dan Sofia-chan." (Noah)

"Itu, yah... aku tahu." (Makoto)

"Pertama-tama, seorang putri yang ditangkap tidak ada gunanya. Putri pink dengan karakter utama plumber itu hanya dekorasi, kan? ” (Noah)

"…Ya." (Makoto)

Aku melihat Dewi di depanku yang dipenjara di Kuil Laut Dalam, dengan mata dingin.

"A-Ada apa... dengan mata itu?" (Noah)

Kata-kata itu mencerminkan dirimu juga tau.

Juga, apa yang kau katakan berbahaya (dalam arti legal).

“Awalnya, meskipun aku seorang Pahlawan, aku masih belum bertarung melawan musuh seperti Raja Iblis tahu? Hal-hal seperti itu dilakukan di akhir, kan? ” (Makoto)

"...Kau seorang gamer sampai ke tulangnya." (Noah)

Dia berkata 'sungguh menyedihkan' dan mengangkat bahu.

Apa, kau punya masalah?

“Aku tidak memberi rasa respek soal membuat gadis menungu terlalu lama tau? Jangan salahkan aku jika mereka akhirnya dicuri.” (Noah)

"Jangan katakan hal-hal seperti itu." (Makoto)

Itu memang menakutkan.

Apakah aku terlalu ragu-ragu?

"Yah, baiklah. Ngomong-ngomong, kau memiliki sesuatu untuk ditanyakan kepadaku, bukan? ” (Noah)

Topik berubah.

Aku tentu memiliki banyak hal untuk ditanyakan kepadanya.

Pertama…

"Undine tidak muncul sama sekali..." (Makoto)

Meskipun aku memanggilnya setiap hari, tidak ada reaksi sama sekali.

Apa yang terjadi di Highland?

“Bukankah aku sudah memberitahumu? Kau biasanya membutuhkan 1.000 Kemahiran Air jika kau ingin memanggil Undine-chan. Yang sebelumnya adalah karena kau bermasalah, jadi Undine-chan membuat pengecualian dan membantumu." (Noah)

"Maksudmu aku beruntung?" (Makoto)

“Sederhananya, ya. Tetapi kau disukai oleh para Roh, jadi kupikir mereka akan membantumu lagi jika kau dalam masalah. Namun, jika kau bersikap lunak dan berpikir mereka akan datang menyelamatkanmu setiap saat, kau jelas salah
. Roh itu aneh. " (Noah)

Hmm, jadi aku tidak bisa menambahkannya dalam strategiku, ya.

Hanya karena aku belajar Sihir Charm bukan berarti aku bisa memanggil Undine kapan saja aku mau, ya. Sayang sekali.

"Lalu... mengapa aku bisa melihat Roh Api baru-baru ini?" (Makoto)

Ketika aku mengatakan itu, wajah Lucy muncul di pikiranku.

"Aah, kau berbicara tentang waktu ketika kau mencium Lucy-chan. Itu mengerikan, Makoto." (Noah)

"...Benar.." (Makoto)

Aku menjadi bersemangat karena aku berhasil melihat Roh Api.

Aku telah merenung.

"Alasan mengapa kau bisa melihat Roh Api adalah karena 
pakta." (Noah)

"P
akta?" (Makoto)

Aku belum melakukan 
pakta dengan Lucy?

Furiae-san bisa kumengerti karena aku membuat 
pakta dan menjadi Ksatria Pengawal-nya.

"Ini tidak seolah hanya ada satu jenis 
pakta." (Noah)

Mengatakan ini, Noah-sama menjentikkan jarinya dan sebuah papan tulis muncul.

Mode guru wanitanya, ya.

Ah, bahkan pakaiannya diganti.

"Yang pertama, kau dan aku membuat pakta Dewa dan Penganut. Aku mendapatkan penganut, dan kau mendapatkan harta suci dan Skill Pengguna Roh. ” (Noah)

"Tentu saja aku ingat itu, Dewa Jahat-sama." (Makoto)

"Hukuman Ilahi!" (Noah)

Aku menerimanya.

Noah-sama menulis di papan tulis 'Pakta Dewa dan Penganut'.

“Selanjutnya, kau menjadi Pahlawan yang Ditunjuk Negara. Ini adalah Pakta Ketenagakerjaan. kau menjadi Pahlawan Negara Air, Rozes, dan mendapatkan dukungan dalam pakaian, makanan, dan perumahanmu. Majikanmu adalah keluarga kerajaan Rozes. Atau lebih tepatnya, Sofia-chan. ” (Noah)

"...Ini agak mengingatkanku pada seorang salaryman." (Makoto)

“Kau dulu murid, Makoto. Kau mungkin akan bekerja di perusahaan ketika sudah dewasa." (Noah)

Pada akhirnya, aku dipekerjakan sebagai Pahlawan (Salaryman) di dunia ini, jadi terbentuklah takdir...?

“Aku tidak akan membalas setiap pernyataanmu, oke? Ketiga, Pakta Ksatria Pengawal yang kau miliki dengan Furiae-chan. Kau memikul tugas melindungi Oracle Bulan, dan mendapatkan Skill Sihir Charm.” (Noah)

"Namun saat ini hanya cukup efektif untuk memanggil kucing." (Makoto)

"...Yah, berkerja keras dan latihlah." (Noah)

Noah-sama dengan pernyataan bodoamat!

Apakah aku dapat mengendalikan Griffons atau sesuatu pada akhirnya?

Aku merasa sebaiknya lebih cepat meminta Furiae-san untuk melakukannya.

"Jadi, yang keempat. Pakta Cinta dengan Lucy-chan.” (Noah)

"Hmm?" (Makoto)

Sebuah kata aneh tiba-tiba muncul.

Pakta Cinta?

"Apa yang kau katakan? Berciuman adalah bukti hubungan yang romantis, bukan? Bahkan di duniamu, ketika kau menikah, kau melakukan sumpah 
ciuman, kan?." (Noah)

Noah-sama mengatakan seolah-olah itu adalah hal yang paling alami.

"Aku belum pernah ke pernikahan." (Makoto)

"Kau bisa melihatnya dalam drama!" (Noah)

Aah, ya, kupikir aku pernah melihatnya... atau mungkin... tidak?

Tunggu, hm? Itu berarti…

"Maksudmu, Lucy dan aku dalam hubungan romantis sekarang?" (Makoto)

"Pada saat kalian berciuman, itulah yang dilihat, dan para Roh memberkatimu." (Noah)

Be-Begitukah ?!

"Ngomong-ngomong: Pacaran -> Tunangan -> Menikah. Kekuatan pakta meningkat dalam urutan itu." (Noah)

Noah-sama menyeringai dengan sikap yang sugestif.

"Jika kau menikahi Lucy-chan, kau akan bisa menggunakan Skill Roh Api sesuai keinginanmu!" (Noah)

"Cara mengatakan itu sangat mengerikan!" (Makoto)

Kedengarannya seperti seseorang yang menikah untuk mendapatkan uang! Ini adalah jenis pernikahan yang sangat buruk!

"Tapi dalam kondisi saat ini, kau harus mencium Lucy-chan setiap saat untuk melihat Roh Api, tahu?" (Noah)

Noah-sama mengatakan hal jahat dengan ekspresi imut.

Aku mencoba membayangkan situasi itu.

'Hei, Lucy, aku ingin berlatih dengan Sihir api hari ini, jadi tolong pinjamkan bibirmu padaku. Jangan khawatir, hanya setengah hari tidak apa-apa '.

"Itu tidak baik!" (Makoto)


Aku mengtsukomi dengan kekuatan penuh pada diriku sendiri.

Ada apa dengan itu?

Aku akan membuat pantatku ditendang oleh Sa-san!

Aku juga bisa dengan mudah melihat Furiae-san menatapku seolah sampah.

"…Tidak. Aku harus menyerah pada Roh Api.” (Makoto)

"Kau juga bisa menikahi Lucy-chan, tahu?" (Noah)

“Kami bahkan belum memulai kencan. Apakah kau idiot, Noah-sama?” (Makoto)

"Kejam sekali!" (Noah)

Tidak, akulah yang idiot.

Tidak ada yang mudah.

Aku harus terus membaik seperti yang kulakukan sampai sekarang.

...Kemahiranku belum meningkat sama sekali akhir-akhir ini.

Noah-sama meletakkan tangan di kepalaku.

"Kau baik-baik saja, Makoto. Kerja bagus, kerja bagus.” (Noah)

"...Uhm, terima kasih." (Makoto)

Untuk apa aku dipuji?

"Selanjutnya adalah Sofia-chan. Bahkan jika dia mendekatimu, jangan grogi." (Noah)



TLN : Hmmm... gw bingung harus make kata apa disini... Maksudnya pas Sofia deketin dia makoto harusnya ikutan maju....


"Itu yang kau bicarakan ?!" (Makoto)

Dengan 'Kau baik-baik saja', maksudmu dengan hubungan wanitaku?

"Sampai jumpa ~." (Noah)

Noah-sama menghilang dengan senyum cerah.

(... Apa yang harus kulakukan?) (Makoto)

Aku merasa kekhawatiranku meningkat setelah berkonsultasi dengan Noah-sama.

◇◇

"....."

Ketika aku bangun, aku sendirian.

Lucy dan Sa-san pasti sudah bangun.

Sekarang aku berpikir tentang itu, kami dirapal dengan Sleep Cruse dari Furiae-san yang marah tadi malam, ya.

Aku keluar untuk mencuci muka.

(...kupikir Furiae-san masih akan marah.) (Makoto)

Di ruang tamu, jadi jika dia bangun, dia harusnya ada di sana.

Di ruang tamu, tidak hanya Furiae-san, tapi Lucy dan Sa-san juga.

"Selamat pagi ~." (Makoto)

""?! ""

Ketika aku berbicara, Lucy dan Sa-san bereaksi berlebihan saat mereka melihat ke belakang.

“MM-Makoto ?! SS-Selamat pagi! A-aku punya rencana untuk main dengan Emily hari ini!” (Lucy)

“TT-Takatsuki-kun! Selamat pagi! Ha-Hari ini aku akan pergi ke tempat Nina-san, oke?! ” (Aya)

Keduanya pergi dalam sekejap tanpa memberiku kesempatan untuk mengatakan sesuatu kembali.

(Eeeeeh ~.) (Makoto)

Apa? Apa itu tadi?

Apakah mereka membenciku sekarang?

Apakah itu karena aku ragu-ragu seperti yang dikatakan Noah-sama?

Tanpa sadar aku berdiri di sana dan...

"Kau tidak akan makan, ksatriaku?" (Furiae)

"Apa yang terjadi pada mereka berdua...?" (Makoto)

Aku merasa cemas, jadi aku mencoba berkonsultasi dengan Furiae-san yang menyodok salad seolah-olah sedang dalam suasana hati yang buruk.

“Keduanya memegang kepala mereka sambil mengerang bahwa mereka terlalu berlebihan kemarin. Mereka mengatakan mereka tidak bisa melihat wajahmu. Mereka berdua imut, bukan?” (Furiae)

"Jadi bukannya aku dibenci..." (Makoto)

"Apakah kau idiot? Jika kau masih setengah tidur, kau harus mencuci muka.” (Furiae)

Dia menjawab dengan nada seolah benar-benar kagum.

Aku senang bukan karena mereka membenciku.

“Pergi saja dengan mereka berdua. Kau pria yang sangat menyedihkan. ” (Furiae)

Aku langsung di marahi kiri-kanan pagi-pagi begini.

"...Ya, aku sedang memikirkannya." (Makoto)

“Kau benar-benar bertele-tele. Yah, bertunangan dengan lebih dari 20 orang juga orang yang menyebalkan. ” (Furiae)

"..."

Dia tidak mengatakan siapa itu.

Cinta Furiae-san penuh dengan masalah.

"Ngomong-ngomong, ksatriaku, Kau selalu menggunakan Sihir Charm?" (Furiae)

"Eh?" (Makoto)

Dia mengatakan sesuatu yang aneh.

"Tapi aku tidak melakukannya." (Makoto)

"Lihat di cermin." (Furiae)

Aku melihat cermin sambil memiringkan kepalaku.

Mataku melepaskan oranye redup. 


TLN : Hmmmmm.... Udah curiga sih gw......


"Eh? A-Apa? ” (Makoto)

Aku sama sekali tidak sadar.

Bukankah ini buruk?

"Yah, dengan Sihir Charm tingkat itu, itu hanya akan mempengaruhi hewan kecil." (Furiae)

Itu tidak buruk sepertinya.

"Tapi untuk orang-orang yang sudah mencintaimu, dan di malam hari ketika Sihir Bulan lebih kuat, itu mungkin menunjukkan efek, jadi berhati-hatilah." (Furiae)

"Itu jelas buruk kalau begitu!" (Makoto)

Mungkinkah itu mempengaruhi Lucy dan Sa-san tadi malam?

"Apa yang harus dilakukan... Aku harus meminta maaf kepada Lucy dan Sa-san." (Makoto)

“Tidak apa-apa? Mereka malu, tetapi mereka tampak bahagia tahu? Mereka mencintaimu sejak awal, jadi kau cukup memberi mereka dorongan. Itu tidak terlalu buruk. " (Furiae)

Ugh... tapi fakta bahwa itu melalui sihir Charm agak...

Tidak, aku senang kami tidak melewatinya dalam keadaan itu.

"Kalian benar-benar plin plan. Kalian seharusnya bersama saja. ” (Furiae)

Furiae-san sangat jujur ​​tentang hal itu.

"Tapi kau menghalangi kemarin." (Makoto)

“Harusnya tenang sedikit! Aku bisa mendengar semuanya! " (Furiae)

Ah iya.

Benar, mendengarnya memang menyebalkan.

“Aku akan berjalan keliling kota. Sampai jumpa, ksatriaku.” (Furiae)

Furiae-san selesai sarapan dan mengatakan ini.

"Eh? Tunggu, aku akan pergi denganmu. ” (Makoto)

Aku mengatakan ini sebagai Ksatria Pengawalnya-nya.

“Aku baik-baik saja sendirian. Aku tidak akan pergi ke luar kota. " (Furiae)

"Tapi aku dengar ada banyak pria yang membidikmu, Putri..." (Makoto)

Wanita bangsawan yang baru saja datang ke Makkaren.

Ada desas-desus bahwa dia adalah kecantikan yang menakutkan yang telah merebut hati para lelaki Makkaren.

Seorang gadis seperti ini berjalan sendirian...

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Di reruntuhan Laphroaig, ada segunung orang yang akan mencoba menyerangku. Dibandingkan dengan itu, di kota ini, yang paling mereka lakukan adalah mencoba untuk menggoda. Sungguh mudah. Tidak ada yang bisa menyentuhku dengan Sihir Charmku.” (Furiae)

"…Apakah begitu." (Makoto)

Setiap bagian tentang masa lalu Furiae-san itu berat.

Dia pergi dengan langkah ringan.

Aku mulai makan sarapan yang kemungkinan besar disiapkan oleh Sa-san.

Aku mencuci piring dengan sihir air.

Omong-omong, deterjen itu dari Perusahaan Fujiwara.

Nama produknya adalah Mokyutto.

... Aku tidak bisa mengatakan apa-apa untuk arti namanya.

Aku sendirian di rumah, jadi aku memutuskan untuk pergi keluar.

(Haruskah aku berlatih hari ini...? Atau mungkin pergi menemui Lucy dan Sa-san?) (Makoto)

Aku berjalan keliling kota sambil memikirkan itu, dan kemudian kuperhatikan.

(Ada banyak orang yang belum pernah kulihat sebelumnya...?) (Makoto)

Aku telah berada di Makkaren selama lebih dari 1 tahun.

Itu mungkin tempat yang cukup besar, tapi setidaknya aku tahu wajah orang-orang di lingkungan ini.

Makkaren memiliki banyak petualang, jadi ada banyak wajah baru.

Tetapi orang-orang di sini berbeda.

Mereka bukan petualang.

(Mereka terlihat seperti warga negara biasa, tetapi mereka bukan warga negara yang telah lama berada di sini...) (Makoto)

Mereka mungkin hanya orang yang pindah ke sini.

Meski begitu, ada banyak.

Juga, aku merasa tatapan diarahkan padaku.

Mungkinkah mereka dari Gereja Ular...?

Aku harus berkonsultasi dengan Fuji-yan.

Sementara aku memikirkan itu...

* Kan kan kan kan *

Suara bel seperti pada waktu itu di Symphonia berdering.

Ketegangan membentang di kota.

Hm? Aku tidak berpikir ada sesuatu seperti itu ketika aku di sini.

"Monster telah muncul!"

Suara para penjaga yang berjaga-jaga bergema.

Warga segera bereaksi terhadap suara itu dan bersembunyi di rumah mereka.

Aku bisa sedikit membaca dari wajah mereka bahwa mereka berpikir 'Lagi? Menyusahkan'.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Makkaren yang damai telah menjadi berbahaya...



Next Post
« Prev Post
Previous Post
Next Post »

Comments